90. Mengingat Kembali

10 4 1
                                    

Keramaian kedai itu sungguh menghidupkan suasana. Salah seorang tamu berkata dengan keras. "Ayoo, kita habiskan makanan ini! Pantang pulang sebelum mabuk. Ayoo ... ." Ucapnya bersemangat seraya mengangkat gelasnya dan mengajak siapa saja untuk ikut bersulang.

Kemudian salah seorang yang terlihat seperti pendekarpun menerima ajakannya. Dia ikut mengangkat gelasnya dan menyapanya di udara lalu mereka minum dan makan bersama.

Shuili tidak merespon ajakan itu. Dia hanya menyantap makanannya dengan tenang. Hanya beberapa anak buah Jendral Cheng yang ikut menyambut dan meramaikan suasana.

"Pangeran, sepertinya kau dalam keadaan yang tidak baik." Wanita itu mengajak Shuili bicara.

Shuili : kau, mengenalku?

"Huhh, siapa yang tidak mengenal Pangeran Shuili dari Negeri Air. Kudengar, kau sangat menutup diri. Apa, ada masalah?" Selidik wanita itu seraya menggoda Shuili.

Shuili : tidak banyak yang mengetahui keberadaanku. Siapa kau sebenarnya?

"Sudah kukatakan. Aku adalah utusan. Tidak mungkin aku tidak tahu apa-apa, bukan?" Jawab wanita itu. "Aku mengenal semua Putri Bunga. Tidak banyak putri yang tersisa." Wanita itu bicara sesukanya, tapi Shuili tidak perduli.

Shuili : kita akan pergi bersama atau tidak ... itu tergantung padamu. (Tiba-tiba membicarakan hal lain)

"Benarkah? Aku tidak masalah, hanya sajaa ... ." Wanita itu menggantungkan kalimatnya.

Shuili : apa?

"Untuk saat ini, sepertinya lebih baik jika kita pergi secara terpisah." Ucapnya memberi saran. "Itu akan lebih baik." Wanita itu menatap Shuili dengan misterius.

Shuili : terserah padamu ... .

Shuili menghabiskan makanannya lalu akan pergi meninggalkan wanita itu. "Terima kasih atas hidangannya." Ucap Shuili seraya bangkit berdiri dan pergi begitu saja.

"Kau bahkan tidak berpamitan denganku? Apa kau akan pergi sekarang? Sebentar lagi hari akan gelap, kau tidak ingin menunggu besok?" Wanita itu bertanya, menghentikan langkah Shuili.

"Aku akan pergi terlebih dahulu." Ucap Shuili. "Kita sudah sepakat, kita akan pergi secara terpisah." Shuili pergi tanpa menoleh setelah mengatakan itu.

"Hahhhh ... dingin sekali. Pria itu sungguh menarik." Wanita itu menghela nafas. Dia memandang punggung Shuili seraya tersenyum.

Jendral cheng yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas, dia tidak perduli.

"Katakan, apa kau sangat mengenal pria itu?" Tanya wanita itu pada Jendral Cheng.

"Uh!?" Jendral Cheng terkejut dan tidak tahu harus menjawab apa.

"Kau mengenalnya, bukan? Kupikir kalian berteman." Tanya wanita itu kembali.

"Dia adalah seorang pangeran, sedangkan aku hanya seorang jendral. Bagaimana mungkin kami bisa berteman." Ucap Jendral Cheng.

"Ah, hahahaah ... benarkah?" Wanita itu tertawa mendengarnya. "Kalau begitu ... kalian pasti rival. Benar, kan? Hahahaah ... ." Sepertinya dia sedang mengejek Jendral Cheng.

"Itu tidak pernah terjadi!" Jendral Cheng menjawabnya dengan ketus dan tanpa sadar wajahnya berubah menjadi suram.

Kemudian, tiba-tiba wajah wanita itu berubah menjadi serius. Dia mengerutkan keningnya, seperti merasakan sesuatu. "Sepertinya kita juga harus melanjutkan perjalanan." Ucapnya tiba-tiba. "Siapkan kereta!" Perintahnya.

Jendral Cheng meliriknya sekilas dan tidak menolak. "Baik!" Ucapnya.

Jendral Cheng segera mengumpulkan pasukannya. Mempersiapkan rombongannya kembali.

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang