Malam dini hari ... Hanshui masih terus menyalurkan energi intinya tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Kemudian di saat-saat terakhir, tubuhnya mulai melemah dan rambutnya memutih secara perlahan. Itu menandakan bahwa energinya telah habis. "Huaayyii ... ." Ucapnya lemah. Hanshui seperti sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Huayi mendengarnya. Dia merasakan tangan Hanshui melemah dari penyatuan mereka. Huayi membuka mata dan terkejut. "Han-shui ... ." Ucapnya pelan.
Huayi merasakan kekuatan yang sangat besar di dalam tubuhnya sedang bergejolak. Kemudian tanpa perduli apapun, dengan cepat dia menarik Hanshui untuk menahannya agar tidak terjatuh. Dia menatap lekat-lekat pada wajah Hanshui yang lemah dengan rambut putihnya. "Aahh ... ." Huayi tidak menduga hal ini akan terjadi.
"Hanshui, kau tidak boleh mati ... tidak boleh ... aku tidak akan membiarkannya." Segera Huayi membalikkan keadaan. Dia menyalurkan tenaga dalamnya pada Hanshui, memancing tubuhnya. "Hhh, syukurlah ... kau masih hidup." Huayi menangis haru. Dia merasakan adanya kehidupan pada tubuh Hanshui.
Tanpa berlama-lama, Huayi memakaikan kembali pakaian Hanshui lalu menyandarkannya dan dengan cepat Huayi memakai pakaiannya, merapikan diri. "Hanshui, pelindungmu menghilang. Kau istirahatlah dulu ... ." Berkata dengan lembut pada Hanshui yang terpejam seraya menangkup wajahnya dan mencium keningnya dengan kasih sayang juga mencium bibirnya dengan gemas. "Aku akan merindukanmu ... suamiku ... ." Bisiknya.
Huayi mengayunkan tangan, membuka pelindungnya lalu menoleh, melihat wajah hanshui sekali lagi. Tatapannya begitu sayu. Diapun tersenyum dengan getir. "Heh, Hanshui ... kau akan menjadi seorang dewa yang luar biasa. Kau harus ingat janjimu ... temukan aku ... hhh ... ." Huayi menghela nafas dengan lega.
Tidak lama kemudian, Huayi merasakan seseorang muncul di belakangnya. Dia tahu, pasti ada mahluk abadi yang akan menjemput Hanshui. "Tetua, kaukah itu?" Bertanya tanpa menoleh ke belakang.
"Hhhh ... Huayi, ini aku ... ." Ucap pria itu.
Huayi tersentak dan menoleh. Dia melihat seseorang sedang menatap padanya. "K-Kau ... ."
"Kita bertemu kembali ... ." Ucapnya sopan seraya tersenyum.
Huayipun membalas senyumnya. "Xiaotian ... kaukah itu?" Tanyanya memastikan. Dia ingat, dia pernah bersandiwara dan melibatkan pria itu.
Xiaotian : hum ... .
Huayi : maafkan aku, akuu ... .
Xiaotian : lupakan! Aku tahu kau melakukan itu hanya untuk tuanku. (Terkanya)
Huayi : eh heehhh ... . (Merasa malu)
Xiaotian : apa aku sudah bisa untuk membawanya? (Bertanya dengan sopan)
Huayi : kau akan membawanya ke dunia langit? (Huayi ingin memastikan)
Xiaotian : tidak!
Huayi : uh!?
Xiaotian : aku akan membawanya pada Pangeran Air. Setelah tuanku tersadar kembali, aku akan mengikuti perintahnya.
Huayi : hhhh ... baiklah ... aku mengerti.
Xiaotian : apa aku ... . (Kalimatnya terputus)
Huayi : Xiaotian, jangan biarkan dia mencariku. Kau harus menahannya! (Memotong ucapan Xiaotian)
Xiaotian : hem, akan kuusahakan.
Setelah itu, Huayi bergeser dan membiarkan Xioatian mendekat untuk membawa Hanshui.
Xiaotian berlutut menghadap Hanshui. "Tuan, kita kembali ... ." Berkata pada Hanshui. "Huayi, bersiaplah ... kekuatan itu akan muncul. Jaga dirimu." Xiaotian berkata pada Huayi untuk mengingatkannya lalu menghilang seketika.
"Uhh, hehh ... ." Huayi menghela nafas. Dia harus segera kembali ke kamarnya. Semoga saja para dewi itu belum kembali. Itu akan lebih baik.
Waktupun berlalu dengan cepat dan fajar akan segera tiba. Saat ini, Erhuo terbaring di tempatnya dan Huayi tertidur di kamarnya ... juga ... Hanshui yang terlihat lemah tak berdaya.
Shuili : apa dia akan baik-baik saja?
Xiaotian : emm, dia akan baik-baik saja.
Shuili : kapan dia akan sadar?
Xiaotian : tidak pasti.
Shuili mengamati keponakannya. Semenjak Xiaotian datang membawanya hingga saat ini, belum ada tanda-tanda apapun dari Hanshui. Kapan dia akan sadar? Tidak ada yang tahu. Xiaotianpun tidak bisa memberi kepastian.
Shuili : kutitipkan keponakanku padamu. Aku akan menghadiri perjamuan istana. Aku akan tenang jika kau tetap di sini, menjaganya.
Xiaotian : hum, aku tidak akan pergi.
Shuili menatap Hanshui sekali lagi. Dia merasa berat. Dia akan menghadiri perjamuan pagi ini untuk menggantikan posisi Hanshui. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.
Sesaat sebelum Shuili meninggalkan ruangan, Xiaolu datang dengan terburu-buru. Dia menghabiskan malamnya berbincang dengan Jendral Cheng hingga terlelap tanpa sadar.
Xiaolu : Pangeran, apa yang terjadi pada tuanku? (Tanyanya dengan nafas tersengal)
Shuili : aku yang seharusnya bertanya padamu. Bagaimana bisa kau meninggalkan tuanmu? Dari mana saja kau!? (Tegurnya)
Xiaolu : akuu ... ehmm ... aku menunggu sepanjang malam. Tapi tuan tidak datang. (Ucapnya seraya menunduk, malu untuk mengatakannya)
"Hhh ... ." Shuili menghela nafas. Sepertinya dia menyadari sesuatu dari sikap Xiaolu. "Sudahlah! Bersiaplah! Kita akan menghadiri perjamuan." Ucapnya kemudian.
"Baik!" Jawab Xiaolu dengan lantang.
Shuili menoleh, melirik pada Xiaotian. Dia memberi tanda melalui tatapannya dan Xiaotianpun segera memahaminya.
"Kita pergi!" Perintah Shuili pada Xujia dan Xiaolu.
"Siap!" Seru Xujia dan Xiaolu bersamaan kemudian mereka segera berjalan mengikuti Shuili di belakangnya, kiri dan kanannya.
~~~~~
"Ehh, hoohh ... ." Huayi terbangun. Pancaran sinar pagi menembus kelopak matanya, begitu menyilaukan.
Hongmei membuka jendela dan menoleh saat Huayi bersuara. "Kau sudah bangun? Sepertinya tidurmu sangat nyenyak. Apa kau nyaman?" Tanya Hongmei sesaat setelah Huayi membuka mata.
"Ahh! Uhh, akuu ... ." Huayi nampak berfikir. "Aku sangat nyaman ... ." Jawabnya seraya tersipu.
"Oooh ... benarkah?" Hongmei menyelidik. "Mandilah, bersihkan dirimu! Aku akan membawamu ke suatu tempat." Ucapnya kemudian.
"Kemana?" Tanyanya ingin tahu.
Hongmei tersenyum. "Sebuah pulau kecil." Jawabnya singkat.
Huayi : huh!?
Hongmei : cepatlah! Waktumu tidak banyak.
Huayi : aa, ooh ... baiklah. Aku akan segera bersiap.
Huayi bergegas membersihkan diri dan segera kembali. Mereka akan pergi. Hongmei membawanya menghilang seperti biasa. sementara Meila, dia akan bertugas menggantikan posisi Huayi untuk mengikuti perjamuan istana.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend Of HanShui
FantasyHanShui ... Seorang pangeran dari Negeri Air di Benua TianKong. Dia adalah pangeran muda berusia 24 tahun yang ditugaskan untuk mencari kekuatannya yang hilang. Tapi, apakah benar kekuatan itu adalah milik nya? HuaYi ... Seorang putri dari Negeri Bu...