Angin dingin, berhembus kencang. Bunga mekar, bertebaran di udara. Situasi ini, suasana ini, terlihat indah tapi terasa mencekam. Seseorang sedang mengeluarkan kemarahannya, menyalurkan emosinya, kegelisahannya, ketakutannya. Sepertinya tidak ada manusia yang berani melewati hutan itu, tapi Hanshui, dia berbeda.
Huayi : argh ... . (Melampiaskan kemarahannya)
Huayi baru saja merasa gagal, dia tidak berhasil menghasilkan bunga satu pun. Bagaimana dia bisa membentuk kekuatan untuk melindungi negerinya. Huayi hanya bisa menangis di tanah.
Huayi : kenapa aku hanya bisa menghancurkannya? Kenapa aku hanya bisa membuat bunga-bunga ini hancur? Bukan ini yang ku inginkan. Bukan ini yang ku harapkan. Bukan ... . (Mulai menangis)
Seketika rintik hujan turun menyadarkan dirinya. Hujan ... kenapa setiap kali dirinya menangis, hujan selalu turun. Siapa yang memintanya datang?
"Hhh, akhirnya aku menemukanmu, Xiaohua." Ucap Hanshui dalam hati. "Putri ... ." Panggilnya seraya mendekati Huayi.
Huayi : hah! Siapa di sana? (Segera menghapus airmatanya)
Hanshui : ini aku, Hanshui ... . (Mengulurkan tangan)
Huayi : kau! Apa yang kau lakukan di sini? Ibunda ... .
Hanshui : eh, tidak apa-apa ... jangan khawatir. Yang Mulia baik-baik saja, ada Xiaolu yang menjaganya. Aku memutuskan mencarimu. (Membantu Huayi berdiri)
Huayi : Pangeran, aku ingat ... aku tahu alasan kedatanganmu. (Menatap Hanshui)
Hanshui : benarkah? Kau tahu alasanku? (Tersenyum ambigu, antara ragu dan senang)
Huayi : kau ingin mengambil milikmu ... benar, kan?
Hanshui : milikku? Putri ... . (Ucapnya heran)
Huayi : tapi aku tegaskan! Kau harus memberiku waktu. Beri aku waktu untuk mengembalikannya padamu.
Huayi seperti sedang memohon tapi dia tidak terlihat seperti sedang memohon sama sekali, melainkan sedang bernegosiasi. Huayi tidak akan sudi untuk memohon.
Hanshui sepertinya mengerti maksud ucapan Huayi tapi dia tidak mau mengakuinya, karena bukan itu yang dia inginkan saat ini.
Hanshui : putri, kembalilah bersamaku. Yang Mulia menunggumu. Aku akan menjelaskan semuanya padamu. Kau pasti salah paham.
Huayi : salah paham?
~~~~~
Di Istana Bunga ...
Xiaolu : Yang Mulia jangan khawatir, Pangeran pasti akan menemukan Tuan Putri. (Mencairkan suasana yang dingin)
Huayue : hm, bukan itu yang kukhawatirkan ... . (Berkata seraya menatap jauh ke depan)
Xiaoqiao : Ratu, keadaan sudah mulai tenang sekarang. Sepertinya Putri juga sudah tenang. (Melihat situasi)
Huayue : hem ... . (Gumamnya)
Xiaolu tidak tahu harus berkata apa lagi, akhirnya dia mendekati Xiaolan dan berusaha mengajaknya bicara.
Xiaolu : Nona, apa kau sangat dekat dengan Tuan Putri? (Berbisik)
Xiaolan : tentu saja! Aku sudah lama bersama dengan Putri.
Xiaolu : oh, hehe ... lalu, apa Nona tahu apa yang Tuan Putri fikirkan?
Xiaolan : tentu saja aku tahu!
Xiaolu : lalu apa yang Tuan Putri fikirkan?
Xiaolan : tentu saja ... aih, apa yang ingin Tuan tanyakan? (Merasa terkecoh)
Xiaolu : aku hanya ingin tahu, bagaimana pemikiran Tuan Putrimu tentang Pangeranku? (Menggali informasi)
Xiaolan : heh! Itu rahasia. Tidak akan ku beritahu. (Memalingkan wajahnya)
Sepertinya Xiaolu menyesal mendekati Xiaolan. Ternyata tuan dan pelayannya sama saja.
Xiaoqiao : eh, Ratu ... Putri sudah kembali. (Melihat Putri di kejauhan menuju pintu masuk)
Huayue : hem, Xiaoqiao ... . (Memberi tanda)
Ratu memerintahkan Xiaoqiao untuk memberikan hukuman 20 pukulan pada Putri Huayi di depan pintu masuk.
Xiaoqiao : Yang Mulia, ini ... . (Ragu)
Huayue : cepat kerjakan!
Xiaoqiao : baik, akan hamba laksanakan. (Pergi dengan ragu)
Xiaoqiao ragu untuk melakukannya. Tapi perintah ini ... bagaimana dengan Putri? Apa yang harus dia katakan?
Huayi : Xiaoqiao, Ibunda memintamu untuk menjemputku?
Xiaoqiao : maaf Putri. Tapi, aku ... . (Memegang erat kayu ditangan)
Huayi : untuk apa kayu itu? (Melihat benda ditangan Xiaoqiao)
Xiaoqiao : Putri, maafkan aku ... mohon maafkan aku ... . (Berlutut)
Huayi : apa maksudmu?
Xiaoqiao : Ratu menyuruhku untuk memberimu hukuman 20 pukulan. Tapi, aku ... . (Tidak berani)
Huayi : heh, aku mengerti. Lakukan saja! Cepat dan selesaikan semua ini! (Berlutut dipintu masuk)
Xiaoqiao : putri ... ini ... . (Terkejut dan kembali berdiri)
Huayi : cepat lakukan! (Membulatkan tekad)
Hanshui : tunggu! ada apa ini sebenarnya? (Tanyanya tidak mengerti)
Xiaoqiao : Pangeran, kebiasaan Putri yang seperti ini, sudah sering dilakukan dan Ratu ... Ratu hanya ingin melihat Putri menjadi wanita yang dewasa. (Merasa sulit untuk menjelaskannya)
Huayi : cukup bicaramu! Lakukan saja! Pukul aku! Aku tidak akan mati. (Huayi asal bicara)
Xiaoqiao : putri ... . (Tetap ragu untuk mengangkat kayu)
Hanshui : kalian tunggu di sini, aku akan bicara pada Yang Mulia.
Hanshui dengan cepat melewati gerbang, menuju ruang utama. Sementara kedua gadis itu tetap menunggu.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of HanShui
FantasyHanShui ... Seorang pangeran dari Negeri Air di Benua TianKong. Dia adalah pangeran muda berusia 24 tahun yang ditugaskan untuk mencari kekuatannya yang hilang. Tapi, apakah benar kekuatan itu adalah milik nya? HuaYi ... Seorang putri dari Negeri Bu...