97. Laporan & Informasi

4 2 0
                                    

Kesedihan yang Huayi rasakan, Erhuopun merasakannya. Mereka saling memahami dalam hal itu.

Huayi terus menatap pusara di hadapannya. Erhuo tetap mendekap Huayi dalam pelukannya. Mereka mencoba untuk saling menguatkan ... hingga tanpa sadar ... ada sepasang mata yang mengawasi mereka berdua.

"Pamaan ... bibii ... ." Huayi kembali memejamkan mata. Dia melihat Erhuo kecil yang menyaksikan kematian Huoshan dan Huayan. "Paman ... bibi ... kalian harus bertahan ... Erhuo mohon, bertahanlah ... ." Suara tangis Erhuo kecil begitu memilukan, tapi tidak ada yang perduli padanya. Bahkan saat dia melihat dengan matanya, saat ayahandanya dengan begitu kejamnya menyiksa pamannya. Itu terlalu kejam.

Huayi menangis dalam diam hingga menitikkan airmata dan perlahan membuka matanya kembali.

Erhuo : adik Huayi, sebenarnya ... aku tidak bermaksud untuk membuka luka lama. Aku membawamu kemari ... karena aku ... ingin ... . (Erhuo berkata dengan perlahan-lahan)

Huayi : terima kasih, Pangeran. Setidaknya aku bisa memberikan hormatku pada bibiku.

Erhuo : adik Huayi, akuu ... . (Ingin mengutarakan niatnya)

Huayi : Pangeran, lebih baik kita kembali. Mereka pasti mencariku.

Erhuo : uhh!

Huayi tidak ingin tinggal lebih lama lagi di tempat itu. Dia harus menyusun strategi selanjutnya.

Erhuo : ehm, baiklah. Kita akan bicara setelah kau tenang.

Erhuo membantu Huayi berdiri tapi Huayi menepis tangan Erhuo setelahnya. "Bibi Huayan, terimalah hormat Huayi." Huayi berkata seraya memberikan hormatnya. "Huayi pamit, bibi ... ." Tambahnya.

Erhuo tersenyum getir dan diapun ikut memberi hormat pada pamannya lalu mengajak Huayi untuk kembali.

~~~~~

Sementara itu, di tempat Pangeran Shuili, Xiaolu berdiri dengan gelisah. Sepertinya dia tidak tenang.

Shuili : ada apa denganmu? Tenanglah.

Xiaolu : Pangeran, kenapa tetua belum datang juga?

Shuili : kau fikir dirimu itu siapa? Tetua itu siapa?

Xiaolu : uh, akuu ... aiyahh ... . (Gemas dengan dirinya sendiri)

Xujia : Xiaolu, tenanglah! Kau mengganggu Pangeran Shuili. (Ucap Xujia yang ikut gemas melihat Xiaolu)

Shuili nampak duduk dengan begitu tenangnya. Dia duduk di tempatnya, tapi tidak ada yang tahu jika sebenarnya dia dalam gelisah. Diam yang menghanyutkan. "Tetua, jika kau tidak datang, maka aku akan bertindak sendiri." Ucapnya dalam hati.

Mereka bertiga terus menanti. Tetapi ternyata, yang dinanti sedang berada di dunia langit. Yingzi tetap berada di sisi kamar Longhan, dia terus menjaganya.

"Hanshui, dari pada menghabiskan waktumu dengan sia-sia, lebih baik kau melatih dirimu." Ucap Yingzi menasehati Hanshui.

"Jika begitu, kembalikan Huayi padaku! Kami harus berlatih!" Siapa yang menduga jika Hanshui akan berkata seperti itu dengan sinisnya.

Yingzi : kau! Hissh ... . (Kesal)

"Tetua, bukankah kau sudah mengenalku sejak kecil?" Hanshui mulai bicara. "Kau sangat tahu dengan jelas bagaimana aku ini. Apa arti Huayi bagiku. Huh, kau sungguh mengecewakanku ... ." Ucap Hanshui kesal.

Yingzi : Hanshui, ini tidak seperti apa yang kau fikirkan.

Hanshui : benarkah? Heh heh ... kau sangat setia pada majikanmu. Aku sungguh salut padamu ... . (Sepertinya Hanshui sedang mengejek Yingzi)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang