69. Cemburu

9 3 2
                                    

Hanshui bergerak dengan cepat dan membawa Huayi yang tak sadarkan diri. "Ada apa lagi dengan Huayi? Kenapa dia kembali dikuasai oleh jiwa lain?" Hanshui dipenuhi tanda tanya dalam pikirannya.

Jendral Cheng melihat Hanshui membawa Huayi dengan terburu-buru dan menghampirinya.

Cheng Yifei : akh, Putri!? Putri, ap ... .

Hanshui : kau jaga mahluk itu baik-baik! jauhkan dia dari Huayi! (Memotong ucapan Jendral Cheng)

Cheng Yifei : mahluk? Maksud anda A'shù? Di mana dia?

Hanshui tidak menjawabnya, dia mempercepat jalannya dan terus berjalan, memasuki paviliun. Jendral Cheng tidak mengikutinya, dia lebih memilih untuk mencari Shù.

Masuk ke dalam kamar, Hanshui segera membaringkan tubuh Huayi dengan hati-hati dan menyelimutinya, lalu duduk di sampingnya. Hanshui menghela nafas, menatap Huayi dengan tatapan sayunya. "Huayi, ada apa denganmu?" Tanyanya.

Waktupun berlalu ... siang hari ... sore hari ... Hanshui melewatkan waktu makannya hanya karena menunggu Huayi untuk sadar dan membuka mata.

Huayi : ekhh, kepalaku ... akhh ... . (Huayi tersadar)

Hanshui : uh, Huayi ... kau sudah sadar? Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?

Huayi : ekhh ... ap-apa?

Hanshui : apa kau merasakan sesuatu?

Huayi membuka matanya dan melihat Hanshui berada di depannya. Dia tidak mengerti, aneh. "Bagaimana aku bisa ada di tempat tidur? Apa yang terjadi padaku? Huhh?" Huayi bertanya.

Hanshui : apa yang kau ingat? (Hanshui balik bertanya)

Huayi : yang kuingat? Huuh! Kau menikmati tarian gadis itu! (Huayi tiba-tiba teringat dan berkata dengan kesal)

Hanshui : akh, kau marah?

Huayi : tiidaakk!! (Berkata dengan wajah sinisnya seraya membuang muka)

Hanshui : hehe, benarkah?

Huayi : dengar, ya! Kau boleh pergi! Nikmati saja pestamu! Jangan menyia-nyiakan usaha pamanmu! Pergilah! (Huayi kesal, mengusir Hanshui)

Hanshui tidak marah, dia justru tersenyum, senang. "Hehe ... kau jelas marah, jangan berbohong! Akui saja kalau kau marah. Benarkan?" Hanshui berkata untuk menggodanya.

Huayuli : sekali lagi kukatakan! Aku tidak marah! Kau pergi saja!

Hanshui gemas dibuatnya, dia semakin tersenyum senang lalu mendekatkan wajahnya. "Huayi ... ." Berkata dengan lembut.

Huayi membeku. Wajah mereka sangat dekat. Dia malu tapi tidak mau mengakuinya. Matanya melihat ke arah lain lalu ... .

Hanshui : Huayi, kau mau ke mana!?

Huayi : lepaskan aku!!

Huayi bertambah kesal saat melihat kipas yang Hanshui selipkan di ikat pinggangnya. Dia bangkit dan ingin pergi tapi Hanshui berhasil menariknya.

Huayi : lepaskan!! (Memberontak)

Hanshui : tidak akan! Kau mau ke mana? Ada apa denganmu?

Huayi mengerucutkan bibirnya dengan kesal lalu mengambil kipas di pinggang Hanshui dan membuangnya asal. "Huhh!!" Desisnya.

Hanshui terkejut. Dia melihat ke lantai lalu kembali pada Huayi seraya mengangkat satu alisnya, heran. Kemudian melepaskan Huayi dan mengambil kipas di lantai.

Mereka saling beradu tatap. Huayi tidak takut jika Hanshui akan marah, dia bahkan balik menantang tatapan Hanshui padanya. Hanshui melipat kedua tangan di depan dadanya, menunggu reaksi Huayi.

Huayi : apa? Kau tidak suka? Pria macam apa kau ini yang jelas-jelas sudah ... .

Hanshui : Yi'er ... . (Menyela amarah Huayi)

Huayi : jangan memanggilku Yi'er! Kau ti ... empph ... .

Hanshui tidak perlu basa-basi. Dia dengan cepat menghentikan amarah Huayi dengan langsung menutup mulut Huayi, menggunakan bibirnya.

Huayi yang terkejut dengan cepat mendorong hanshui. "Cih, apa-apaan kau ini? Menyebalkan!" Huayi berkata seraya menghapus jejak bibir Hanshui di bibirnya.

Hanshui sedikit membasahi bibirnya lalu mengulumnya kemudian berkata. "Huayi, jangan seperti ini! Kumohon, kau bisa bicara padaku." Hanshui menenangkannya.

Huayi : apa? Apa yang perlu dibicarakan?

Hanshui : apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Katakan padaku!

Huayi : aku tidak suka! Kaauu ... .

Hanshui : kau ... cemburu? (Hanshui bertanya dengan hati-hati)

Huayi : aku tidak suka kau menerima barang orang lain! Terlebih milik seorang wanita! Hanshui, kau sudah menikah!

Hanshui : Huayi, kau salah paham. Kipas ini ... .

Huayi : aku tidak mau dengar!! (Menutup kedua telinga)

Hanshui ingin menjelaskan kalau kipas itu seperti terhubung dengannya. Dia merasa mungkin saja kipas itu adalah miliknya, milik Dewa Longhan. Tapi bagaimana menjelaskannya pada Huayi? Akhirnya, Hanshui malah menggodanya.

Hanshui : Huayi, kau tidak suka ada wanita lain yang memberiku hadiah, lalu ... apa kau pernah memberiku sebuah hadiah?

Huayi : apa maksudmu!?

Huayi tidak suka dengan pertanyaan Hanshui. Dia berwajah sengit, merengut. "Jadi, kau membandingkan aku dengan gadis itu?" Kesalnya. "Itu hanya kipas murahan! Aku bisa memberimu hadiah yang lain!" Timpalnya.

"Benarkah? Aapa ituu ?" Hanshui mengangkat dagu Huayi dengan ujung kipas itu lalu mendekatkan diri padanya.

Huayi : apa yang kau mau!?

Hanshui : kau bertanya, 'apa yang kumau'? (Seolah berfikir)

Wajah Hanshui berubah menjadi wajah yang tidak bisa dimengerti oleh Huayi. Kenapa pria ini bertanya? Dia hanya perlu menjawabnya bukan?

Hanshui : Huayi, apa yang ingin kau berikan padaku? Hemm?

Untuk sejenak, mereka tidak bersuara lagi, hanya hembusan nafas yang terdengar lalu Hanshui mulai melihat ke arah bibir Huayi, dia sangat ingin memakannya sebagai makan malam.

Hanshui tanpa sadar menelan salivanya, dia ingin mencium bibir Huayi. Tapi ... .

Xiaolu : Tuan, maaf mengganggu. Ada yang ingin bertemu dengan anda. (Xiaolu tiba-tiba mengetuk pintu)

Hanshui memejamkan mata dan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Dia mengeraskan rahangnya, melihat ke arah pintu. "Ada hal penting apa? Xiaolu tidak akan berani mengganggu jika tidak ada hal penting." Fikir Hanshui. "Lagi pula siapa yang ingin bertemu? Bukankah paman sudah pergi?"

Huayi yang terdiam sedari tadi hanya bisa memalingkan wajahnya. Dia mulai berfikir macam-macam.

"Aku tidak akan lama, kau tunggulah di sini! Jangan kemana-mana, mengerti!" Hanshui berpesan dan mencium kening Huayi sebelum pergi keluar.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang