Malam bertemu malam, tanpa terasa waktu berlalu dengan begitu cepat. Tapi bagi Hanshui, itu sudah sangat lama dan menyiksanya karena untuk yang kedua kalinya ... Hanshui harus melihat Huayi tak berdaya seperti ini. Saat itu di hari pernikahan mereka, Huayi berteriak kesakitan hingga tak sadarkan diri dikarenakan giok itu dan saat ini, Huayi kembali tak sadarkan diri karena kultivasi yang terlalu berat untuknya.
Hanshui masih setia berada di sisinya, bersandar dan menunduk. Menggenggam erat tangannya, menatapnya dengan sayu. Apalagi yang bisa dia lakukan selain menunggunya tersadar? Berkali-kali memberikan obat, semua tidak ada yang berhasil.
Hanshui berfikir, jika benar dia adalah titisan seorang dewa lalu apa yang bisa dia lakukan untuk Huayi? Apa? "Huayi ... aku dewa yang tidak berguna." Gumamnya.
Hanshui mengangkat kepala, menatap langit-langit kamar. Dia menahan airmatanya, menghembuskan nafasnya yang sesak, lalu tiba-tiba merasakan sedikit gerakan di tangannya.
Huayi menunjukkan gerakan jarinya lalu disusul dengan kesadarannya yang perlahan kembali. "Ehh, hhh ... ." Huayi mengigau, menggerakkan kepalanya.
"Ahh, Huayi ... k-kau, kau sudah sadar ... syukurlah, Huayi ... ." Hanshui sangat antusias melihatnya.
"Ehmm, di mana aku? Kepalaku sakit sekali ... ." Huayi bergumam tanpa membuka matanya.
"Hehh, Huayi ... apa kau bisa mendengarku? Apakah ... kau Huayi? Huayi ... ." Hanshui berusaha untuk tenang. Dia sedang mempersiapkan dirinya jika saja itu bukan Huayi yang terbangun. Hanshui tidak tahu siapa yang menguasai tubuh itu saat ini.
Huayi perlahan membuka matanya, berusaha untuk mengenal situasinya. Dia meremas kepalanya yang terasa sakit. "Aahh ... ." Lalu menoleh. "Ah, s-siapa kau!?" Tanyanya tiba-tiba saat melihat ada pria di sampingnya.
"Kau tidak mengenalku? Kau bukan Huayi? Kau juga bukan dia? Lalu, siapa kau?" Hanshui balik bertanya. Diapun heran, baik Huayi maupun Ronghua sudah mengenalnya lalu siapa lagi gadis yang bertanya ini?
"Aku, bertanya padamu! Kau siapa? Di mana ini?" Huayi masih belum terlalu sadar, dia masih bimbang antara dua pria yang dilihatnya sebelumnya.
"Aku Hanshui dan kau sendiri?" Hanshui menjawabnya pelan, sepertinya dia pasrah jika harus menerima kenyataan bahwa ada jiwa lain lagi yang datang.
"Ooh, Hanshui ... benarkah? Kau Hanshui? Aku tidak sedang bermimpi?" Huayi terharu. Dia merasa sedikit tenang sekarang. "Sungguh kau Hanshui ... kau Hanshui?" Ucapnya gembira seraya memeluk Hanshui dengan erat.
Hanshui tersentak, apa ini? Siapa dia? "Kau belum menjawabku?" Hanshui hanya bisa bertanya.
"Aku Huayi ... aku Huayi, Huayi ... ." Dia mengulang-ulang namanya.
"Lalu kenapa kau bertanya? Apa kau pernah bertemu dengan pria lain selain aku?" Tanya Hanshui penasaran.
"Hanshui, aku melihat pria lain ... di mimpiku, ada pria lain yang sangat mirip denganmu. Mereka ... mereka sangat mirip denganmu ... ." Huayi melepas pelukannya dan menatap Hanshui dengan penuh keyakinan.
"Apa!? Mereka? Siapa?" Tanya Hanshui. Dia heran, tidak mengerti.
Tiba-tiba, Huayi merasa kepalanya berputar-putar. Dia tidak tahan lalu bersandar pada Hanshui.
"Huayi, kau kenapa? Huayi ... ehh ... ." Hanshui memperbaiki posisi duduk Huayi lalu duduk bersila di belakangnya dan mencoba untuk menyalurkan tenaganya.
Huayi perlahan membaik. "Hhh, Hanshui ... ." Ucapnya lemah.
Hanshui membawanya bersandar padanya kemudian merangkulnya, memeluk nya. "Huayi, maafkan aku ... demi untuk membuatmu kembali, aku memaksakan kekuatanku ... aku ... hhh ... ." Tidak sanggup bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of HanShui
FantasyHanShui ... Seorang pangeran dari Negeri Air di Benua TianKong. Dia adalah pangeran muda berusia 24 tahun yang ditugaskan untuk mencari kekuatannya yang hilang. Tapi, apakah benar kekuatan itu adalah milik nya? HuaYi ... Seorang putri dari Negeri Bu...