31. Perpisahan

13 3 2
                                    

Benua Tiankong yang terlelap. Di tengah gelapnya malam ada tempat keindahan lainnya yang berbeda dari jarak dan waktu. Istana nan indah di tempat nun jauh di sana. Terlihat keagungan dan keanggunan dari para pemiliknya.

Berdiri seorang pria yang memiliki wajah sempurna bagaikan pahatan seorang dewa. Postur tubuhnya yang sangat tinggi, kuat dan kokoh. Dua kata untuk menggambarkan kesempurnaan pria itu ... tampan dan gagah.

Hongmei : Ayah, Ayah memanggilku? (Tanya gadis manis itu)

Baihua : hem ... dia akan memulai perjalanannya. (Suaranya dingin dan berat)

Hongmei : eh, Putrimu mengerti! (Tersenyum dan menunduk)

Baihua : ingat! Lindungi dia sepenuhnya! Jangan biarkan dia mengetahui keberadaanmu. (Pesannya)

Hongmei : Putrimu mengerti! (Jawabnya tegas)

Baihua : pergilah! (Ucapnya tanpa menoleh)

Gadis manis itu sangat patuh pada ayahnya. Tidak heran jika dia menjadi putri yang dapat diandalkan.

Pria itu terus menatap ke depan, berdiri di luar istananya. Matanya menatap tajam seolah sedang menargetkan sesuatu. Menari-narikan jemarinya seolah sedang memperhitungkan sesuatu.

Meihua : Tuanku ... . (Mengusap punggung prianya)

Baihua : emm ... . (Sahutnya lembut)

Meihua : istirahatlah ... kau sudah mempersiapkannya dengan sangat baik. Di masa depan, kita pasti akan bertemu kembali dengannya. (Ucapnya dengan lembut dan tersenyum)

Pria itu menoleh ... melihat pada seseorang yang tersenyum begitu lembut padanya. Senyum yang tidak akan pernah berubah. Senyum yang sangat indah.

~~~~~

Sementara di istana lain ... datang seseorang yang berjalan dengan indahnya, tersenyum manis pada seorang yang duduk di depannya.

Longlian : ahh, Kak ... kau masih di sini? Hem, aku sungguh tidak sabar untuk bertemu dengannya. Hehe ... . (Ucapnya malu)

Longlan : apa maksudmu?

Longlian : emm, kau tidak tahu? Aku tidak percaya ... . (Menopangkan tangannya)

Longlan : apa aku bisa mempercayaimu? (Melirik tajam)

Longlian : mm, tentu saja! Tentu kau bisa mengandalkanku ... . (Mengedipkan matanya)

Longlan : baiklah! Tapi ingat! Jangan buat kesalahan apapun!

Longlian : aku mengerti! (Segera pergi begitu saja)

~~~~~

Benua Tiankong kembali mengeluarkan cahayanya. Pagi yang cerah. Angin yang sejuk. Beberapa pasang mata sudah saling bertemu bersama.

Huayue : Yi'er ... Pangeran ... dua kereta tandu sudah disiapkan. Satu untuk kalian. Satu untuk keperluan kalian. Sesampainya di perbatasan, Jendral Cheng akan menemani dan mengawal kepergian kalian selama perjalanan karena sepenuhnya dia akan menjaga kalian.

Ratu Huayue memberikan pesannya. Ini adalah pertama kali bagi Huayi untuk melakukan perjalanan jauh. Bagaimanapun juga, dia tetaplah seorang ibu, mengkhawatirkan putrinya.

Hanshui melihat cahaya kesedihan di mata sang ratu. Dia memakluminya, dia mengerti. Bagaimanapun juga, mereka adalah ibu dan anak yang tidak pernah berpisah sebelumnya.

Huayi, setelah menerima pesan sang ibunda ... matanya berputar mencari-cari keberadaan seseorang. Hhh, siapa yang dia cari?

Xiaolan : Putri, aku akan merindukanmu. Sekarang saja aku sudah mulai merindukanmu. (Suaranya mulai menangis, menggenggam tangan Huayi)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang