125. Pertunangan

14 2 0
                                    

Huayi menatap acuh pada Hanshui, dia tidak terima. "kau bertanya padaku? Buruk!" Jawabnya ketus.

"Uh!?" Hanshui tersentak. Terkejut. "Kenapa Huayi masih marah padaku? Aku tidak menertawakannya." Fikirnya.

Huayi berdiri dengan menyilangkan tangannya, menatap Hanshui dengan sinis. Malam ini ekspresi wajahnya tidak bisa ditebak, sebentar manis dan sebentar pahit, berubah-ubah.

Hanshui : apa apa? (Meminta penjelasan)

Huayi : kenapa tidak melakukannya sejak awal? (Bertolak pinggang)

Hanshui : uh? Maksudmu? (Masih belum mengerti)

Huayi : kenapa tidak membuatku berubah seperti itu? Berpakaian rapi! (Kesal)

Hanshui : kau tidak memintanya. (Merespon seadanya)

Huayi : aku juga tidak memintamu untuk menghilangkan pakaianku! Lalu kenapa kau menghilangkannya? (Suaranya mulai tinggi)

Hanshui : emp, itu ... . (Tersudut)

Huayi : apa!? (Menuntut jawaban)

Hanshui : pakaian itu kotor. Kau tidak boleh memakainya lagi! (Hanshui menjelaskan)

Huayi : lalu kenapa kau tidak menjentikkan Jarimu untuk pakaian baruku? Kau pasti sengaja melakukannya!

Hanshui : melakukan apa? (Tetap tenang dan sabar)

Huayi : Hanshui!

Hanshui : Huayi!

"Hhh ... ." Huayi sudah kehabisan kata-kata. Dia memalingkan wajahnya. Kembali duduk. Berusaha untuk tenang.

"Huayi ... ." Hanshui ikut duduk di sampingnya. Berusaha meraih Huayi, ingin menenangkannya. "Huayi, ada apa denganmu? Kau ... ." Hanshui berkata dengan sangat hati-hati. Dia tidak ingin memicu kemarahan Huayi kembali.

Huayi : kenapa kau melakukan ini padaku? Hix ... huh? Kenapa? (Mulai terisak)

Hanshui : aku ... melakukan apa? (Selidiknya)

Huayi : kenapa kau senang sekali mempermainkanku? Apa itu menyenangkan? Hix ... .

Hanshui : Huayi, maafkan aku. Aku hanya ... . (Tidak tahu bagaimana menjelaskannya)

Huayi : huh! Kau tidak menyenangkan! Sekarang kau menyebalkan! Aku tarik kata-kataku kembali. Menjadi seorang dewa ... aku tidak tertarik!

Huayi mengakhiri kata-katanya lalu berpaling. Memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat wajah Hanshui.

"Tidak tertarik." Ucap Hanshui dalam hati. "Apa maksud Huayi? Dia tidak tertarik menjadi seorang yang abadi? Atau dia tidak tertarik dengan dewa? Tidak tertarik menjalin hubungan dengan seorang dewa? Apakah ... yang mana ... ." Fikiran Hanshui berjelajah.

Huayi masih terdiam. Hanshui menatapnya, bertanya-tanya.

Hanshui : Huayi ... . (Mendekati Huayi perlahan)

Huayi : hehh ... . (Menghembuskan nafas)

Hanshui memberanikan diri memeluk Huayi dari samping. Menariknya ke dalam pelukannya. Tidak disangka, Huayi tidak menolaknya. Hanshuipun bernafas lega.

Huayi sudah lelah. Tidak lagi menolak Hanshui. Diapun menurut saat Hanshui melabuhkan kepalanya di bahunya.

Hanshui : Huayi, maafkan aku. Aku hanya ingin bersamamu. Aku tidak ... bermaksud mempermainkanmu. Tidak. (Mengeratkan pelukannya)

Huayi : aku hanya ingin Hanshui. Aku tidak suka jika kau menggunakan sihirmu hanya untuk mempermainkanku! (Berkata dengan suara rendah)

"Hehh ... ." Hanshui tidak sanggup bicara. Dia makin mengeratkan tangannya tepat di atas perut Huayi.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang