104. So That You Love Me?

7 4 0
                                    

Kring!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring!

Bel istirahat berbunyi, para murid di dalam kelas mulai berhamburan ke luar. Sehingga, membuat Devano mulai menjalankan sebuah rencana. Ia mendekati dua orang murid perempuan, yang tengah berjalan ke luar dari kelasnya.

"Lo mau jadi pacar gue nggak?" tanya Devano lantang, di hadapan kedua murid perempuan itu.

"Apa?" tanyanya balik, dengan bola mata membulat penuh.

"Iya, lo mau jadi pacar gue atau nggak?" Devano pun mengulang pertanyaannya itu, sehingga mereka berdua saling melempar pandangan, kemudian tersenyum bahagia.

"Lo beneran nembak gue?"

Devano mengangguk. "Kalo lo mau, tunggu gue di kantin, ya." Lantas, ia pun berjalan kembali sembari mengedipkan satu matanya.

"Udahlah, terima aja," bisik teman disebelah murid perempuan itu.

Langkah cepat Devano saat menuruni tangga, telah menghentikan seorang murid perempuan dari lawan arah. "Nama lo siapa?" Murid itu pun melepas earphone di kedua telinganya, lalu tersenyum lebar. "Sania, Kak, kenapa?"

"Mau jadi pacar gue nggak?" Pertanyaan yang terlontar untuk kedua kalinya, membuat murid perempuan itu mengangguk cepat tanpa keraguan.

"Tunggu gue di kantin, ya." Devano melanjutkan langkahnya, sementara murid perempuan yang memiliki nama Sania, terus memandang kepergian Devano dengan senyuman bahagia.

"Mimpi apa gue semalem, bisa jadi pacarnya kak Devano." Sania tertegun dengan pipi yang merona, ia berdiri tegak di antara anak tangga selayaknya patung.

Entah apa yang Devano perbuat kali ini, ia justru mengajak beberapa murid perempuan di sekolahnya, untuk berpacaran dengannya. Walaupun tanpa menyatakan perasaan, dan cinta. Para perempuan-perempuan itu tetap menerima ajakan Devano, dan melakukan perintahnya supaya berkumpul di kantin.

Sudah sekitar delapan murid perempuan, yang dijadikan pacar oleh Devano. Ia datang menghampiri mereka semua, ketika jam istirahat masih berlangsung. Sehingga, Keanu dan Bella yang masih berada di kantin pun terkejut.

"Van, lo emang udah nggak waras, ya."

"Iya, kalo Flora tau gimana?!"

"Justru itu bagus," balas Devano yang duduk di atas meja, dengan senyuman saat para cewek berada di sekelilingnya.

Clara yang baru saja datang ke kantin bersama Zoya, Ajun dan Gilang langsung terbelalak. "Vano, kenapa dikerubungi cewek-cewek kaya gitu?" tanyanya dengan kening berkerut, seraya duduk.

"Itu semua pacarnya Vano," jawab Keanu semakin membuat Clara terheran.

"Pacar?! Terus Flora dikemanain?" sambar Gilang.

"Bukannya Vano sama Flora nggak ada hubungan apa-apa, ya," ujar Keanu justru mendapat injakan dari kaki Bella di sebelahnya.

"Auh, sakit, Yang," keluh Keanu menatap bola mata Bella, yang mendelik kepadanya.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang