"CICAK!" seru Flora membuat seorang Clara langsung terbangun dari tidurnya, dengan sedikit teriakan dan kepanikan.
"Di mana cicaknya, hah? Di mana!!"
"Clara, lo udah bangun?" tanya Zoya bangkit dari duduknya, dan langsung mendekati Clara.
"Zoy, kok lo ada di sini?" Clara berdiri di atas tempat tidurnya, dengan bola mata membulat penuh.
"Gue tadi disuruh Flora buat mengerjakan semua tugas-tugas lo, jadinya gue ke sini." Clara bergegas turun dari tempat tidur.
"Flo, gue 'kan suruh lo buat mengerjakan semua tugas gue. Tapi, kenapa lo justru suruh Zoya?!"
Flora berdiri, sambil mengembuskan napasnya pelan. "Kak, gue nggak mungkin bisa mengerjakan semua tugas-tugas lo. Pertama, gue sama lo beda jurusan. Kedua, mata pelajaran lo lebih susah daripada mata pelajaran gue, karena lo 'kan udah kelas sebelas, Kak. Sedangkan gue masih kelas sepuluh, jadi gue minta Kak Zoya buat datang ke sini."
"Udahlah, Ra, gakpapa. Lagi pula, di sekolahan lo juga udah sering membantu gue 'kan? Jadi, sekarang gue ikhlas kok ngebantu sahabat gue sendiri." Zoya tersenyum, seraya meraih kedua tangan Clara.
Setelah itu, mereka bertiga pun mulai menyelesaikan beberapa tugas milik Clara. Vidio praktik menanam bibit kacang hijau akhirnya sudah terselesaikan, Clara mengirimkan tugas-tugasnya melewati handphone baru; pemberian dari Haruto. Lantas, Zoya pun beranjak pergi dari rumah Clara. Ketika semua tugas Clara, berhasil diselesaikan hari itu juga.
**
Hari berikutnya, Reinald memasuki kamar Clara cukup pagi. Sebelum Clara bangun dari tidurnya, ia lebih dulu mengambil handphone, laptop, kunci motor bahkan dompet Clara yang berisikan; kartu kredit, dan sejumlah uang.
Tanpa Clara ketahui, semua aset-aset berharganya sudah berada di tangan Reinald. Sisa dua hari lagi, waktu libur sekolah. Namun, selama dua hari itu Clara tidak bisa ke luar rumah, apalagi menghubungi teman-temannya.
"Pagi!!" seru seorang Flora yang berhasil membangunkan Clara dari tidurnya.
"Hobi banget bangunin orang pagi-pagi sih," decak Clara mengganti posisi tidur, dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
"Sarapannya udah gue bawa ke kamar, ya. Jadi, lo nggak boleh ke luar dari kamar. Kalo butuh apa-apa, teriak aja." Flora tersenyum, setelah meletakkan sebuah nampan di atas meja, yang penuh dengan roti lapis, dan segelas susu putih.
Pada saat suara pintu kamar tertutup, Clara berjingkat dari tempat tidurnya. "Sial! Hari ini, gue mulai menjalankan hukuman dari bokap sama nyokap. Sebenarnya gue senang, kalo dihukum di dalam kamar kaya gini. Gue bisa tidur seharian, main handphone, atau nonton drakor. Dan, gue nggak perlu pusing memikirkan Haru, dengan sikap possesive-nya itu!"
Clara mulai mencari-cari keberadaan handphone, bahkan laptopnya di atas meja belajar. "Di mana sih!" geram Clara tidak berhasil menemukannya.
"Jangan-jangan handphone sama laptop gue disita sama papah?! Ahhggg, sial!" Clara merasa frustasi, ia terduduk di tepi tempat tidur, sambil mengacak rambutnya brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...