56. Keputusan

16 3 1
                                    

Berjalan memasuki penginapan. Perlahan menaiki tangga. Hanshui tertunduk dan berfikir. Hhh ... .

Xiaolu : Tuan, kau sudah kembali. (Sapanya, di depan pintu kamar)

Hanshui : hem, dia ... bagaimana? (Bertanya dengan datar)

Xiaolu : oh, semua terkendali. Nyonya tidak membuat masalah.

Hanshui : lalu mahluk itu?

Xiaolu : Jendral Cheng menjaganya dengan baik. Bahkan, hehe ... mahluk itu cocok dengan kucingnya. (Sedikit tersenyum)

Hanshui : ooh, hhh ... . (Jawabnya lemas)

Xiaolu : Tuan, kau baik-baik saja?

Hanshui : kau berjagalah!

Xiaolu : baik!

Hanshui membuka pintu, sekilas dia tidak melihatnya. Kemudian memasuki kamar, melewati layar pembatas. Ternyata ... ."dia tertidur? Heh, hhh ... ." Keluhnya.

Hanshui mendekatinya, melihatnya yang tertidur dengan memakai pakaian hari ini. Ronghua bahkan tidak berganti pakaian.

Ronghua bergerak, merubah posisi tidurnya, sedikit menyingkap selimut yang menyebabkan terlihatnya sebagian tubuhnya.

Hanshui berkedip sekali, memandangnya. Mengingat kejadian pagi tadi di penginapan sebelumnya. Matanya sedikit bersinar, sudut bibirnya sedikit terangkat, satu alisnya terangkat. "Hehh, heh heh ... hhh, haahhh ... ." Hanshui tersenyum tersipu membayangkan kejadian yang terpotong itu.

Ronghua kembali bergerak, merubah posisinya. Kali ini, dia berbalik ke arah Hanshui. Dengan pakaian terbuka seperti itu, ditambah posisinya yang berbaring miring menghadap hanshui, tentu saja dengan jelas menampakkan bagian tertentu dari tubuhnya.

Hanshui terpana. Dia melihat tubuh itu ataukah tanda bunga itu? Ataukah keduanya? Yang jelas, Hanshui hanya bisa menghela nafas panjang.

Hanshui duduk di tepi ranjang. Perlahan membangunkannya. Mereka harus berkultivasi kembali.

"Eeh, hem ... aahh, hoohh ... ." Ronghua terbangun. Perlahan membuka matanya. "Akhirnya kau kembali, ada apa? Aku sangat mengantuk." Tambahnya.

"Bangunlah! Kita harus kembali berkultivasi, kuharap kau tidak lupa." Hanshui mengalah, dia berkata dengan pelan.

"Hooahm ... huh, baiklah!" Ronghua benar-benar mengantuk, dia menguap beberapa kali. "Kuharap ini akan cepat." Tambahnya.

"Jangan khawatir, aku akan berusaha mempercepatnya. Siapkan saja dirimu. Aku akan menyalurkan energi yang lebih kuat dari sebelumnya." Hanshui menjelaskannya.

Ronghua : Baiklah, tidak masalah. (Jawabnya)

Kemudian, mereka menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya. Menggunakan kain besar untuk membuat pembatas di antara mereka lalu menutup tirai.

Setelah itu, mereka mulai menanggalkan pakaian mereka. Kali ini Hanshui menutup matanya, dia harus berkonsentrasi. Pikirannya harus tenang, tidak boleh teralihkan.

Hanshui : kau siap?

Ronghua : hem, aku siap ... .

Untuk ketiga kalinya, mereka akan saling menyalurkan energi. Tapi kali ini, Hanshui ingin mempercepatnya sesuai dengan rencana. Tentu saja dengan resiko yang harus ditanggungnya.

Hanshui berharap tubuh Huayi akan dapat menerimanya. Entah goncangan seperti apa yang akan dialaminya. Hanshui pasti akan selalu mendampinginya.

~~~~~

Sementara itu, di luar jendela kamar, dua sosok itu selalu setia memantau dan melindungi. Mereka juga sangat berharap agar kultivasi itu cepat berakhir.

Dié : Tuan, sepertinya mereka akan segera menyelesaikannya. Tugas kita juga akan berakhir.

Hongmei : hem! (Merespon dengan datar)

Dié : Tuan, kau tidak senang?

Hongmei : ayah sudah datang membantu, pria itu juga akan memberikan energinya. Kakakku akan segera pulih, bagaimana aku tidak senang? (Melirik pada Dié)

Dié : lalu, sikapmu ini ... . (Bicara dengan nada yang sedikit akrab)

Hongmei : kau jangan lupakan batasanmu!

Dié : ohh, aku sudah lancang. Maafkan aku ... .(Menundukkan kepala, suaranya pelan)

Hongmei : hhh, sudahlah. Aku hanya ... . (Menggantungkan kata-katanya)

Dié : emm ... . (Mendengarkan)

Hongmei : Dié ... menurutmu, apakah mereka akan kembali terpisahkan? (Tiba-tiba bertanya)

Dié : hah? Mereka? Ehm, maksudmu ... A'shù dan ... .

Hongmei : hem, mereka ... . (Membenarkan jawaban Dié)

Dié : ohh, itu ... aku ... . (Bimbang)

Hongmei : huh, heh heh ... kau juga tidak tahu rupanya. (Tertawa)

Akhirnya Dié hanya diam saja. Sejak dahulu, dia tidak pernah tahu apa yang akan menjadi keputusan Shù. Hingga sekarang, dia juga tidak tahu apa yang akan diputuskan oleh sahabatnya itu. Hongmeipun hanya bisa memikirkan beberapa kemungkinan.

~~~~~

Kembali pada suasana tenang kultivasi. Hawa mereka mulai memanas. Aura Dewa Longhan mulai sedikit terpanggil tapi tidak disadarinya. Sepertinya Hanshui memang sedang melaksanakan rencananya, dia memaksakan dirinya. Apakah akan berhasil?

Hanshui dengan perlahan tapi pasti. Bertahap, menyalurkan energi intinya hingga jiwanya terasa terangkat dan melesat menyusuri jiwa di dalam tubuh Huayi. Dia mencarinya, memanggilnya, mengundangnya, terus hingga menembus jiwanya, tepat sasaran. Hanshui mengenalnya, dia bisa merasakannya. Dia berhasil.

Keberhasilan itu, tentu saja mengakibatkan hal lainnya. Tetua sudah mengatakannya dan tentu saja Hanshui mengingatnya. Tapi dia akan mengambil resiko itu, dia akan menanggungnya demi kembalinya Huayi.

Ronghua, yang merasakan energi kuat milik Hanshui, merasa tidak tahan. Dia sudah menerima energi yang cukup dari ayahnya. Ditambah dengan energi milik Hanshui, dia mengalah. Tapi sebelum itu, dia harus membantu Huayi untuk mengolah energi mereka, seperti yang diperintahkan oleh ayahnya.

Jiwa Hanshui kembali ke tubuhnya. Perlahan, mulai kembali mengolah energi mereka. Hanshui mengolah dua energi yang ada di tubuhnya lalu Ronghua membantu Huayi mengolah dua energi yang juga ada di tubuh Huayi.

Setelah beberapa lama kemudian, mereka hampir menyelesaikan kultivasi dan mengakhirinya. Tiba-tiba ada sinar yang terlihat keluar dari tubuh Huayi. Sinar apakah itu? Apakah jiwa Ronghua berhasil keluar dari tubuh huayi? Ataukah akan ada goncangan yang tetua sebutkan sebelumnya? Atau ada alasan lain?

Sinar itu kembali meredup dan menghilang dan itu dirasakan oleh Hongmei. Seperti ada kekuatan besar lainnya, tapi dia tidak tahu apa itu? "Uhh! Sinar apa itu? Energinya kuat sekali ... ." Gumamnya.

Hanshui membuka matanya, melihat lurus ke depan, menanti beberapa saat lalu ... . "Huayi ... apa kau mendengarku? Kaukah yang ada di sana?" Tanyanya pelan.

Setelah beberapa detik dia bertanya, tiba-tiba tubuh Huayi kembali lemas dan kembali bergerak, terjatuh kebelakang.

"Ah, Huayi!!" Hanshui bergerak dengan cepat, menangkap tubuhnya. Kembali menutupinya dengan kain dan selimut lalu perlahan membaringkannya dengan hati-hati.

Tubuh Huayi lemas. Suhu tubuhnya tinggi, dia tidak sadarkan diri. Hanshui dengan sigap memeriksa nadinya. Nadinya tidak beraturan, Hanshui tidak mengerti. Bagaimana ini? Apa yang terjadi?

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang