133. HaiYu & HuDie

5 1 0
                                    

Malam kedua perayaan festifal Negeri Api akan dimulai. Warna-warni cahaya langit malam sudah terlihat, begitu cantik dan memukau. Suasana begitu ramai dan sangat meriah dengan tabuhan suara gendang dan tiupan terompet yang sudah terdengar, begitu memanjakan telinga.

Para tamu undangan kembali menempati posisi mereka. Malam ini, mereka akan kembali dihibur oleh sang tuan rumah.

Raja dan Ratu Api sudah menempati kursi kebangsaannya. Begitu pula dengan Pangeran dan Putri Api. Mereka akan menyambut dan menghibur para tamu juga seluruh rakyatnya.

Pada saat ini, banyak sekali mata yang mengarah pada Meila. Entah apa yang terjadi, tapi Meila tidak memperdulikan mereka semua.

Dari tempatnya, Shuili memperhatikan Meila dengan teliti, memikirkan kemungkinan yang akan dilakukan oleh pihak Negeri Bunga. Dia juga mencari-cari keberadaan Hanshui karena sampai detik ini, dia masih belum tahu apa yang akan dilakukan Hanshui nantinya.

Sedangkan Erhuo, dia juga melihat ke arah Meila, tapi bukan untuk memperhatikannya. Dia sedang menantikan waktu di mana Huayi akan keluar untuk melakukan pertunjukan.

Sang Putri Api, Huomei ... dia sudah jengah memperhatikan arah pandang Shuili dan Erhuo karena semua tertuju pada Meila. "Hehh ... ." Menghela nafasnya dengan malas, memutar bola matanya dengan jengah.

Di sisi lain, Haiyu juga melihat ke arah Meila kemudian melihat pada Erhuo. Dia sedikit gelisah. Tidak ingin hal itu mempengaruhi dirinya.

Kemudian untuk putra dan putri Negeri Awan, mereka berdua terlihat sangat santai. Pandangan mereka merata melihat ke seluruh tamu yang hadir juga panggung besar yang ada di depan mereka.

Sudah dua puluh menit berlalu. Para tamu dan penonton lainnya sudah tidak sabar untuk menikmati acara malam itu. Akhirnya, suara penanda mulainya acarapun sudah terdengar. Acara akan dimulai.

Suara kembang api dan petasan kembali mengejutkan suasana. Cahaya langit kembali berkilau silih berganti. Pemandu acara akan mengumumkan sesuatu. Itu adalah waktu bagi para putri untuk tampil dan bagaimana mereka akan tampil. Lalu siapa yang akan memulai pertunjukan terlebih dahulu?

Ternyata, pertunjukan pertama akan dimulai oleh penampilan dari Putri Negeri Duyung, Haiyu. Kedua akan dilanjutkan oleh penampilan dari Putri Negeri Awan, Hudie. Ketiga akan ditampilkan pertunjukkan atraksi dari Negeri Air. Kemudian sebagai penutup acara malam itu. Putri Api dan Putri Bunga akan memberikan pertunjukkan yang sedikit berbeda dari dua putri sebelumnya. Apakah itu? Akan disebutkan di akhir acara.

Meila : apa? Apa maksud semua ini? Bukankah Huayi bebas untuk memilih jenis musiknya? Kenapa harus mengikuti pilihan mereka? Ini pasti ada yang tidak beres! (Fikirnya dalam hati)

Hongmei : tenanglah, Kak! Huayi pasti bisa memenuhi tantangan mereka. (Responnya melalui telepati)

Meila : heh, semoga saja ... .

Erhuo : apa? Apa-apaan ini? Apa adik Huayi tahu hal ini? Bagaimana kalau dia tidak tahu? (Fikirnya dalam hati, cemas)

"Heh, heh heh ... ." Tawa licik Huomei terdengar di telinga Erhuo. "Aku ingin melihat bagaimana kau akan mengatasi ini!" Gumamnya.

Tanpa disadari oleh Huomei, Erhuo menoleh menatap padanya dengan tajam. "Jadi ini ulahmu? Apa masalahmu dengan adik Huayi?" Tanyanya dalam hati.

Musikpun berganti, pertanda bagi Putri Duyung untuk mempersiapkan dirinya menuju panggung istana. Putri Haiyu berjalan, naik ke atas panggung dengan anggunnya. Malam ini, penampilannya terlihat sangat feminim. Semua terlihat senada dengan model hanfu dan hiasan bunga peoni juga beberapa tusuk rambut di atas kepalanya.

Haiyu menghela nafas, menenangkan diri dan bersiap mengambil posisi. Dia duduk dan mulai meletakkan jari-jarinya di atas alat musik di depannya. Ternyata, Haiyu akan memainkan guzheng sebagai persembahannya.

Ketika suasana mulai hening, Haiyu meyakini itu adalah saat bagi dirinya untuk memulai petikannya. Haiyu memulainya dengan memberikan senyum manisnya, menatap pada penonton lalu mulai fokus menatap pada guzhengnya.

Saat petikan pertama terdengar, seluruh yang hadir seolah tersihir oleh alunannya. Begitu bening, jernih dan merdu. Haiyu kembali fokus dan melanjutkan permainannya, terasa begitu menyatu dengan musiknya sendiri. Begitu juga dengan semua yang mendengarnya, mereka menikmatinya. Bahkan Erhuopun tanpa sadar sedikit memberikan senyumnya, dia menyukai alunan musiknya.

Haiyu dapat melihat senyum Erhuo dari pandangan ekor matanya, diapun ikut tersenyum senang, merasa puas karena sudah menghibur dan menyenangkan Pangeran Api. Dia sudah merasa cukup puas.

"Aahhh ... ." Desahan Hutian terdengar saat musik itu berhenti mengalun. Dia sedikit kecewa. "Hahh, sayang sekali permainannya sudah berakhir. Itu sangat indah. Dia sangat berbakat." Gumam Hutian yang diiringi dengan senyum manisnya.

"Cih, kau harus ingat untuk memujiku juga, nanti!" Ucap Hudie yang merespon pujian Hutian untuk Haiyu.

"Ohh, baiklah. Aku tidak akan lupa padamu." Hutian tersenyum menggoda adiknya.

Saat ini, Haiyu sudah kembali ke tempat duduknya, tapi tepuk tangan untuknya masih terdengar dengan riuh. Diapun menunduk hormat dengan memberikan senyum hangatnya. Berterima kasih atas pujian para penonton.

Waktu tak terasa berlalu. Berganti masa bagi Hudie untuk tampil. Penampilan Putri Hudie malam ini terlihat sangat berbeda. Dia mengenakan model pakaian yang sangat tegas, serasi dan selaras dengan sikap dirinya malam ini. Terlihat sesuai dengan posturnya yang tinggi dan sorot matanya yang tajam. Kemudian dia berjalan dengan begitu elegan, terlihat sangat dewasa. Meski tanpa senyum yang menghiasi sudut bibirnya, dia tetap terlihat mengesankan karena dipadu dengan sorot matanya yang tajam dan begitu menggoda.

Saat ini, Hudie mendapatkan sepasang kipas yang dia yakini akan digunakannya untuk menari mengikuti alunan musik yang ada. Diapun menghela nafas dengan santai dan berencana memanggil kupu-kupunya untuk ikut menari bersamanya. Menambah keindahan tariannya.

Tak lama, setelah musik iringan tari diperdengarkan, Hudie mengawali tariannya dengan merentangkan kedua tangannya yang memegang kipas. Pada saat itu pula, datanglah berbagai warna kupu-kupu yang menghampirinya. Mereka berpadu, sangat indah dan elok. Gerakannya begitu lemah gemulai, lalu hentakkan kedua kakinya yang lincah dan gerakan lehernya yang menawan. Kedua lengannya mengayunkan kipas dengan cekatan dan sesekali menerbangkan kipas sebagai tempat kupu-kupu hinggap berkerumun menghasilkan sensasi ilusi yang menyihir.

Tubuhnya meliuk dengan indah dan sekujur tubuhnya dihinggapi puluhan kupu-kupu. Kipasnya membuka dan menutup hingga memunculkan suara-suara yang lembut. Kupu-kupu bergejolak riang menikmati alunan musik juga ritme yang berdetak dari nafas Hudie sehingga menambah indahnya tarian Hudie.

Riuh tepuk tangan kembali terdengar dari para penonton yang merasa puas dengan penampilan para putri dari negeri lain. Mereka semua senang dan sangat terhibur, tidak mengira dapat menyaksikan festifal yang fenomenal itu.

Raja dan Ratu Api saling melempar senyum puas dari kursi mereka. Begitu juga dengan Pangeran dan Putri Api. Mereka tidak menduga dengan reaksi rakyatnya yang begitu antusias ikut merayakannya.

Waktu selanjutnya adalah masa istirahat dan perjamuan makan malam sebelum akan dilanjutkan oleh pertunjukkan Negeri Air.

Dalam masa santapan mereka, banyak senyum yang sanggup mengartikan aneka makna. Senyum Erhuo yang menandakan ketidaksabarannya akan kehadiran Huayi. Senyum Huomei yang menandakan trik dan rencana liciknya. Senyum Haiyu yang menandakan kelapangannya. Senyum Hudie yang menandakan keberhasilannya mendapatkan pujian sang kakak.

Sedangkan untuk Shuili dan Meila, mereka hanya cukup tersenyum seadanya. Mereka masih harus menunggu dan menyelesaikan pertunjukkan mereka.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang