147. MeiLa Menghilang

23 2 0
                                    

Di penginapan Qicha, semua orang sedang sibuk beraktifitas dengan pekerjaan mereka. Tapi, tidak untuk Shuili.

Di dalam kamar, Meila terbaring lemah karena terluka, sedangkan Shuili terbaring lemah karena kehilangan banyak energinya.

Lalu tiba-tiba, datang serpihan kelopak bunga yang berterbangan di udara. Entah angin dari mana yang telah membawanya datang ke kamar itu. Kemudian, bunga-bunga itu berkumpul dan membentuk sesosok yang nyata.

Sosok itu adalah Dewa Bunga. Dia kembali datang ke dunia manusia dan muncul untuk yang kedua kalinya dikarenakan putri-putrinya. Jika sebelumnya dia datang untuk Ronghua, maka saat ini dia datang untuk Meila.

Terhitung hingga saat ini, Ronghua masih juga belum sadarkan diri. Kemudian ditambah dengan Meila yang ikut terluka dan tak sadarkan diri. "Hehh ... ." Desah Baihua.

Baihua melihat Meila dengan teduh. Dia sedikit kecewa karena Meila membuka rahasia yang sebenarnya bukan miliknya kemudian ditambah dengan tindakan Hanshui yang tanpa pandang bulu hingga tega menindas wanita. Siapa yang harus dia salahkan dalam hal ini?

"Kau terlalu banyak bicara." Baihua berkata seraya menatap Meila. "Bagaimana aku harus mempertanggungjawabkannya pada ibumu?" Ucapnya kemudian.

Kemudian, Baihua menoleh melihat pada Shuili yang terbaring di sana. Dia menatapnya sejenak. "Ahh, kau ... ." Baihua nampak berfikir, kedua alisnya menyatu dan kembali menatap Shuili dengan serius. "Kau terlalu memaksakan dirimu. Kenapa harus seperti ini? Saatnya belum tiba untukmu."

Baihua mengangkat satu tangannya dan mengarahkannya pada Meila. Kemudian tiba-tiba saja, tubuh Meila menghilang dalam sekejap. Sepertinya Baihua telah memindahkannya kembali ke istananya. Itu hal yang sangat mudah baginya.

"Beristirahatlah! Tugasmu sudah selesai. Kau bahkan sudah menyelesaikan misi utamamu." Gumam Baihua seraya menghela nafas.

Setelah itu, Baihua memeriksa kondisi Shuili. "Uh!" Baihua terkejut. "Kau tidak waras!" Maki Baihua pada Shuili. "Untuk apa kau mengorbankan dirimu sendiri? Apa leluhurmu tidak pernah mengajarkanmu dengan baik?" Ucap Baihua kesal.

Baihua memang kesal. Shuili bukanlah manusia yang berada di bawah naungannya, tapi Shuili sudah mengorbankan energinya untuk putrinya. Walaupun Baihua mengetahui siapa identitas Shuili yang sebenarnya, dia tetap tidak bisa mengambil keputusan sepihak.

"Longlan, apa kau akan memaafkan aku?" Fikir Baihua dalam benaknya.

Baihua kembali mengangkat satu tangannya kemudian mengarahkannya pada Shuili, tapi tidak ada yang tahu dan entah apa yang telah Baihua lakukan padanya.

"Fikirkan saja dirimu. Aku pergi. Jaga dirimu!" Ucap Baihua yang seolah sedang berpamitan pada Shuili.

Baihua kemudian menghilang dengan bayangannya. Sepeninggalnya, kamar itu kembali hening seperti semula, tanpa Meila ada di sana. Shuili dan Xiaolupun kembali sadar secara perlahan.

"Uhh ... ." Shuili mengigau. Sepertinya dia masih lemah.

Di luar pintu, Xiaolu tersadar dan membuka matanya. "Eh, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tertidur di sini?" Xiaolu melindur. Sepertinya dia belum ingat dengan kejadian sebelumnya.

Sejenak Xiaolu memutar otaknya untuk berfikir dan mengingat-ingat. "Hh, tadi itu ... aku ... akh, Pangeran Shuili!"

Xiaolu segera bangkit berdiri dengan tegak dan menghadap pintu. Dia juga mengatur nafas dan memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu. "Pangeran Air, ini aku Xiaolu. Apa Anda di dalam sana?" Tanya Xiaolu yang kemudian merasa bodoh sendiri. Tentu saja Shuili berada di dalam sana, bukankah itu memang kamarnya.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang