13. Surat Undangan

19 3 2
                                    

Tiankong yang luas ... terasa ikut merayakan sesuatu. Kehidupan saling tersebar keseluruh penjuru benua beberapa hari ini. Itulah, kabar-kabar undangan yang dibawa oleh wakil-wakil Negeri Api menuju setiap negeri yang ada.

~~~~~

Di Negeri Duyung ...

Haiwang : mm, baiklah! Kami akan ikut menghadiri pesta negerimu. Sampaikan pada Raja Api, Putri HaiYu kami pasti akan datang! (Menjawab perwakilan Negeri Api)

Setelah memberi surat undangan dan mendapatkan jawaban, wakil itu segera undur diri dan kembali melaporkan pada Rajanya.

Haiyu : Ayahanda, apakah kita akan benar-benar menghadiri undangan Negeri Api?

Haiwang : mm, tentu saja Putriku ... kenapa tidak?

Haiyu : bukankah dulu, Ayahanda pernah berkata ... kita harus berhati-hati dengan Negeri Api.

Haiwang : hem, kau benar ... tapi kita juga harus mengetahui apa rencana mereka. Kau harus ingat, tetap waspada selama kau berada di sana. Kita juga bisa melihat apakah Negeri Air ... . (Menghentikan kata-katanya dan berfikir)

Haiyu : Ayahanda? Negeri Air ... . (Menunggu jawaban)

Haiwang : sudahlah! Lebih baik kau latih dirimu untuk beberapa hari ke depan. Itu lebih baik. (Mengalihkan pembicaraan)

Haiyu : baiklah, Ayahanda. (Memberi salam dan pergi)

Raja Duyung bersandar di singgasananya dan menerawang jauh ke masa lalu. Dia mengingat peristiwa 18 tahun yang lalu. Penyerangan Negeri Api yang tiba-tiba di Negeri Air, negeri sahabatnya. Saat itu, sahabatnya merayakan kehamilan Ratunya. Tapi siapa yang menduga, perayaan itu menjadi petaka yang menghilangkan nyawa Ratu dan calon bayinya yang bahkan belum lahir.

Haiwang : huft ... Shuiwang ... . (Desahnya)

~~~~~

Utusan kedua Negeri Api tiba di istana Negeri Awan ...

Bertindak hati-hati, utusan itu segera menyampaikan maksud dan tujuannya. Dia tidak ingin berlama-lama di sana karena diketahui bahwa istana Negeri Awan dikelilingi oleh hewan-hewan beracun. Kupu-kupu dan burung beracun.

Negeri Awan adalah negeri yang makmur dan bisa dikatakan mendapat berkah dari langit. Selain tanahnya yang sangat subur, negeri ini juga mendapatkan perlindungan dari hewan langit. Semua kupu-kupu dan burung-burung yang terbang bebas di sana memiliki racun alami yang cukup mematikan. Mereka seperti melindungi tanah negeri itu. Bahkan, hewan-hewan itu berteman baik dengan Putri Hudie dan patuh padanya.

Putri Hudie adalah gadis yang cerdas, dia lebih berbakat jika dibandingkan dengan sang kakak yang sepertinya tidak tertarik sama sekali dengan kekuasaan.

Mengatur strategi dan menyiapkan trik untuk menghadapi Negeri Api nantinya, kali ini mereka tidak ingin mengalami hal serupa seperti yang dialami Negeri Air.

Yunwang : hahaha ... sepertinya Raja Api sudah tidak sabar. (Bicara pada kedua Putra dan Putrinya)

Hutian : Ayahanda ... aku tidak berminat untuk pergi ... . (Mengutarakan isi hatinya)

Yunwang : hehe ... hah, Putraku ... kau harus pergi! (Perintahnya)

Hutian : tapi Ayahanda ... . (Ucapannya terputus)

Yunwang : kalian berdua akan pergi! (Berkata pada anak-anaknya)

Hudie : apa rencana Ayahanda sebenarnya? Hudie yakin, Ayahanda sudah memiliki sebuah rencana. Benar, kan? (Selidiknya)

Yunwang : hem, kau benar! Ayahanda akan mengatakannya pada kalian nanti.

(Bersambung)
_________________________________________
Note (Para Tokoh) :
1. 海王 HaiWang : Raja Duyung
2. 海鱼 HaiYu : Putri Duyung
3. 云王 YunWang : Raja Awan
4. 虎天 HuTian : Pangeran Awan
5. 护迭 HuDie : Putri Awan

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang