108. Dia Akan Kembali

5 3 0
                                    

Suasana di dunia langit. Longlan sedang duduk di singgasananya. Kepalanya bertumpu pada satu tangan dan matanya tertutup. Auranya begitu tenang tapi tiba-tiba. "Uhh!" Longlan membuka mata lalu menghilang seketika.

Dalam sekejap, Longlan muncul di istana bunga, dia mengejutkan Baihua dan Meihua. "Baihua!" Longlan bergegas menghampiri Baihua yang berada di sebrang kolam teratai.

"Uh!" Baihua terkejut. "Longlan! Ada apa?" Baihua melihat sahabatnya yang begitu tergesa-gesa kemudian dia segera bangkit dan melangkah untuk menghampirinya.

Longlan : Baihua!

Baihua : apa yang terjadi?

Longlian : bersiaplah! Putraku akan segera kembali! (Berkata dengan mata yang berbinar)

Baihua, dengan wajahnya yang selalu terlihat dingin, kini ... demi untuk sahabatnya ... dia menampakkan senyum tulusnya, ikut merasakan keharuan yang dirasakan sahabatnya. Dia mengerti, bahkan sangat mengerti arti dari kata-kata itu.

Baihua : heh heh ... rupanya ... gadis itu tidak mengecewakan.

Longlian : aku bersumpah ... jika memang gadis itu bersedia membantu putraku, maka aku tidak akan mengecewakannya. Kau juga harus menepati janjimu, Baihua!

Baihua : hemm, kau tidak perlu meragukannya.

Mereka saling memandang, dengan begitu dalam, hingga menembus pemikiran mereka masing-masing. Longlan, dia akan menerima gadis itu sebagai pendamping putranya. Sedangkan Baihua, dia akan menerima gadis itu sebagai putri angkatnya dan mengangkatnya sebagai peri, jugaa memberikan kesempatan pada gadis itu untuk menentukan sendiri takdir hidupnya pada masa kehidupan selanjutnya.

Mereka saling mengerti dan saling menganggukkan kepala, kemudian tersenyum dengan haru. Hal itu tidak lepas dari pengawasan Meihua dan berhasil membuat rasa ingin tahunya muncul. "Hal besar apa yang akan terjadi? Kenapa mereka seperti itu?" Fikir Meihua dalam benaknya.

~~~~~

Hanshui : kau takut? (Bertanya dengan lembut)

Huayi : kau gilaa ... . (Berkata dengan lantang)

Sesaat setelah Huayi mengatakannya, Hanshui segera melahap bibir Huayi. Dia tidak akan membiarkannya untuk terus bicara lagi. Lebih baik menggunakan tenaganya untuk sesuatu yang lain.

Huayi tidak bergerak. Dia hanya diam terpaku sementara matanya terbuka lebar, tapi sedikitpun dia tidak merespon aksi Hanshui sama sekali.

"Hhh ... ." Hanshui melepaskannya. Dia melihat Huayi yang menatapnya tanpa ekspresi. "Eh, Huayii ... ada apa?" Hanshui tidak mengerti. "Kaau ... ti-tidak suka?" Hanshui gugup. Dia takut jika aksinya yang frontal dan terkesan tidak senonoh itu akan membuat Huayi merasa tidak nyaman dan marah.

Huayi masih diam dengan wajah datarnya yang tanpa ekspresi dan bibirnyapun masih tetap tertutup rapat.

"Eh hehh ... ." Hanshui mulai menjaga sikap. Dia memusatkan fikirannya lalu berkata. "Akuu ... aku tidak akan mengganggumu. Ma-Maafkan aku." Ucapnya dengan takut-takut dan kemudian menutup kembali tubuh Huayi dengan pakaiannya. Dia bermaksud ingin menyudahi aksinya sebelum bangkit.

Tapi siapa yang menduga, saat Hanshui ingin berdiri, tiba-tiba ada beberapa tanaman berakar di sekitar mereka mulai bergerak mengelilingi mereka berdua, membuat pelindung hingga membentuk kubah dan menutupi tubuh mereka. Hanshuipun terjatuh kembali dan menindih tubuh Huayi.

Hanshui : ahh ... Huayii, apa ini?

Huayi masih tidak bicara. Wajahnya begitu datar. Hanshui tidak bisa menduga dan membacanya.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang