Di depan pintu gerbang paviliun, Xiaolu berdiri dengan siaga seraya menunggu sesuai perintah Hanshui. Apakah tuannya akan datang?
Tiba-tiba Xiaolu melihat pergerakkan dari sebentuk mahluk kecil yang berjalan menghampirinya, kemudian segera mengenalinya. "Kau, apa yang kau lakukan di sini? Di mana mereka?" Tanya Xiaolu pada mahluk itu.
"Muuu, mumuu ... ." Shù bersuara seraya menunjuk-nunjuk ke satu arah lalu menggelengkan kepala.
Xiaolu : hah!? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.
Shù : mumuuu ... muu.
Xiaolu : baiklah, baiklah ... aku mengerti. Mereka ada di sana? Aku akan memeriksanya. (Melangkah pergi)
Shù : muuuu ... . (Mengejar Xiaolu)
Setibanya di tempat yang Shù tunjukkan. Betapa malu dan terkejutnya Xiaolu saat ini. Dia melihat tuannya bersama dengan istrinya, sedang berduaan. Bahkan saat ini tuannya sedang mencium istrinya. Ini benar-benar memalukan. Kenapa Xiaolu harus melihat pemandangan ini?
Shù : mu mu ... .
Xiaolu : kenapa kau tidak mengatakan kalau mereka ... ah, sudahlah ... . (Xiaolu segera pergi)
Akhirnya Xiaolu memutuskan untuk kembali menunggu tuannya di tempat semula. Dia juga membawa Shù ikut serta. Jangan sampai tuannya melihat mereka yang sedang mengintip adegan itu.
"Lain kali kau bicaralah dengan jelas!" Xiaolu menegur Shù, memarahinya karena tidak memberitahunya sejak awal.
"Muu muu ... muuuu." Shù hanya bisa mengeluarkan suara-suara itu.
"Diamlah! Lain kali beri tanda dengan jelas!" Xiaolu bicara dengan serius pada Shù. "Di mana Jendral Cheng!? Kenapa kau tidak bersamanya?" Tanyanya mengalihkan rasa malunya.
"Muuuuu ... ." Shù menggelengkan kepalanya.
"Ah, kau ini bicara apa? Kenapa aku harus bicara denganmu!?" Xiaolu kesal.
~~~~~
Hanshui : Huayi, bukalah matamu! Lihat aku! Aku Hanshui, akan selamanya menjadi Hanshui untukmu. Jika suatu saat aku berubah, kumohon jangan meninggalkanku. Tetaplah bersamaku dan tolong bantu aku ... untuk mengingatmu kembali. Kau bersedia, bukan?
Huayi masih belum bisa bicara. Dia masih terdiam. Tidak tahu harus berkata apa.
Hanshui : Huayi, aku masih Hanshui. Aku bukan Longhan. Akuu ... .
Hanshui tiba-tiba berhenti bicara. Dia tidak tahu ingin berkata apa? Harus bicara apa? Lalu, sekilas dia melihat kembali pada tanda itu dan teringat pada gadis yang mirip dengan Huayi di istana langit. Seketika Hanshui menjadi salah tingkah sendiri, dia tidak berani menatap Huayi.
Huayi melihat keanehan Hanshui. Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba Hanshui menjadi diam? Apa yang terjadi? Apa yang difikirkannya?
Huayi : Han-shui ... .
Hanshui : huh!? Uh, aapa? (Salah tingkah)
Huayi : ada apa denganmu? Kau kenapa?
Hanshui : tidak. Tidak ada ... tidak ada apa-apa ... . (Gugup)
Huayi : apa yang kau lakukan? (Huayi hanya asal bertanya)
Hanshui : hah!? (Semakin salah tingkah)
Huayi : Hanshui, apa kau ... .
Hanshui : aku bersumpah, aku tidak melakukan apapun. Aku tidak menyentuhnya. maksudku, ak-aku ... .
Entah kenapa Hanshui merasa bersalah pada Huayi. Dia berfikir kalau gadis yang dia temui di dunia langit bukanlah Huayi yang sebenarnya dikarenakan tanda itu. Hanshui menjadi kacau.
Huayi : apa, apa yang kau lakukan?
Hanshui : Huayi, kumohon maafkan aku! Aku bertemu dengan seseorang yang sangat mirip denganmu, tapi dia tidak memiliki tanda bunga itu. Dia tidak ... . (Tiba-tiba Hanshui merasa salah bicara)
Huayi : kau tidak melihat tanda itu? Kau membuka ... . (Selidiknya)
Hanshui tertangkap basah. Diapun seperti seorang anak yang sedang tertangkap basah melakukan kesalahan. Dia mengedip-ngedipkan matanya, tidak bisa membela diri lalu ... .
Tiba-tiba Huayi tertawa saat melihat wajah Hanshui yang begitu menggemaskan. Diapun tertawa terbahak-bahak saat kembali membayangkannya, mengingatnya, itu sungguh memalukan.
Hanshui : ke-kenapa kau tertawa? Apa yang lucu?
"Hahahah ... Hanshui, kau lucu sekali." Seketika Huayi berbuncah kebahagiaan. Diapun tertawa dengan lepas, melupakan hal yang baru saja dia lalui. "Hahaha ... kau sungguh menggemaskan ... ." Huayi terus tertawa hingga mengeluarkan airmata.
Hanshui sangat ingin tahu. Sepertinya dia sedang dipermainkan. Ada apa ini? "Apa yang kau tertawakan?" Tanyanya.
"Hah, heh heh ... ." Huayi berusaha menghentikan tawanya. "Hanshui, sebenarnya ... ituu aaku ... ." Ucap Huayi. "Aku tidak kehilangan ingatanku sama sekali. Aku hanya mengikuti alurmu."
Hanshui : apaa!?
Huayi : saat Dewa Baihua mengatakan kalau kau akan melupakanku, aku hanya bisa menggunakan cara itu saat harus bertemu denganmu. Aku tidak ingin kau bertanya banyak hal padaku.
Hanshui : apaa? K-Kauu ... .
Huayi : lagi pula, kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Kenapa tidak mengatakan kalau kau adalah Hanshui. Kau masih Hanshui dan kau belum berubah menjadi Dewa Langit. Jika saja kau mengatakannya sejak awal, maka aku akan menghentikan sandiwaraku saat itu juga.
Hanshui : kau ini, benar-benar ... ssshhh ... .
Hanshui tidak mengira, dia akan memiliki saat seperti ini. Sungguh memalukan, ditertawakan oleh wanitanya. Dia harus membalasnya, tiba-tiba terbesit sesuatu dalam fikirannya.
Hanshui menatap Huayi dengan tajam seraya memicingkan matanya. Menampakkan wajah ambigunya kemudian tersenyum dengan licik dan membasahi sudut bibirnya. "Uh huh ... ."
Huayi yang melihatnya seketika menghentikan semua tawanya dan menjadi waspada. Siapa yang tahu kalau Hanshui akan menyerangnya dengan tiba-tiba di tempat itu.
Hanshui : teruskan tawamu! Lanjutkan saja! Aku tidak keberatan, hemm ... . (Godanya)
Huayi : ehh, ada apa?
Hanshui : hum, tiidak aada ... . (Bicara dengan wajah nakalnya)
Huayi memperbaiki posisinya. Dia tersadar dan kembali merapikan pakaiannya, khususnya pada bagian yang rusak karena Hanshui lalu bersiap melangkah.
"Heeits ... kau mau ke mana? Apa kau berfikir untuk melarikan diri? Jangan haarrap!" Suara Hanshui sangat dalam. Diapun menghalangi Huayi yang akan pergi.
Huayi menelan saliva. "Ehh, Hanshui ... akuu ... pergi tanpa pamit. Mereka ... pasti sudah mencariku sekarang!" Huayi bicara terbata.
Hanshui : laaluu?
Huayi menarik nafas panjang. "Aku harus pergi sekarang. Aku harus kembali." Huayi segera pergi dengan cepat, tapi dia tidak secepat Hanshui.
Hanshui sengaja membiarkan Huayi pergi beberapa langkah darinya lalu dengan cepat dia mengejar dan menarik Huayi kembali kepelukannya.
Huayi tersentak, terlebih dengan apa yang Hanshui lakukan setelahnya. Dengan begitu berani, Hanshui membawa Huayi bersembunyi di balik semak dan dengan cepat menanggalkan semua pakaian Huayi dan pakaiannya. Dia membawa Huayi ke bawah dan mendorongnya, menindihnya begitu saja.
Huayi : hhhh, Hanshui ... k-kaau ... .
Hanshui : heemm ... .
Huayi : apa yang kau lakukan?
Hanshui : hehe, menurutmu?
Huayi : inii, di sinii ... .
Hanshui : kau takut?
Huayi : kau gilaa ... .
Sesaat setelah Huayi mengatakannya, Hanshui segera melahap bibir Huayi. Dia tidak akan membiarkannya untuk terus bicara lagi. Lebih baik menggunakan tenaganya untuk sesuatu yang lain.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of HanShui
FantasyHanShui ... Seorang pangeran dari Negeri Air di Benua TianKong. Dia adalah pangeran muda berusia 24 tahun yang ditugaskan untuk mencari kekuatannya yang hilang. Tapi, apakah benar kekuatan itu adalah milik nya? HuaYi ... Seorang putri dari Negeri Bu...