Kedua laki-laki sejak pukul 06.00 sudah berada di depan gerbang, menunggu kedatangan seseorang di sana. "Ah, gue masuk ke kelas dulu, ya? Capek dari tadi berdiri di sini," ujarnya memasuki sekolah, walaupun belum mendapat persetujuan dari laki-laki di sampingnya.
"Mana sih? Kok belum kelihatan juga," decaknya sibuk mencari-cari seseorang yang ditunggu sejak tadi.
Seorang perempuan berambut pendek, dengan Hoodie berwarna putih, turun dari sebuah mobil. Perempuan yang ditunggu-tunggu oleh Devano, sejak pukul 6 pagi tadi. Akhirnya datang juga, setelah berdiri di depan gerbang sekolah selama 30 menit.
"Hai," sapanya mendekat.
Sial, kenapa dia udah dateng sepagi ini sih. Dia nginep di sekolah, apa gimana, batin Flora mencoba untuk tidak memedulikan kehadiran Devano, dan mulai memasuki halaman sekolah.
"Peri, tunggu dulu." Devano menarik tangan Flora, membuatnya berbalik.
"Gue udah bilang sama lo, Kak. Jangan panggil gue dengan sebutan itu lagi, kalo lo masih aja sebut gue peri, gue nggak akan mau bertemu sama lo," kecam Flora seraya menepis tangan Devano.
"Oke, gue janji nggak akan panggil lo dengan sebutan peri lagi," balas Devano.
Lantas, Flora kembali melanjutkan langkahnya, sembari membuang napas kesal. "Flo, lo udah simpan nomor gue?" tanya Devano, menyusul langkah Flora.
"Belum," jawab Flora tanpa memandang Devano sedikit pun, dan tetap berjalan di tengah kooridor ruang kelas.
Devano membasahi bawah bibirnya, dan langsung merangkul bahu Flora dari belakang. Supaya langkah kaki keduanya, sejajar dan berjalan beriringan. "Kak!" tegas Flora menoleh.
"Kenapa? Habisnya, lo itu jalannya cepet banget. Jadi, gue harus kaya gini, supaya lo nggak bisa lari dari gue," ucap Devano sambil mendekatkan bibir, pada telinga Flora.
"Tapi, nanti murid yang lain berpikiran macam-macam tentang kita, gue nggak mau kalo mereka mikir kita ada hubungan khusus," bantah Flora menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...