"Kenapa ada dua handuk, sama cangkir teh?" Haruto mencurigai sesuatu di sana, ia melepaskan genggamannya pada tangan Clara. Lantas, ia menoleh. "Semalam, lo tidur di mana, Ra?"
Lagi-lagi, pertanyaan Haruto membuat Clara panik. Mulutnya bungkam seketika, bersama dengan ludah yang terus ia telan. Clara hanya diam, memandang Haruto di depannya. Enggan mengeluarkan sepatah kata pun, untuk menjawab pertanyaan itu.
"Semalam memang hujan," ujar Kevin keluar bersama dengan Keanu, Devano dan Gilang. Mereka sudah menggunakan seragam lengkap, tetapi hanya Kevin yang masih menggunakan pakaian santai; kaos oblong, dan celana jeans.
"Lo tidur di luar semalaman, Vin?" tanya Keanu menepuk bahu Kevin.
"Iya, gue terpaksa tidur di luar. Karena udah nggak ada tempat lagi di dalam, dan gue lupa belum menaruh handuk sama cangkir itu," kata Kevin lalu mengambilnya dan memasukkan ke dalam.
Haruto mengangguk, ia kembali menggenggam tangan Clara. "Semalam lo tidur di samping gue 'kan?" tanya Haruto lagi, sambil memasangkan helm di kepala Clara.
"Iya," jawab Clara singkat. Padahal, semalam ia tidak tidur. Karena semalaman suntuk, ia bersama dengan Kevin. Hingga akhirnya, ia harus menunggu fajar terbit; terduduk di kursi meja makan.
Haruto, dan Clara mulai berlalu pergi dari kost-an Keanu dan Devano. Keduanya menuju ke rumah Clara, untuk bersiap berangkat ke sekolah. Sedangkan, Kevin kembali ke rumahnya. "Makasih karena udah bolehin gue menginap di sini," ujar Kevin sambil menyalakan mesin motor sport-nya.
"Iya, sama-sama." Keanu yang sudah membonceng Devano, bergegas ke sekolah. Sementara, Gilang harus menjemput Ajun terlebih dahulu; seperti biasa.
Di tempat lain, Clara sudah sangat rapi mengenakan seragam. Bahkan, pagi ini ia masuk ke dalam rumah dengan sangat mulus. Karena kedua orang tuanya, tidak terlihat di dalam rumah. "Flo, gue berangkat sekolah dulu, ya," pamit Clara kepada Flora yang sedang menikmati sarapan pagi di meja makan seorang diri.
"Kak! Semalam, mamah sama papah bilang." Langkah Clara terhenti, ia berbalik memandang Flora.
"Katanya, mamah sama papah mau ada ujian kedokteran S2-nya. Di rumah sakit, yang ada di luar kota. Jadi, tadi malam mereka berdua langsung berangkat ke stasiun."
Clara tersenyum lebar. "Berapa hari?"
"Nggak lama, cuman lima hari." Mendengar itu, Clara langsung berjingkrak senang.
"Lima hari itu lama, bego!!" Clara terus melompat-lompat kegirangan, dan berlari ke luar dari rumahnya.
"Haru!!" teriak Clara, menyerbu tubuh Haruto yang sejak tadi berada di depan gerbang rumahnya.
Haruto sedikit terhuyung ke belakang, pada saat Clara memeluknya secara tiba-tiba. "Ah, Ra!!"
"Kenapa?" tanya Haruto bingung, tapi ia tetap membalas pelukan dari Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...