30. Putri HuaYan

9 3 1
                                    

Huayi : Ibunda, besok aku akan pergi bersama dengan pangeran. Kenapa Kau tidak ingin dia ikut mendengarkannya?

Huayi bertanya penuh minat kepada ibundanya karena Huayi diminta untuk tinggal sementara Hanshui sudah berpamitan terlebih dahulu.

Huayue : ada hal yang ingin Ibunda ceritakan padamu.

Huayi : apa itu?

Huayue : apa Xiaoqiao sudah menjelaskan sesuatu padamu malam itu? Kau sudah mengerti? (Selidiknya)

Huayi : huh, kalau yang Ibunda maksud adalah giok bunga itu, Aku sudah mendapatkannya. Benda itu sudah masuk ke dalam tubuhku! Apa Ibunda sudah puas sekarang? (Ucapnya dengan mengangkat kepala)

Huayue : hehh, itu bagus! (Tersenyum)

Huayi : lalu, apa yang ingin Ibunda katakan? (Tidak sabar)

Huayue : tugasmu selanjutnya! Aku mengirimmu keluar istana, bukan hanya untuk bersenang-senang. Kau harus tahu itu!

Huayi : katakan saja!

Huayue : selesaikan kultivasimu secepat mungkin. Aktifkan pedang leluhur. Olah energimu untuk memanggil ruh flora.

Huayi : lalu!?

Huayue : gunakan dua kekuatan itu, untuk menghancurkan Negeri Api! Bunuh Raja Api! (Ucapnya penuh penekanan)

Huayi : ahh!? (Terkejut tidak percaya)

Huayue : hahh, Yi'er ... kau pasti bertanya-tanya, kenapa Ibunda ingin kau melakukan hal itu.

Huayi : hhh ... . (Menunggu)

Huayue : apa kau masih ingat tentang kisah bibimu? Putri Huayan?

Huayi : bi-bi Hua-yan? (Mengerutkan kening)

Huayue : hah, iya ... Huayan! Dia adalah adik ayahandamu. (Ucapannya mulai bergetar)

Huayi : ayahanda?

Huayue : aku akan menceritakannya padamu. Sudah saatnya kau untuk tahu! Kau harus memikul tanggung jawab ini! (Ucapnya tajam)

Huayi : apa maksud Ibunda?

Huayue : 19 tahun yang lalu, Putri Huayan terbunuh! Kemudian 1 tahun setelahnya, ayahandamupun terbunuh! Suamiku! Terbunuh! Hah, semua itu ... karena NEGERI API!! (Ucapnya penuh emosi dan airmata)

Huayi tidak percaya mendengarnya. Tubuhnya bergetar karenanya. Itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin? Itu ... .

Ratu menceritakan kisah masa lalu adiknya. Tidak ada yang disembunyikan lagi. Dia akan menceritakan rahasia di masa lalu karena selama ini, Huayi tidak pernah mengetahuinya.

Huayi : apa ... maksud Ibunda?

Huayue : Yi'er, saat itu ... . (Mulai bercerita)

Ratu menceritakan ... dahulu, Benua Tiankong adalah benua yang damai. Tidak ada persaingan wilayah di antara kelima negeri. Semua tenang, mereka hanya mengurusi negerinya masing-masing.

Tapi suatu saat, entah bagaimana pangeran kedua dari Negeri Api saat itu, Pangeran Huoshan datang ke Negeri Bunga dan melamar Putri Huayan pada Raja Bunga.

Peristiwa itu sangat mengejutkan, terlebih oleh Ratu Bunga karena saat itu, Ratu Bunga sudah mengutarakan keinginan untuk menikahkan Putri Huayan dengan Pangeran Shuili dari Negeri Air. Ratu Bunga melihat hubungan keduanya sangat baik. Mereka pasti pasangan yang sangat serasi.

Kemudian, Raja Bunga tidak merespon. Dia hanya memberikan pilihan pada adik kesayangannya utk memilih ... Pangeran Api / Pangeran air.

Sayangnya, Putri Huayan memilih Pangeran Api saat itu dan Raja Bungapun menerimanya dengan berat hati. Pangeran Shuilipun melepaskan cintanya dalam diam. Hhh ... Ratu Bunga tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya ... pesta pernikahan digelar di Istana Bunga. Selain orang-orang istana, penduduk di desa sekitarpun datang untuk memberikan ucapan selamat dan doa mereka. Hari yang membahagiakan untuk sepasang pengantin hari itu. Putri Huayan dan Pangeran Huoshan ... senyum dan tawa mereka berdua saat itu adalah kebahagiaan sesaat bagi semua yang hadir, yang melihat mereka berdua.

Huayi : mereka menikah? Lalu, bagaimana bibi tiada? Itu tidak mungkin.

Huayue : kau tidak tahu. Pangeran Huoshan membawa bibimu pergi ke Negeri Api. (Lanjutnya)

Huayi : itu, ahh ... lalu?

Huayue : kami hanya mengutus rombongan untuk mengantar mereka. Tapi sesampainya di sana ... . (Suaranya tertahan)

Huayi : Ibunda ... . (Nafasnya sesak)

Huayue : utusan yang tersisa ... utusan terakhir mengatakan ... mengatakan ... meng ... . (Ucapnya tertahan, sesak)

Huayi : apa?

Huayue : dia mengatakan kalau Putri Huayan tewas terbunuh dan Pangeran Huoshan juga terbunuh. Mereka tewas mengenaskan tanpa perlawanan. Raja Api membunuh mereka tanpa ampun. (Tangisnya pecah)

Huayi menutup mulutnya, menahan rasa terkejutnya. Airmatanya tidak terasa ikut terjatuh. Ratupun tidak kuasa menahan tangisnya.

Huayi : apa!? Mereka tidak melawan? Tapi, bagaimana mungkin?

Huayue : aku bersumpah! Aku tidak akan memaafkan mereka! Terlebih setelah mereka menyerang dan membunuh suamiku! Aku bersumpah akan membuat mereka membayar semuanya! (Ucapnya lantang)

Huayi : Ibunda ... Ibunda ... . (Memegang erat kedua tangan ratu)

Huayue : Yi'er, Ibunda tidak pernah tidak menyayangimu. Ibunda hanya ingin kau menjadi putri yang kuat, pemberani, tidak takut pada apapun. (Menatap harap pada Huayi)

Huayi : Ibunda ... . (Lirihnya)

Mereka menangis bersama, melepas kesedihan bersama, berpelukan, hal yang sudah sangat lama Huayi inginkan. Mendapat pelukan dan kasih sayang.

Huayue : Yi'er, tugas ini ... kau harus bisa melakukannya. (Pintanya)

Huayi : Ibunda ... . (Masih tidak bisa berkata-kata)

Huayue : Ibunda yakin, Pangeran Hanshui akan selalu membimbingmu, menjagamu, melindungimu, mencintaimu. Dia tidak akan mengecewakanmu. Tapi ... .

Huayi : tapi? (Melepas pelukan dan menatap ratu)

Huayue : sepertinya kau harus bisa menenangkannya karena ... ahh, kau harus bisa meyakinkannya untuk percaya padamu, membantumu dan tidak merusak rencanamu. (Jelasnya perlahan)

Huayi : aku ... apa yang harus aku lakukan? Ibunda ... .

Huayue : pesta itu, pesta itu mungkin akan menjadi awal bagimu. Di saat semua lengah, kau bisa membunuhnya.

Huayi : tapi, aku bahkan belum ... .

Huayue : maka dari itu ... kau harus menyelesaikan kultivasimu secepatnya, Yi'er! (Sanggahnya)

Mereka saling menatap dengan tegas, kuat dan memberikan keyakinan, memberikan kekuatan dan mengangguk saat mengerti.

~~~~~

Hanshui berjalan kembali menuju ke kamarnya. Masih dengan pertanyaan di kepalanya. Paman Shuili ... Jendral Cheng ... ada hubungan apa di antara mereka? Apa hubungannya dengan menahan semua surat-suratnya? Hhh ... .

Hanshui membuka pintu kamar ... masuk dan menutup pintunya perlahan. Melihat sekeliling, ruangan tampak rapih dan anggur pernikahan sudah tidak terlihat. Anggur!? Anggur yang Nyonya Lao sebutkan, sudah tidak ada. Ada apa dengan anggur itu? Dia belum sempat menanyakannya tadi.

Beralih melihat ke arah tempat tidur, sudah ada seseorang di sana. Ahh, Huayi sudah tertidur? Sepertinya dia sangat lelah. Hanshuipun tidak jadi membawakan makanan untuknya. "Sudahlah, ini sudah malam. Istirahat lebih cepat itu lebih baik." Ucapnya.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang