86. Hanya Nama

6 3 0
                                    

Dunia langit ... di sana, waktu terasa begitu lambat. Huayi sudah tak sadarkan diri untuk waktu yang lama. Hanshuipun sudah berkali-kali dibuat tak sadarkan diri. Tapi kenapa saat ini, hari masih terlihat terang. Belum ada tanda-tanda malam akan tiba.

Saat ini, Hanshui sedang terbaring di ranjangnya dan Huayi sedang memandang langit dari tepi jendela. Entah sudah berapa lama mereka seperti itu.

"Hehh ... kapan dewa akan bangun? Aku sudah sangat lelah." Huayi mengeluh. Sampai kapan dia akan terus menunggu? Dia juga tidak mengenal siapapun di dunia langit ini. "Haaiiihh ... ." Desahnya.

Kemudian setelah beberapa lama, Huayi mendengar ada suara yang datang. Dia menoleh dan berbalik kemudian melihat seseorang. "Em, kau siapa?" Huayi bertanya.

"Kau!?" Pria itupun terkejut.

Huayi : aku, Huayi. Kau, siapa?

Xiaotian : Hu-Huayi? (Mengedipkan mata, terkejut)

Huayi : benar. Apa aku mengenalmu?

Xiaotian : ah, tidak ... .

Huayi : siapa namamu? Ada hal apa yang membawamu kemari?

Xiaotian : aku, Xiaotian. Aku ... .

Huayi : Xiaotian? Ah, kau juga seorang pelayan di sini? Ahh ... syukurlah! Akhirnya ada seseorang yang bisa kuajak bicara. (Merasa senang dan mendekati Xiaotian)

Xiaotian : uh! Apa? Pelayan? Kau ... .

Huayi : aku seorang pelayan, namaku Huayi. Aku baru saja tiba. Dewa Bunga yang membawaku kemari. Nah, Xiaotian ... siapa yang membawamu?

Huayi mengira kalau Xiaotian juga adalah seorang pelayan yang sama seperti dirinya dan dia juga ada di sana karena ingin melayani Dewa Longhan. Jadi, dia senang karena akan memiliki seorang teman.

Xiaotian menelan salivanya. Dia juga membelalakkan mata saat melihat Huayi dan kemudian menahan nafasnya. Hal itu bukan karena tanpa alasan. itu karena dia tahu siapa Huayi. Tanpa mengetahui nama Huayipun, Xiaotian sudah bisa mengenalinya dari wajahnya. Itu adalah gadis yang dicintai oleh tuannya. Bagaimana ... jika ... tuan tahu kalau gadis yang selama ini dia rindukan sedang berada di sini dan memegang tangannya. Apa yang akan terjadi nanti?

Xiaotian berusaha menepis tangan Huayi dan menghindar. Tapi, sepertinya Huayi tidak mengerti situasinya.

Xiaotian : Nona, aku ... ini tidak pantas!

Huayi : apa yang tidak pantas? Bukankah kita sama-sama pelayan di sini? Kita bisa berteman, bukan? Kecuali ... .

Xiaotian : kecuali?

Huayi : kecuali kau tidak menyukaiku dan tidak ingin berteman denganku.

Xiaotian : hah? Nona, kau salah paham. Itu tidak mungkin. mana mungkin aku ... .

Huayi : jadi benar kau tidak menyukaiku?

Xiaotian : Nona, bukan itu ... .

Huayi : kau tidak ingin berteman denganku?

Xiaotian : haiih ... Nona Huayi, aku tidak pantas menjadi temanmu. Xiaotian sungguh tidak berani.

Mereka berdua terbawa suasana dengan keributan kecil yang mereka ciptakan dan tanpa sadar telah membangunkan Hanshui yang sedang terlelap yang kemudian melihat tingkah mereka berdua.

Hanshui : APA YANG KALIAN LAKUKAN!!

Hanshui melihat dengan jelas, yang mana Huayi menggandeng tangan Xiaotian dan Xiaotian memegang tangan Huayi. mereka saling bergandengan tangan. Apa lagi ini? Setelah dikejutkan dengan keanehan Huayi, kenapa sekarang dia harus melihat Huayi bersama dengan Xiaotian? Dunia langit benar-benar ... akhh ... .

"Tuan!" Huayi dan Xaotian terkejut bersamaan lalu berlutut bersama-sama. Ini pemandangan yang tidak menyenangkan bagi Hanshui. Terlebih, mereka masih saling berpegangan tangan.

Hanshui : kau! Kalian? Apa yang kalian lakukan? (Melihat pada kedua tangan mereka)

Xiaotian yang menyadari arah pandang Hanshui dengan cepat melepaskan tangan Huayi kemudian menangkupkan kedua tangan. "Tuan, mohon ampuni hamba. ini, ini semua salah paham." Xiaotian menjelaskan.

Hanshui : salah ... paham ...? (Menahan amarah)

Huayi : Tuan, Huayi tidak bermaksud mengganggu istirahat anda. Huayi hanyaa ... hanya ... .

Seketika suasana berubah menjadi hening. Huayi yang panik dan Xiaotian yang tegang. Hanshui menatap tajam hanya pada Huayi. Ini membingungkan.

Hanshui mengepalkan kedua tangannya seraya tetap menatap tajam pada Huayi lalu berkata pada Xiaotian. "Xiaotian, kau keluarlah! Ada yang ingin kubicarakan dengannya." Berkata tanpa melepaskan pandangannya pada Huayi.

"Hamba patuh!" Xiaotian tanpa fikir panjang segera angkat kaki dari sana. Dia menetralkan dirinya di luar kamar. "Lebih baik aku melapor nanti saja, fiuuhh ... ." Ucapnya lega. "Semoga nanti hasil laporanku tidak menambah masalah." Berkata penuh harap.

Di dalam kamar, Huayi masih berlutut. Dia tidak berani mengangkat kepala. Dia menggigit bibirnya dan menatap kosong pada lantai di bawahnya.

Hanshui : kau, katakan sekali lagi ... siapa kau sebenarnya?

Hanshui berusaha untuk tetap tenang dan mengingat-ingat. Dia pernah mengalami hal serupa seperti ini, dimana Huayi tidak mengenalnya. Saat itu, jiwa Ronghua menguasai tubuh Huayi. Lalu bagaimana dengan yang sekarang?

Huayi : aku Huayi, seorang gadis pelayan ... .

Hanshui : cukup! Kau tidak perlu meneruskannya ... . (Memotong ucapan Huayi)

Huayi : Dewa ... aku ... .

Hanshui : apa yang sebenarnya terjadi padamu?

Huayi : aku ... tidak ingat, tidak tahu ... .

Hanshui : apa!?

Huayi : aku hanya ingat dengan namaku. Tapi tidak ingat dengan apa yang terjadi padaku. Dewa Baihua mengatakan, aku terluka di tengah hutan dan diselamatkan. Apa mungkin, terjadi sesuatu denganku di bumi?

Huayi bercerita dengan lemahnya seraya terus menatap ke lantai. Hanshui mendengarkannya dengan iba. Apa benar itu yang terjadi? Tapi itu tidak mungkin bukan? Kenapa Huayi melupakannya? Saat itu Huayi tidak terluka sama sekali. Dia hanya ... lemas ... .

Hanshui ingat dengan apa yang Huayi katakan padanya. Huayi mengatakan kalau 'tubuhnya hancur' dan itu karena ... Hanshui terlalu bersemangat padanya.

Hanshui kembali berfikir, itu hanya tubuhnya yang hancur lalu apa yang terjadi dengan kepalanya? Kenapa Huayi tidak mengingat apa-apa selain namanya? Apa yang terjadi sebenarnya?

Huayi : Dewa, aku hanya akan membalas jasa. Aku akan pergi setelah menyelesaikannya. Tapi jika Dewa tidak berkenan dengan kehadiranku, maka aku akan ... .

Hanshui : tidak! Bukan itu ... kau tetap di sini! Tanpa seizinku, kau tidak boleh kemana-mana, kau mengerti!?

Huayi : huh!? (Terkejut dan dengan spontan mengangkat kepala, melihat Hanshui)

Sesaat mereka saling memandang. Mata mereka saling terpaku. Hanshui seperti tersihir dengan tatapan mata itu. dia mengulurkan tangan untuk membantu Huayi berdiri. Tapi, Huayi menolaknya.

Huayi : ah, Dewa ... ini tidak pantas!

Hanshui : Huayi, mulai sekarang ... kau akan menjadi orangku. Kau hanya akan bicara denganku. Kau hanya boleh percaya padaku. Kau mengerti!?

Hanshui mengeratkan tangannya, memegang kedua lengan Huayi seraya menatap matanya. Dia tidak perduli, apakah Huayi benar-benar melupakannya atau tidak. Dia sudah cukup senang bisa melihat dan bisa bersama dengan Huayi. Itu sudah cukup. Melihatnya masih hidup dan baik-baik saja, tinggal bersama di sisinya, membuat Hanshui ... sangat bersyukur.

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang