45. Dewa LongHan

9 3 2
                                    

... Ribuan Tahun yang Lalu ...

"Dewa, pasukan kegelapan sudah mencapai gerbang utama." Lapor seorang perwira pada Longlan.

Situasi saat ini sedang genting. Istana kegelapan bersiap untuk menyerang. Longlan harus melakukan sesuatu. Dia tidak akan membuat dunia langit hancur di tangannya.

"Di mana Putra Mahkota?" Tanyanya pada sang pengawal.

"Hamba belum melihat Putra Mahkota." Pengawal itu menjawab.

Kilatan sulit tampak di mata longlan. Dia tahu apa yang sedang terjadi pada putranya. Dia juga tahu, putranya bukanlah pria lemah yang akan jatuh karena alasan pribadi.

"Perkuat pertahanan! Aktifkan pengamanan gerbang utama!" Longlan memberi perintah.

"Baik! Siap laksanakan!!" Perwira itu pergi melaksanakan tugasnya.

Longlan segera mencari keberadaan putranya. Dia tahu, putranya membutuhkannya.

Longhan adalah Putra Mahkota istana langit. Putra dari seorang Dewa Agung, Dewa Naga Longlan.

Saat ini ... Longhan berada di ruang altar kultivasi. Dia baru saja menyelesaikan meditasinya untuk menciptakan sepasang senjata abadi ... untuknya dan untuk ... .

Longlan : putraku! (Mengejutkan Longhan)

Longhan : ah! Ayah ... ada apa? (Melihat kedatangan ayahnya yang tidak biasa)

Longlan terdiam sejenak melihat benda putih bersih itu. Benda yang berada di genggaman putranya.

"Apa itu!?" Longlan bertanya dengan dingin, menatap tajam pada Longhan.

"Ini ... ahh, Ayah ... aku berhasil menciptakan sepasang senjata." Longhan dengan tenang menjelaskan keingintahuan ayah nya. Dia tidak ingin ayahnya salah paham dan khawatir.

"Hhh, maksudmu ... menciptakannya dengan separuh dari energi kehidupanmu?" Longlan bertanya dengan suara yang dalam, tidak suka.

Longhan : Ayah, aku ... . (Terpotong)

Longlan : hentikan! Apakah dia mengetahuinya? (Tanyanya penasaran)

Longhan : hehh, tidak ... . (Mendesah)

Longlan : kau!! (Menahan dirinya)

Di saat mereka terdiam, salah seorang pengawal datang melapor.

"Dewa Naga ... Putra Mahkota ... kondisi mendesak! Mereka memaksa mendobrak pertahanan!" Lapornya terdesak.

Ayah dan anak saling beradu tatap ... entah apa yang mereka diskusikan. Tapi ... .

Longhan : siapkan pasukanku! Kita akan menyerang! (Segera mengambil keputusan)

"Siap!!" Pengawal itu segera melaksanan dan menyiapkan keperluannya.

Longlan : putraku! Apa kau yakin? Kau tidak bisa melakukannya! (Menahan lengan Longhan)

Longhan : Ayah ... kau seorang dewa! Dewa Agung dunia langit! Aku tahu kau bukanlah seorang yang pengecut, tapi kau harus tetap hidup! Aku yang akan menggantikanmu di medan perang. (Ucapnya dengan lantang)

Longlan : tapi tubuhmu ... .

Longhan : aku hanya kehilangan separuh energiku ... itu tidak akan mempengaruhi kekuatanku. Ayah, berjanjilah satu hal padaku! (Menatap penuh arti)

Longlan : apa? Katakan!

Longhan : jika terjadi sesuatu padaku di medan perang ... mohon Ayah untuk tidak menahan jiwaku kembali. Biarkan jiwaku hidup di dunia lain.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang