120. Baby, I'm Going to be Your Happines

43 3 3
                                    

"Kak!!" teriak Flora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak!!" teriak Flora. Ketika Nichole membanting Devano ke tengah jalan, membuatnya terduduk di atas aspal.

Dengan wajah sangarnya, Nichole langsung mengangkat tongkat baseball yang memang sudah sejak tadi, berada di genggaman. Kemudian, dipukulkan ke arah rahang Devano cukup keras. "Agh!" rintih Devano posisi tubuhnya pun sudah berbalik.

Devano berusaha untuk merangkak, mendekati Flora. Supaya dapat membantu kakinya yang masih tertindih oleh motor, sehingga Flora langsung bisa melarikan diri. Sebelum geng Carantula, semakin membrutal, karena ia tidak ingin Flora terluka.

Namun, salah satu anggota geng Carantula yang berada di samping Flora, langsung menendang bahu kanan Devano. Sehingga, ia kembali terhuyung menjauh dari Flora. "Lo mau macem-macem sama kita, hah?!" laki-laki itu, mendekati Devano.

"Lo nggak akan bisa lari dari kita semua ngerti?" tanyanya dengan satu alis terangkat, seraya merogoh saku celana jeans yang ketat itu. Mengeluarkan pisau lipat dari dalam, lalu mencodongkan tubuh di hadapan Devano, untuk meletakkan pisau itu di bawah dagunya.

Nichole menghampiri laki-laki, yang berniat melukai Devano menggunakan pisau itu. "Tunggu dulu, bro! Jangan buru-buru, biar lebih asik kita pelan-pelan aja mainnya. Iya, nggak?" Sehingga, pisau itu pun langsung dimasukkan kembali ke sakunya.

"Kalian semua beraninya keroyokan! Dasar pengecut!" hina Devano tajam.

"Apa lo bilang?" tanya Nichole berlutut di depan Devano, dengan tongkat baseball yang berdiri tegak di sisinya.

"PENGECUT!" tegas Devano penuh penekanan. Menuai tawa Nichole, dan juga para geng Carantula yang lainnya.

"Kalo kita semua pengecut, terus lo sama geng lo yang sok hebat itu, apa? Pecundang?"

Devano diam, ia meremas aspal dengan kedua tangan yang sudah mengepal kuat. Akibat, amarahnya Devano langsung memukul rahang Nichole, sebagai balasan. Hingga, Nichole terjatuh ke aspal dan memegang rahangnya. Lantas, Devano bergegas berdiri.

"Habisi dia!!" seru Nichole melirik tajam, membuat sekumpulan laki-laki di sana mulai mengelilinginya.

Nichole berdiri, ia mengusap kasar rahangnya. Lalu, mengambil tongkat baseball yang tergeletak di aspal. Mengangkatnya setinggi bahu, tanpa Devano ketahui. Tongkat baseball itu langsung mengarah pada kepala bagian belakangnya, dengan hantaman yang cukup keras.

Sementara itu, Flora menutup kedua mata dalam sekejap. Ketika ia melihat Devano, yang mulai merasakan pusing, dan kehilangan keseimbangan. Buru-buru ia pun menarik kakinya, hingga akhirnya dapat terbebas dari motor itu. Meskipun, bagian mata kakinya tampak begitu perih dan nyeri. Ia terus mengusap-usap kaki, berharap bisa berjalan dan membantu Devano.

Bug!!

Flora langsung mendongak, pada saat mendengar suara keras itu. Ia sangat terkejut, melihat sekumpulan laki-laki di sana sedang memukuli Devano, yang keadaannya sudah tidak berdaya. "Kak," lirih Flora hendak menghampiri dan menolong, akan tetapi otaknya kembali berpikir. Ia lebih baik mencari bantuan, daripada menolong Devano seorang diri; sama saja menyerahkan diri, ke kolam buaya.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang