"
Papah sengaja minta Gavin buat kasih kalung itu ke kamu. Padahal, Haruto menitipkan kalungnya ke Papah, dan suruh Papah buat memberikannya ke kamu. Tapi, Papah nggak mau kalo kamu dekat apalagi sampai punya hubungan sama cowok ini. Jadi, Papah minta dia buat kasih kalungnya ke kamu, dengan syarat dia harus menjauh dari kamu, Clara!" terangnya.
"Papah, kenapa jahat banget sih. Papah nggak bisa, ya, sekali aja mendukung apa yang Clara suka dan apa yang Clara mau? Dari dulu, Papah nggak pernah setuju sama semua yang Clara pilih. Apa seburuk itu pilihan Clara? Apa Clara nggak boleh memilih, dan menyukai sesuatu? Bahkan, cita-cita Clara itu Papah yang pilih. Masa depan Clara itu Papah yang atur, sampai pasangan juga Papah yang tentukan."
"Apa Mamah sama Papah juga kurang memberikan kamu pelajaran dan fasilitas? Selama ini, kita berdua sudah kasih semuanya ke kamu. Dari pendidikan, sampai kebutuhan kamu. Tapi, kamu masih saja nggak menghargai itu semua. Mamah sama Papah kurang apa sih, Cla? Kita berdua sudah bekerja keras, berangkat pagi pulang malam cuman buat kamu dan Flora. Tapi, kenapa kamu sedikit pun nggak pernah menghargai itu?" sambar Carisha sudah terbawa emosi.
"Mamah sama Papah bekerja keras, memang buat Clara. Tapi, apa Mamah sama Papah pernah sekali pun tanya keadaan Clara? Apa Mamah sama Papah pernah perduli sama sekolah Clara? Mamah sama Papah itu cuman membiayai pendidikan Clara, mencukupi semua kebutuhan Clara. Tapi, nggak dengan kasih sayang dan perhatian. Sampai Clara dewasa, cuman itu yang nggak pernah Clara dapatkan dari kalian berdua. Dan, Clara nggak pernah meminta semua ini, Clara cuman mau waktu Mamah sama Papah, waktu yang selalu kalian berdua habiskan untuk berkerja, bekerja dan terus bekerja."
Reinald pun langsung mengangkat tangan kanannya. "Clara!" Namun, tangan itu tidak berhasil mendarat di pipi Clara. Sebab, Gavin membuka suara untuk berpamitan pulang. Sehingga, Reinald mulai menurunkan tangannya, dan membiarkan kepergian Gavin.
Clara mendekatkan diri pada Reinald. "Kenapa nggak jadi tampar Clara, Pah? Padahal, Clara udah terbiasa sama tamparan dari tangan papah, dan Clara juga semakin terbiasa sama kata-kata, menyakitkan yang selalu keluar dari mulut mamah."
"Mah, Pah, Clara cuman butuh kasih sayang. Bukan, kekayaan. Dan yang Clara butuhkan, itu selalu Clara dapatkan di luar bukan di dalam rumah ini. Jadi, itu alasannya Clara mencari cowok yang bisa membahagiakan Clara, bukan cuman sekedar jadi pasangan Clara. Clara juga mau bahagia, tapi bukan dengan semua ini, bukan dengan fasilitas, makanan, uang, gadget dan masa depan yang terjamin. Kebahagiaan Clara, cuman satu. Merasakan kasih sayang, dari orang yang benar-benar tulus mencintai Clara," tambahnya kemudian beranjak pergi, menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam kamar.
"Mamah sama Papah, itu sayang sama kamu, Clara!" seru Carisha memandang punggung Clara, yang sudah menjauh.
"Masa depan, itu nggak harus ditentukan sama orang tua 'kan? Gue sendiri yang akan menjalani masa depan itu, jadi gue yang berhak menentukan gimana nasib gue ke depannya," gumam Clara terduduk di atas tempat tidur, seraya memeluk boneka Shinchan milik Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...