131. LongHanShui

4 1 0
                                    

Sore itu ... para putri dari berbagai negeri sedang sibuk mempersiapkan diri untuk persembahan mereka. Entah apa yang akan mereka tampilkan sebagai persembahan negeri mereka. Apakah tarian, permainan alat musik, atraksi, atau persembahan lainnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan mereka tampilkan.

Saat ini, Haiyu sedang duduk termenung memandang ke luar jendela. Tatapannya lurus ke depan, pikirannya berkelana, hatinya bimbang. "Hhh ... ." Desahnya. "Pangeran Erhuo, apa yang harus kulakukan untuk mendapatkan perhatianmu? Ayahanda, putrimu ini harus bagaimana? Hehh ... ." Gumamnya. "Aku harus membantu Pangeran Air? Atau memenuhi keinginanku sendiri? Oh, ayahanda ... kenapa aku memiliki hal seperti ini?" Haiyu menunduk, menggelengkan kepala. Dia tidak mengira akan memiliki ketertarikan pada Pangeran Api. Pemikiran itu membuatnya melupakan sejenak perihal persembahannya nanti.

Sementara itu, di istana Huomei ... dia juga tidak kalah bimbang dengan pemikirannya. Sebenarnya dia bukan wanita yang begitu picik dan licik. Tapi jika keinginannya tidak bisa didapatkan, dia juga tidak akan membiarkan orang lain untuk mendapatkannya. Dalam hal ini, dia tidak akan membiarkan Putri Bunga mendapatkan Pangeran Air. Tidak akan. "Putri Huayi ... aku tidak akan membiarkanmu! Kau ... huh! Aku akan pastikan bahwa Pangeran Hanshui tidak akan melihatmu." Gumam Huomei geram. "Kau juga sudah bermain api dengan kakakku. Jadi, jangan salahkan aku atas kebodohanmu!" Cetusnya seraya memukul meja.

Sedangkan di paviliun lain, Hutian yang sedang bersantai, rupanya melihat sesuatu yang janggal pada adiknya. Kenapa adiknya itu hanya duduk diam dan tidak bereaksi sama sekali. "Apa yang dia lakukan?" Fikir Hutian dalam benaknya.

Hutian : Hudie, kau ... baik-baik saja? Apa yang kau lakukan? (Selidiknya)

Tidak ada jawaban dari Hudie. Dia masih duduk tenang dan diam. Aneh ... .

Hutian : Hudie, apa kau mendengarku!? (Melambaikan tangan di depan wajah Hudie)

Hudie : uh! Hish, mengganggu saja! Ada apa? (Merasa terganggu)

Hutian : seharusnya aku yang bertanya. Ada apa denganmu? Kau mendiamkanku ... .

Hudie : aku sedang menyelidiki sesuatu. (Tetap serius)

Hutian : apa?

Hudie : Putri Bunga. Aku tidak bisa mendekatinya ... . (Merasa heran)

"Apa? Untuk apa? Dia tidak ada masalah denganmu!" Hutian menanggapi. "Aah, aku tahu. Kau pasti tertarik pada Pangeran Air dan merasa tersaingi olehnya? Jangan katakan kalau kau ingin melakukan sesuatu padanya!" Terka Hutian tiba-tiba.

Hudie : omong kosong! Jangan berfikiran yang tidak-tidak!

Hutian : lalu apa tujuanmu?

Hudie : aku hanya melihat sedikit keanehan padanya.

Hutian : apa itu? (Tanyanya penasaran)

Hudie : kudengar dari ayahanda, Putri Bunga masih sangat muda. Dia juga gadis yang bebas. Tapi ... kenapa aku tidak melihat itu dalam dirinya.

Hutian : apa maksudmu? (Bertanya serius)

Hudie : dia terlihat lebih dewasa dan juga tenang. Aku juga tidak bisa menyelidikinya lebih jauh. Entah kenapa kupu-kupuku tidak bisa mendekatinya. Bukankah itu sangat aneh? (Bicara seraya menerawang)

Hutian : maksudmu? Apa yang ingin kau coba katakan?

Hudie : kupu-kupuku tidak berpengaruh padanya. (Menoleh perlahan, melirik Hutian dengan tajam)

Hutian : apa dia mengerti formasimu?

Hudie : itu tidak mungkin! (Jawabnya langsung)

Hutian : lalu bagaimana dia mematahkan formasimu?

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang