59. Pertemuan

14 3 2
                                    

Malam ini, Hanshui akan membiarkan Huayi untuk beristirahat karena dia akan menemui paman Shuili seorang diri.

Tempat penginapan Shuili berada tidak jauh dari tempat Hanshui, masih satu kota. Hanya saja Shuili memilih tempat yang tidak begitu ramai, dia memilih tempat yang cukup tenang dari keramaian kota. Terdapat taman besar dan kolam air panas di sana. Shuili benar-benar tahu caranya untuk menikmati hidup.

Saat ini, Shuili masih terjaga, dia tidak mengantuk. Dia menghabiskan anggurnya seorang diri.

"Di mana pengawal Xu? Dia tidak menemani Paman minum?" Hanshui tiba-tiba datang menghampiri. Dia menggunakan tembok tinggi sebagai pintu masuk.

"Heh heh, duduklah! Hahh ... kau tidak tahu letak pintu masuk rupanya?" Shuili menyindir Hanshui. "Seorang pangeran muda, menggunakan cara pencuri untuk masuk, yang benar saja!"

"Maaf, Paman ... aku tidak ingin mengganggu orang lain." Jawab Hanshui.

"Duduklah! Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Shuili mempersilahkan Hanshui untuk duduk.

"Aku baik, Paman ... ." Jawabnya singkat.

Shuili menoleh, melihat pada Hanshui, menatapnya dengan seksama, berkedip dua kali lalu tertawa. "Hahahahaa ... ." Tawanya sangat lepas.

"Apa ada yang lucu, Paman?" Hanshui bertanya dengan heran.

"Kau! Kaulah yang lucu! Hahaha ... ." Shuili melanjutkan tawanya.

Hanshui tidak mau ambil pusing dengan sikap pamannya. Dia lalu menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. "Hemm, anggur ini lumayan enak." Gumamnya.

"Huh! Hahaha ... keponakanku, apa kau sedang berbahagia malam ini? Emm ... ." Shuili melirik Hanshui penuh arti.

"Hhh ... apa aku terlihat bahagia?" Tanya Hanshui.

"Hem ... matamu bersinar, mengalahkan sinar bulan. Senyummu indah, mengalahkan cantiknya bunga. Hahaha ... ." Shuili hanya asal bicara, dia sedikit mabuk.

"Hehh ... sepertinya kau sangat mabuk Paman. Bicaramu sudah melantur. Istirahatlah, besok kami akan menemuimu." Hanshui berkata dengan santai.

"Kami? Maksudmu Putri Bunga? Heheh, dia bersamamu? Aku ingin melihatnya. Aku merindukannya ... ." Ucap shuili kembali melantur.

"Paman, kau mabuk. Ayolah! Aku akan mengantarmu masuk ke dalam." Hanshui memapah pamannya kembali ke kamarnya.

Shuili benar-benar mabuk, dia bahkan membutuhkan bantuan Hanshui untuk berjalan. "Putri Bunga, aku merindukanmu ... aku ingin melihatmu kembali." Celoteh Shuili.

Hanshui meletakkan pamannya di tempat tidur kemudian menyelimutinya. Dia melihatnya dengan seksama lalu berfikir. "Paman, apakah yang kau maksud adalah Putri Bunga Huayan? Hehh ... ." Hanshui mendesah. Dia merasa pilu dan kasihan pada pamannya sendiri.

"Ah, Pangeran ... Anda sudah datang?" Xujia kembali dan terkejut melihat Hanshui.

"Mmm, aku baru saja datang. Tapi Paman sudah mabuk." Ucap Hanshui yang menoleh pada Xujia. "Pengawal Xu, kau meninggalkan pamanku?" Tanyanya tiba-tiba.

"Ehh, bagaimana mungkin! Aku ... hehh, Pangeran Shuili menyuruhku membawakannya lebih banyak anggur." Jawabnya menjelaskan. "Tapi aku tidak berniat untuk memberikannya." Tambahnya.

"Mm, itu bagus!" Hanshui bersyukur. "Pengawal Xu ... katakan pada paman, aku dan Huayi akan menemuinya besok. Dia tidak boleh seperti ini lagi!" Hanshui berkata dengan datar.

"Baiklah! Hamba mengerti." Ucap Xujia.

Hanshui menoleh, melihat pada pamannya sekali lagi lalu pergi dari sana dengan menggunakan pintu yang sama, tembok belakang.

~~~~~

Sementara itu, Huayi merasa bosan. Setelah makan malam yang terlambat, rasa kantuknyapun menghilang. Akhirnya dia mencoba untuk mencari tahu sekuat apa tenaganya sekarang.

Huayi duduk bersila. Dia mulai fokus, menelusuri tenaga dalamnya. Huayi juga merasakan energinya. Lalu, melihat ke dalam dirinya yang terdalam. Huayi bisa melihat seseorang, dia bertemu dengan ... seorang wanita.

"Kau, apa aku mengenalmu?" Tanya Huayi pada wanita itu.

"Emm, kau sudah kembali? Bagaimana keadaanmu? Aku Ronghua." Ronghua tersenyum, memperkenalkan dirinya.

"Ahh, kau Ronghua? Mm, maksudku ... Dewi Ronghua!? Kaukah itu?" Huayi tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Eh, heh heh hehh ... iya! Aku Ronghua ... ." Ronghua tersenyum manis, membenarkannya.

"Hahh, aku tidak menyangka ... aku bisa melihatmu. Emm, lalu ... bagaimana kondisimu?" Huayi bertanya malu-malu.

"Aku sudah lebih baik, berkatmu ... hhh, terima kasih ... Huayi." Ronghua berkata dengan lembut.

Mereka berdua, yang satu adalah Dewi Bunga dan yang satu lagi adalah Putri Bunga. sepertinya mereka memang benar-benar cocok. Mereka saling tersenyum dan seolah saling mengerti dalam senyuman.

"Mm, Dewi ... A'shù mengatakan padaku ... mm, kalian ... ." Huayi memulai percakapan, dia bertanya dengan malu-malu.

"Ehh, kami adalah suami istri?" Terka Ronghua.

"Benarkah?" Huayi sedikit terkejut.

"Hehe, aku tidak tahu apakah kami masih sepasang suami-istri ... ." Ronghua menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa begitu?" Tanya Huayi, dia merasa heran.

"Eh, sudah lama kami berpisah, hehh ... aku sudah membuatnya menunggu terlalu lama." Keluh Ronghua.

"Dewi, demi dirimu ... A'shù menerima hukuman Dewa Bunga. Dia selalu bersamamu, menjagamu dan menunggumu kembali. Kau tidak bisa meragukannya seperti ini!" Huayi bersedih untuk Shù.

"Hukuman!? Hukuman macam apa?" Tanya Ronghua, dia terkejut.

"A'shù tidak mengatakannya padamu? Aku juga tidak tahu dengan jelas. Aku hanya tahu, Dewa Bunga menghukumnya dan dia selalu bersamaku untuk menjagamu." Huayi menjelaskan.

"Ohh, Huayi ... sepertinya kau sangat menyayanginya?" Ronghua berkata seraya tersenyum.

"Aku memang menyayanginya. Oh, bukan! Maksudku adalah ... aku dan A'shù hanya ... hanya ... kami hanya ... ." Huayi menjadi gugup. Dia salah tingkah.

"Aku mengerti, Huayi ... ." Ronghua tersenyum lembut pada Huayi.

Entah kenapa ... Huayi menyukai senyum itu, senyum yang indah. Pantas saja A'shù menyukainya, ternyata Dewi Ronghua sangat cantik.

"Huayi, aku ingin berpesan padamu." Ronghua tiba-tiba bicara.

"Apa itu?" Tanya Huayi dengan cepat.

"Kau harus menjaga lelakimu itu! Heh heheh ... kau sangat beruntung." Ronghua berkata dengan sedikit tersipu.

"Mm, ma-maksud Dewi?" Tanya Huayi.

"Dia sangat mencintaimu. Aku bisa merasakannya. Apa kau tahu!? Dia bahkan berani memarahiku, membentakku. Dia ingin kau kembali padanya. Dia juga melarangku memeluk A'shù dengan tubuhmu. Apa kau bisa bayangkan itu? Hehehe ... ." Ronghua bicara lalu tertawa.

"Oohh ... aku mengerti ... ." Huayi ikut tertawa.

Setelah merasa puas tertawa bersama, Ronghua kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya pada Huayi dan merasa sebentar lagi dia akan pergi dari tubuh Huayi lalu ingin berpamitan.

"Huayi, jika ada sesuatu yang kau perlukan atau jika kau membutuhkan bantuanku ... kau bisa mengatakannya padaku. Aku akan membantumu semampuku." Ucap Ronghua menawarkan bantuannya.

"Dewi, kenapa kau mengatakan itu? Aku tidak apa-apa ... ." Huayi merasa sungkan.

"Aku hanya ingin membalas kebaikanmu." Ucap Ronghua menjelaskan.

Mereka kembali terdiam, sepakat sekali lagi dan kembali tersenyum bersama.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang