43. ShuiLi & HuaYan

13 3 1
                                    

Di tempat lain ...

Longlian : Kak ... apa kau akan membiarkan ini begitu saja? (Tiba-tiba datang dan marah)

Longlan : hh ... apa maksudmu?

Longlian : putramu!

Longlan : Longlian!! Jaga ucapanmu! Jangan bicara sembarangan! (Menatap tajam pada Longlian)

Longlian : huhh! Aku tidak percaya ini ... . (Bertolak pinggang)

Longlan : obati saja lukamu ... kau terluka ... . (Longlan berdalih)

Longlian : huhh, ini semua salahmu. Aku tidak mengira kau mendukungnya. Ini konyol!

Longlan : cukup! Lakukan saja tugasmu!

Longlian : perjanjian ini tidak masuk akal! Huhh ... . (Mengeluh dan pergi)

Longlan : hehh ... putraku, aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbananmu ... . (Mendesah, mengingat masa lalu)

~~~~~

Siang itu ... rombongan Hanshui kembali melanjutkan perjalanan. Dia pernah berjanji akan membawa Huayi bersenang-senang. Tapi, paman Shuili menunggunya. Jalan mana yang akan dia tempuh?

Di dalam kereta ... Hanshui sedang memikirkan perubahan sikap Huayi setelah kultivasi juga ingatannya yang hilang. Apa yang salah dengan kultivasi mereka? "Aku akan bertanya pada paman nanti." Ucapnya dalam hati.

Kemudian ... Huayi lagi-lagi membuat Hanshui tidak tenang. Hanshui tidak tahu bagaimana menghadapinya. Huayi membuatnya tidak bisa berfikir lagi.

Hanshui : eheem ... Huayi, apa yang kau lakukan? (Ucapnya dingin, menahan gejolak dalam dirinya)

Huayi : emm, aku tidak melakukan apa-apa? (Berkata dengan manjanya)

Hanshui : apa kau bisa menghentikan tanganmu? (Menahan nafasnya)

Huayi : ah ... . (Mendesah lalu mengangkat kepala menatap Hanshui)

Saat ini, posisi mereka berdua sangat intim. Huayi duduk di samping dan memeluk Hanshui, merangkulkan satu tangannya di pinggang Hanshui dan menyentuh dada bidang Hanshui dengan tangannya yang lain. Merebahkan kepalanya di dada Hanshui. Huayi, memainkan jari-jarinya di sana. Hanshui, merasakan sesuatu yang tidak biasa.

Saat Hanshui menoleh ke bawah, melihat wajah Huayi yang begitu dekat, tatapannya yang lembut, senyumnya yang manis, bibirnya yang mungil. Itu, sangat ... hhh, Hanshui tidak bisa meneruskannya. Dia langsung mengalihkan pandangannya keluar jendela. "Ada apa denganku? Kenapa rasanya sungguh berbeda? Huhh, Huayi ... apa kau masih Huayiku?" Hanshui berfikir sejenak.

Huayi yang merasa diabaikan, segera memperbaiki posisi duduknya. Melihat pada Hanshui. "Ada apa dengan pria ini? Kenapa sepertinya dia tidak tertarik padaku?" Huayi berkata dalam hati.

Hanshui : Huayi, kau istirahatlah ... tidurlah! Aku akan membangunkanmu nanti. Ada yang harus kukerjakan. (Hanshui memberinya alasan)

Huayi : em, baiklah ... .

Hanshui kemudian mengambil surat yang dikirim oleh pamannya dan membuat surat balasan. Dia ingin memastikan, paman Shuili harus menunggunya.

Hanshui : Xiaolu! Pergi ke jalur darat! Kita akan bertemu dengan paman kerajaan. (Memberi perintah pada Xiaolu)

Xiaolu : baik!

Hanshui sudah memutuskan, untuk saat ini, dia ingin segera bertemu dengan pamannya. Merubah rencana awal yang mengambil jalur laut untuk menyenangkan Huayi.

~~~~~

Istana nan tinggi ... di ujung menara ... deburan kelopak bunga berhamburan ... seorang Dewa Agung berdiri dengan gagahnya, kokoh dan perkasa.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang