"Vin, Clara kenapa?" tanya Devano langsung terduduk di atas ranjang UKS. "Kenapa dia bisa pingsan?" tanya Devano lagi, saat Gavin membaringkan tubuh Clara di atas ranjang, samping Devano.
"Gue juga nggak tau," jawab Gavin singkat, sembari menutup setengah tubuh Clara menggunakan selimut. Lalu, mengambil minyak kayu putih pada kotak P3K.
"Ini 'kan hari Sabtu, jadi dokter yang jaga UKS libur," kata Devano.
Gavin hanya mengangguk saja, kemudian duduk di sebelah Clara. Mendekatkan minyak kayu putih yang sudah terbuka, pada kedua lubang hidung Clara. Tangan kanannya pun menyisir poni rambut Clara, yang menutupi mata.
"Mendingan lo panggil anak PMR aja, buat periksa Clara. Takutnya dia kenapa-kenapa 'kan," usul Devano mendapat gelengan dari Gavin.
"Gue bisa urus Clara sendiri, lo nggak usah khawatir." Kali ini Devano yang mengangguk, dengan tatapan yakin saat melihat Gavin sangat peduli pada Clara. Lalu, menarik tirai di pertengahan ranjang itu, dan kembali melanjutkan tidurnya.
"Ra, bangun," lirih Gavin mengusap kening Clara secara zig-zag, terasa begitu lembut usapan dari jarinya itu. Hingga mampu membuka kelopak mata Clara, yang kemudian mendapatkan tatapan hangat dari Gavin.
"Gavin?" Kedua alis Clara bertemu, saat ia menangkap keberadaan Gavin di dekatnya.
"Lo kenapa bisa pingsan?" Dengan raut datar, dan intonasi yang pelan. Gavin telah membuat bola mata Clara berputar, memandang seluruh ruangan itu.
"Gue di UKS?" Clara bingung, dua alisnya pun masih bertemu. Sehingga Gavin meletakkan jari telunjuk serta jari tengahnya, tepat di pertengahan alis Clara. Supaya kedua alis itu memisah, dan keningnya tidak berkerut.
"Lo pikir ini di hotel?" sahut Gavin, memandang Clara dari atas. Mendengar sahutan itu, Clara pun langsung mendongak.
"Lo udah gila!" bentak Clara tiba-tiba.
Gavin pun berdesis singkat, lalu turun dari ranjang itu. Dan, menaruh kembali minyak kayu putih di tempat semula. "Udah ditolongin, malah dituduh gila," gumamnya.
"Kenapa baru sekarang lo nolongin gue? Tadi, waktu gue minta bantuan lo. Lo malah pergi gitu aja, pasti pura-pura nggak denger 'kan?" omel Clara sudah dengan posisi duduk di atas ranjang.
Gavin mendekati ranjang itu lagi, sekaligus memandang Clara dengan jarak yang cukup dekat. "Kapan?" tanyanya dengan suara rendah.
Sehingga, Clara menelan ludahnya berat begitu menangkap sudut bibir Gavin, yang hampir mengulas senyuman. "Ya, tadi waktu gue lagi dihukum suruh bersih-bersih toilet sama pak Santoso." Bola mata Clara akhirnya beralih ke sisi lain, supaya tidak menangkap raut Gavin yang selalu datar, tetapi sesekali tampak keren.
"Jadi lo pingsan karena itu?" Clara mengangguk tanpa memandang Gavin.
"Eh, mau ke mana?!" tanya Clara tanpa sengaja bola matanya, kembali menangkap Gavin berlalu pergi dari UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...