Kerlap-kerlip kembang api kembali menghiasi langit malam, semakin meriah. Suara musik menyeruakkan suasana sebagai tanda akhir perayaan, festival akan berakhir.
Semua tamu undangan belum ada yang beranjak dari tempat mereka. Mereka masih menikmati malam terakhir itu. Sedangkan untuk para warga yang berkumpul, mereka sudah mulai berhamburan, kembali menikmati suasana untuk berjalan-jalan di sekitar istana hingga pusat kota. Terdapat jalanan khusus yang dipenuhi oleh para pedagang. Mereka berjejer rapi dan semarak, begitu ramai dengan perniagaan. Suasana malam itu tampak hidup dan sangat menggembirakan.
Saat ini, Shuili menoleh. Melihat pada Meila yang sedang menatap aneh pada Huayi. "Ada apa ini?" Fikirnya dalam hati. "Kenapa dia menatap Huayi seperti itu?"
Sementara itu, Hanshui dan A'shù menyaksikan dari kejauhan. Mereka berdua terlihat rukun, begitu menikmati pertunjukkan.
Shù : muu? Mumuu ... .
Hanshui : huh! Itu bukan huayi ... .
Shù : muu ... .
Hanshui : aku akan mempertemukan kalian nanti. Tapi, ingat akan janjimu. Jaga sikapmu!
Shù : mumu ... .
Hanshui tersenyum lega, terlihat santai, dia tidak lagi khawatir. Shù bertengger di bahunya, merangkak seperti hewan kecil yang menemani tuannya.
Penari-penari itu turun dari panggung dan meninggalkan para tamu istana. Begitu juga dengan penari yang memiliki wajah Huayi. Dia berjalan menuju tempat duduk Meila dan ingin melewatinya. Tapi, Meila menahannya sebentar, dia ingin sekedar bertanya.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Meila dengan suara pelan.
"Eh, maaf Dewi ... hamba hanya melaksanakan perintah." Jawab gadis itu.
"Uh! Dewi!? K-Kau ... ." Meila terkejut. Gadis itu memanggilnya 'dewi'. "Hehh ... aku mengerti! Kau pergilah!" Ucap Meila selanjutnya.
"Hamba undur diri ... ." Gadis itu memberi salam.
Erhuo yang menyaksikan interaksi mereka merasa lucu. Dia melihat Huayi memberi salam pada pelayannya. Mereka saling bertukar peran. Itu membuatnya merasa geli. "Hehh, adik Huayi ... kau ada-ada saja." Gumamnya.
Shuilipun melihatnya, tapi dia tidak tertarik mengejar Huayi yang pergi. Biarlah itu menjadi urusan Hanshui. Dia akan bertanya pada Meila jika ada kesempatan nanti.
Hutian : Putri Bunga, sepertinya negerimu benar-benar memiliki banyak penari berbakat. Aku tidak mengira. Aku yakin, tarianmu pasti lebih indah dari mereka ... .
Meila : hehh ... Pangeran Awan terlalu menyanjung, tarianku biasa saja.
Hutian : hahah ... kau sungguh merendah rupanya ... .
Meila : Pangeran bisa saja ... .
Shuili malas melihatnya, dia merasa ingin meninggalkan tempat acara itu. Tapi bagaimana? Semua masih di sana.
Para pelayan kembali datang dengan membawa makanan dan minuman. Mereka akan melanjutkan perjamuan penutup acara.
Di suatu lorong, gadis-gadis penari tadi ingin kembali ke paviliun Huayi. Tiba-tiba ... .
"Adik Huayi! Tunggu ... ." Erhuo tiba-tiba datang dan menghentikan mereka.
"Eh, Pangeran ... ." Gadis itu sedikit terkejut.
Erhuo tersenyum dan berkata. "Tarianmu sangat indah, aku menyukainya. Aku ... ."
"Eh, maaf Pangeran. Aku ... ." Menyanggah ucapan Erhuo.
"Ehm, aku mengerti! Kau pasti ingin kembali dan beristirahat. Baiklah, aku akan kembali menemuimu nanti setelah acara malam ini berakhir." Ucap Erhuo menjelaskan.
"Baiklah ... ." Jawab gadis itu singkat.
Erhuo kembali tersenyum sebelum pergi meninggalkan gadis itu dan teman-temannya. Dia pergi dengan hati yang berbunga-bunga.
Kemudian, di depan pintu masuk paviliun ... Xiaotian sedang berjaga seraya menanti gadis-gadis penari yang dibawanya dari dunia langit. Dia akan membawa mereka kembali.
"Tuan, kami sudah kembali ... ." Ucap gadis yang berwajah mirip dengan Huayi.
"Hum!" Xiaotian merespon melihat kedatangan mereka. Dia menatap dalam pada gadis itu. Mengangkat satu tangan dan mengarahkannya pada wajah gadis itu. Lalu ... .
Entah apa yang Xiaotian lakukan, tapi dia terlihat seperti sedang mengirim atau mengambil sesuatu darinya. Kemudian ... .
Wajah gadis itu berubah secara perlahan, sedikit demi sedikit. Bentuk dan tekstur wajahnyapun berganti menjadi wajah yang lain. Itu adalah wajah asli dari gadis itu.
"Ehh ... terima kasih, Tuan." Ucap gadis itu.
"Hum! Kita akan kembali!" Ucap Xiaotian. Kemudian mereka semua menghilang seketika, kembali ke dunia langit.
Sementara itu, di depan pintu kamar Huayi, masih ada dua gadis pelayan dari istana milik Dewa Longhan yang sedang berjaga. Mereka belum mendapatkan perintah terbaru dari tuan mereka.
~~~~~
Di dalam kamar, Huayi menunggu Meila dan Hongmei dengan gelisah. "Hehh, kenapa mereka lama sekali. Kapan mereka akan kembali?" Gumam Huayi di tengah kegelisahannya.
Huayi sudah menunggu terlalu lama, dia merasa bosan. Dua pelayan yang berjaga di luar kamarnya benar-benar tidak bisa diajak bicara. Bahkan Xiaotian tidak kembali. "Hehh ... ." Desahnya.
Di luar kamar, Hanshui muncul di hadapan kedua pelayannya. "Kalian kembalilah! Ingat, jangan katakan apapun pada ayahku! Anggap saja kalian tidak pernah bertemu denganku!" Ucap Hanshui dingin, memberi perintah.
"Baik, kami undur diri." Sahut mereka bersamaan.
Tidak butuh waktu lama, kedua pelayan itu seketika menghilang. Hanshui mengirim mereka kembali ke dunia langit. Kemudian dia melihat daun pintu yang menjadi pembatas antara Huayi dan dirinya. Lalu tersenyum ambigu seraya menghela nafasnya.
"Hehh ... ." Desahnya. "Yi'er apa yang harus kulakukan padamu? Hehe ... ." Ucap Hanshui geli. "Haihh ... ." Dia menghela nafasnya beberapa kali, merasa aneh sendiri.
"Longhan ... kau pria yang menyebalkan!" Huayi berteriak dengan sisa emosinya. Dia sudah lelah berteriak.
Hanshui mendengar teriakan itu dari balik pintu dan kembali mendesah. Menghela nafas sekali lagi. Dia melihat ke atas, memutar-mutarkan matanya. Sepertinya dia harus berhati-hati nanti. Apa dia akan masuk sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of HanShui
FantastikHanShui ... Seorang pangeran dari Negeri Air di Benua TianKong. Dia adalah pangeran muda berusia 24 tahun yang ditugaskan untuk mencari kekuatannya yang hilang. Tapi, apakah benar kekuatan itu adalah milik nya? HuaYi ... Seorang putri dari Negeri Bu...