53. Dia Kembali

10 2 0
                                    

Setelah menguras emosinya dan merasakan kehangatan tubuh Hanshui, Huayipun tanpa sadar terbuai dan terlelap di pelukannya.

Hanshui merasakan pelukannya mengendur tapi dia tidak meletakkan tubuhnya, dia tetap menopang, merangkul dan memeluknya. Hanshui hanya ingin merasakan keberadaan huayinya.

Memejamkan matanya, menikmati kebersamaan mereka. Hanshui cukup puas.

"Siapa kalian!!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar kereta. Itu adalah suara Xiaolu. Tapi, ada apa?

"Heh ... kalian hanya sekumpulan perampok kecil, jangan mencari masalah!" Xiaolu berkata dengan lantangnya.

Ternyata, rombongan Hanshui sudah memasuki wilayah para perampok itu dan tentu saja mereka tidak akan melewatkan mangsa besar. Mereka menghadang rombongan Hanshui.

Jendral Cheng berusaha untuk bernegosiasi dengan pemimpinnya, tapi salah seorang perampok itu langsung menyerangnya. Mereka semua sudah dibutakan dengan bayang-bayang harta rampasan.

Pertarungan itupun terjadi. Xiaolu, Jendral cheng juga beberapa prajurit berusaha untuk melindungi aset mereka dan para tuan mereka.

Selama perjalanan ini, Hanshui memerintahkan semuanya untuk menyamar dan memakai pakaian warga biasa, tentu saja para perampok itu tidak gentar.

Hanshui yang mendengarnya tidak bisa tinggal diam begitu saja. Dia lalu meletakkan tubuh Huayi, keluar dan ikut melawan. Tapi, sepertinya ada yang aneh. Mereka sepertinya bukan perampok biasa, bandit-bandit kecil itu seperti sudah terlatih dan sangat mahir menggunakan senjata. Siapa mereka?

Hanshui tidak bisa menerkanya. Mereka memang benar perampok? Atau suruhan seseorang? Sampai ada yang menggunakan senjata tersembunyi.

Huayi yang terlelap merasa terganggu dengan kebisingan itu, diapun terbangun. "Uhh ... A'shù, apa yang terjadi? Di mana Hanshui?" Huayi bertanya pada Shù.

"Muu mumuu muu." Shù berteriak seraya melompat-lompat menunjuk ke arah luar. Mengedip-ngedipkan mata bulatnya.

Huayi melihat dari balik tirai dan terkejut. "Siapa mereka? Apa yang terjadi?" Lalu berencana untuk keluar membantu. "A'shù, kau tetaplah di sini! Jangan keluar! Kau mengerti!? Aku akan membantu mereka." Ucapnya.

Huayi melesat ke udara, menaburkan kelopak-kelopak bunga yang bisa menghalangi para perampok. Memanggil akar-akar pohon di sekitar untuk mengikat bandit-bandit itu.

Hanshui yang melihatnya terkejut. Ini berbahaya, kenapa Huayi menggunakan kekuatannya? "Huayi, hentikan!" Hanshui berteriak memanggilnya.

Di saat tegang seperti ini, tiba-tiba datang angin kencang yang menerpa, membawa Huayi terbang menjauh dan tanpa diduga bandit-bandit itupun ikut menghilang. "Ah, hah!? Ada apa ini? Siapa mereka sebenarnya?" Jendral Cheng heran.

"Huayi!!" Hanshui berteriak mengejar Huayi. Ini di luar dugaannya. Akhirnya Hanshuipun terpaksa menggunakan kekuatannya, dia terbang mengejar Huayi dan berusaha menariknya.

Mereka berhasil keluar dari terpaan angin dan turun ke tanah. "Kau tidak apa-apa? Kenapa kau menggunakan kekuatanmu?" Hanshui bertanya dengan khawatir.

Huayi : aku ... .

Saat Huayi akan bicara, tiba-tiba gelombang angin tadi datang kembali dan memisahkan mereka. "Aaaah!" Huayi kembali tertarik oleh angin itu.

"Huaayii!" Hanshuipun berusaha mengejarnya kembali. Tapi, tiba-tiba dia terhenti, tubuhnya tertahan oleh sesuatu. "Apa ini? Apa yang terjadi?" Hanshui tidak mengerti, dia seperti berada di ruang lingkaran tak terlihat, kedap suara. Dia tidak bisa mendengar suara dari luar.

Kemudian Huayipun mengalami hal serupa, ada kekuatan lain yang membawanya. Huayi terlindungi oleh gelembung transparan, terlepas dari gelombang angin tadi lalu turun kembali ke tanah.

Hanshui melihatnya dengan jelas, muncul sosok yang mendekati Huayi. Dia mengatur gelembung itu, menarik Huayi padanya. Huayi terlihat seperti tak sadarkan diri.

Di dalam kereta, Shù mengintip dari balik tirai. Dia terkejut dan hampir saja terjatuh, dia melihat sosok itu. Sosok itu ... Shù mengenalnya, sangat mengenalnya. "Muumuu." Shù bersuara sendu. Matanya menatap ke depan, seperti tidak percaya dengan penglihatannya.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan!? Apa yang akan kau lakukan pada Huayi? Lepaskan dia!?" Hanshui terus berteriak seraya memukul gelembung itu. Tapi percuma saja, tidak ada yang bisa mendengarnya.

Sosok itu menoleh, melihat pada Hanshui sesaat lalu kembali melihat Huayi. Dia memperhatikan Huayi dengan seksama, seperti sedang menunggu, mencari sesuatu.

"Ehh, hhh ... ." Huayi mulai sadar. Dia membuka matanya dan dengan jelas melihat seseorang di depannya. Tapi dia tidak terkejut, dia malah tersenyum. "Ahh, Ayah ... ." Sapanya pada pria itu.

"Huayi! Bangunlah! Sadarlah!" Hanshui terus berteriak. Dia tidak tahu kekuatan apa itu. Kenapa tidak bisa dihancurkan?

"Muuu, muumuu ... muuu!" Entah apa yang Shù katakan, tapi suaranya terdengar begitu pilu. Ada apa denganya?

"Ayah, Rong'er merindukanmu ... ." Akhirnya jelas sudah, siapa yang berkuasa sekarang? Ternyata, itu adalah Dewa Baihua yang memanggil jiwa Ronghua.

Baihua : putriku, kau masih harus beristirahat sebentar lagi. Ayah tidak akan mengeluarkanmu sekarang, kau mengerti?

Ronghua : Ayah, kau tidak boleh menyakiti tubuh gadis ini. Dia sudah banyak berkorban, dia bahkan bersedia membantuku.

Baihua : heh, gadis bodoh! Tentu saja ayah tahu! Kau juga harus membantu kultivasi gadis itu, kau mengerti!

Ronghua : apa maksud ayah?

Baihua : kau tidak perlu tahu! Bantu dia untuk mempercepat mengolah kultivasinya juga pria di sana itu ... . (Berkata seraya menoleh, menunjuk pada Hanshui)

Ronghua : akan Rong'er lakukan, Ayah ... .

Sebelum Ronghua melanjutkan kata-katanya, Baihua sudah menghilang. "Hhh ... Ayah, aku bahkan belum selesai bicara." Keluhnya.

Selang beberapa detik, gelembung yang menahan Huayi dan Hanshuipun menghilang. Mereka bebas.

Hanshui berlari, menghampiri Huayi. Dia khawatir dan Segera memeluknya dengan cepat. "Huayi, kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi padamu? Siapa pria itu?" Hanshui bertanya dengan cemas.

Huayi melepas pelukan Hanshui. Dia melangkah mundur, membuat jarak. "Ehm ... maafkan aku." Ucapnya.

Hanshui : huh? Huayi ... kenapa? Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja? (Bertanya dengan heran)

Ronghua : hhh, maafkan aku. Aku bukan Huayi.

Hanshui : a-apa!? K-Kau ... . (Terkejut)

Ronghua : aku ... .

Hanshui : di mana Huayi!? Kenapa kau kembali!? Di mana Huayi!!? (Hanshui berteriak membentak)

Ronghua : hehh, aku tidak bermaksud kembali. Ayahku yang memanggil jiwaku.

Hanshui : ayahmu? Pria itu? Ayahmu? Kenapa dia tidak membawamu bersamanya? Kenapa meninggalkanmu di sini?

Ronghua : mungkin ... belum saatnya. (Jawabnya lemah)

Hanshui : apa maksudmu belum saatnya!? Kau sudah mengambil energi Huayi dan ... .

Ronghua : aku tidak mengambilnya!! Setidaknya setelah aku terbangun, aku tidak mengambilnya lagi. Saat ini, Aku menggunakan energi yang telah diberikan oleh ayah dan Shù padaku. Kau, tidak perlu khawatir. (Sanggahnya)

Hanshui : huh!! Tidak perlu khawatir katamu? Kau tidak tahu rasa sakit yang Huayi rasakan sebelumnya! (Kembali membentak)

Ronghua : kau tidak perlu membentakku! (Menatap sengit pada Hanshui)

Hanshui kesal, dia ingin melakukan sesuatu tapi tidak bisa. Itu adalah tubuh milik Huayi, jiwa Huayi juga ada di dalamnya. Ronghua benar-benar membuatnya marah.

Tanpa berfikir lagi, Hanshui menyuruhnya kembali ke rombongan tapi tidak menggandengnya. "Ikuti aku! Kita kembali ke kereta!" Kesalnya.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang