143. Putra Mahkota

15 3 0
                                    

Pada hari di mana sedang berlangsungnya perbincangan antara ayah dan anak, di hari itu pula terjadi keributan yang dikarenakan oleh pihak ketiga.

Saat ini, Baihua dan Hongmei sedang membicarakan masalah yang cukup serius. Tapi tanpa diduga, tiba-tiba saja ada seekor naga yang muncul di antara mereka. Apa yang dia inginkan?

"Ugh!" Hongmei tersentak, terkejut, terperanjat lalu berdiri dan dengan cepat segera berpindah tempat untuk bersembunyi di belakang tubuh ayahnya. "Ahh ... ." Dia merasa takut karena melihat sesuatu yang tiba-tiba muncul di depannya.

Baihua dengan sigap mengambil posisi tegak untuk melindungi putrinya. Baihua sudah mengetahui perihal kejadian di dunia manusia. Dia menatap lurus ke depan dengan berani, melihat pada sosok yang datang.

Hongmei : Ayah ... . (Panggilnya lirih seraya memeluk lengan ayahnya dengan erat)

Baihua tidak menjawab. Dia berusaha untuk tetap tenang dan melihat situasi agar bisa menguasai keadaan.

Saat ini, di hadapan mereka berdua, sudah ada seorang pria yang sudah lama sekali tidak terlihat. Itu semua karena dahulu pria itu dianggap sudah tiada. Tapi sekarang, ternyata dia kembali.

Baihua : salam Yang Mulia Putra Mahkota ... . (Ucap Baihua memberi salam, dia berkata dengan hormat)

Baihua memberikan salamnya. Dia juga mengetahui alasan kedatangan Hanshui ke istananya. Dia hanya sekedar bersikap sopan dan memberi hormat, bukan berati karena dia takut.

Hanshui, dia sudah berdiri dengan gagahnya di hadapan ayah dan anak itu. Tapi sebenarnya, dia tidak tahu bagaimana caranya dia bisa berada di tempat itu karena samar-samar Hanshui masih mengingat kalau dia sedang berada di pusara ibundanya.

Hanshui berusaha menenangkan diri dan juga menjernihkan fikirannya. Apa yang sudah terjadi pada diri Hanshui sebelumnya? "Apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa berada di sini? Siapa yang membawaku? Ibu ... ?" Hanshui bertanya-tanya dalam benaknya.

Hanshui menghela nafasnya dengan berat. Dia berusaha untuk tetap tenang seraya menatap ke depan. Karena sesuai rencana, dia memang ingin mendatangi Baihua di istananya. Jadi, dia hanya akan mengikuti alurnya. "Ibu, apakah kau yang membawaku kemari?" Tanya Hanshui dalam hati.

Baihua menunggu dan melihat keheningan Hanshui. Akhirnya dia memutuskan untuk menyapanya sekali lagi.

Baihua : salam Putra Mahkota, apa yang membawa Anda datang ke istanaku?

"Hhh ... ." Hanshui menghela nafas sejenak. "Dewa Baihua." Sapa Hanshui dengan dalam.

Baihua : aku di sini! (Jawabnya dengan cepat)

Saat ini, Hongmei tidak ingin berfikir yang macam-macam. Karena setiap kali dia memikirkan sesuatu, pasti itulah yang akan terjadi. Jadi untuk sekarang ini, dia tidak berani memikirkan sesuatu. Dia hanya menunggu, apa yang akan dilakukan oleh Hanshui.

Tanpa diduga, Hanshui melirik sekilas ke arah Hongmei dan menatapnya dengan tajam.

Hongmei : uh! Ayah ... . (Mengeratkan pegangan tangannya)

Baihua : kau kembalilah dulu, pergilah! (Menyuruh Hongmei untuk pergi)

Hongmei : tapi ... . (Ragu)

Baihua : pergilah! Dia tidak akan menyakiti ayah. (Bisiknya pada Hongmei)

Akhirnya, dengan sedikit takut, Hongmei memberi hormat dan mengucapkan salam kemudian pamit pada Baihua dan Hanshui.

Hanshui mengawasi kepergian Hongmei. Hanshui ingin mengetahui sesuatu tapi dia mengurungkan niatnya. Dia akan mencari tahu hal itu nanti.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang