18. Kegelisahan HanShui

21 3 1
                                    

Malam itu ... di ruangan itu, semua mata saling menatap. Hanshui dan Huayi duduk disatu meja. Xiaolan, Xiaoqiao dan Xiaolu berdiri menatap mereka berdua. Apa yang terjadi?

Xiaolu : Pangeran, akhirnya kau kembali ... .

Hanshui : uh? Ada apa?

Xiaolu : ada kabar dari Negeri Air. Raja Air memintamu untuk ... . (Menatap semua wanita di sana)

Hanshui : ehem! Katakan! (Melirik Xiaolu dengan tajam)

Xiaolu : Raja Air memerintahkan Pangeran Shuili untuk menghadiri pesta Negeri api sebagai dirimu dan kau diminta untuk menemui Pangeran Shuili di sana setelah ... tugasmu selesai. (Mengecilkan suaranya dikalimat terakhir)

Hanshui : ooh! Heh ... . (Menyunggingkan senyumnya)

Xiaolu : Pangeran ... .

Hanshui : aku mengerti! Kau pergilah! Aku ingin bicara dengan Putri Huayi. (Sanggahnya)

Xiaolu : oh, hamba undur diri.

Tersisa dua pelayan di sana. Huayi masih tidak bicara. Akhirnya Hanshui yang bicara.

Hanshui : kalian berdua keluarlah dulu! Ada yang ingin kubicarakan dengan Putri. (Memberi tanda pada kedua pelayan itu untuk pergi)

Sekarang benar-benar hanya tersisa mereka berdua. Suasana menjadi hening kembali. Hanshui menuangkan air untuk mereka berdua.

Hanshui : ehem, minumlah! (Menyodorkan gelas)

Huayi : tidak perlu basa-basi! Langsung saja! Katakan apa yang ingin kau bicarakan?

Hanshui : Huay ... . (Terkejut karena tiba-tiba ditatap oleh Huayi)

Huayi : Pangeran! Ehm ... . (Menunggu Hanshui bicara)

Hanshui : hem, baiklah. Akan kujelaskan. Tapi, kau jangan salah menilaiku. (Tegasnya)

Huayi : huh!? (Menatap Hanshui tidak mengerti)

Hanshii : emp, maksudku ... aku ... eh ... . (gugup)

Huayi : sebenarnya apa yang ingin kau jelaskan? (Tidak sabar)

Hanshui : huft! Huayi ... energimu ... . (Mengatur nafas)

Huayi : apa!?

Hanshui : energi intimu terkunci di bagian dantian tubuhmu. Kau harus melepas titik segel di tubuhmu itu. Cara untuk melepas segel itu, adalah dengan menyalurkan energi inti lain secara perlahan. Setelah segel itu terlepas, kau harus bisa menguasai energimu sendiri karena kau akan menyatukannya dengan energi baru itu. Setelah mereka bersatu, kita bisa saling menyalurkan energi kita dan membuat tenaga dalam kita menjadi semakin kuat. Kau dan aku ... akan memiliki kekuatan yang sama ... . (Menghentikan sejenak kalimatnya utk melihat reaksi Huayi)

Huayi : hhh ... . (Diam berfikir)

Hanshui : Huayi, k-kau ... mengerti maksudku?

Huayi : jadi ... itu yang kau lakukan sejak dulu? Kenapa kau tidak melakukan itu sejak dulu? Kenapa baru sekarang? (Berkata seraya mengingat-ingat)

Hanshui : dulu, kau masih terlalu kecil dan aku masih terlalu muda. Tenagaku belum cukup kuat. Setiap kali aku menyalurkan energiku padamu, aku selalu melemah. Itu tidak baik untuk kita berdua.

Huayi : lalu sekarang? Bagaimana kau akan menyalurkan energimu padaku? (Tanyanya ingin tahu)

Hanshui : i-itu ... . (Menatap Huayi malu)

Huayi : apa? (Meminta jawaban)

Hanshui : aku ... eh, itu harus dilakukan oleh kita berdua. Kulit kita harus saling bersentuhan.

Huayi : maksudmu? (Mengerutkan alisnya)

Hanshui : aku harus menyentuh bagian dantian di tubuhmu dan itu harus langsung menyentuh kulitmu ... tanpa sehelai kain ... . (Berkata perlahan dan terus menatap Huayi)

Huayi : a-apa!? (Terkejut, membulatkan mata)

Hanshui : ehm, kita bisa menggunakan cara pertama. Aku bisa duduk di belakangmu, menutup mataku ... . (Memberitahukan satu cara)

Huayi : itu ... itu ... . (Menunduk malu)

Hanshui : Huayi ... . (Perlahan mendekati Huayi)

Huayi : lalu saat itu!? Saat kau menciumku! Menyalurkan energi hanya dari tanganku? (Mengejutkan Hanshui)

Hanshui : itu ... aku hanya menguji apakah tubuhmu masih bisa menerima energiku. (Jawabnya setengah jujur)

Huayi : uh!? Hah! Kau ... Lalu apa cara kedua? (Huayi salah tingkah)

Hanshui : itu ... tentu harus dengan izin darimu. (Menunduk malu)

Huayi menatap Hanshui penuh tanda tanya. "Apa maksudnya? Dengan izinku? Untuk apa?" Tanyanya dalam hati.

Sepertinya Huayi mengerti. Sepertinya juga Huayi salah paham. Hanshui merasa bimbang. Apakah dia benar-benar harus mengatakannya secara gamblang seperti tadi?

Huayi : baiklah! Lakukan hal itu! (Ucapnya mengejutkan Hanshui)

Hanshui : ah? Huh? Apa maksudmu? (Berkedip dua kali)

Huayi : cium aku! Cium aku seperti waktu itu! Cepat! (Menutup mata dan mengarahkan wajahnya di depan Hanshui)

Hanshui : emp, ini ... Huayi k-kau ... . (Tergagap)

Huayi : cepat lakukan!

Hanshui yang dihadapkan dengan wajah itu ... bibir itu ... membuatnya tersipu malu. Tapi dia tidak bisa melakukan itu ... hingga ...

Secara tiba-tiba Huayi membuka matanya dan langsung mencium bibir Hanshui. Dia melakukan apa yang Hanshui lakukan waktu itu, dia masih mengingatnya. Hanshui menciumnya dan Huayi merasakan hangatnya bibir itu.

Hanshui yang terkejut hingga terpana tidak melakukan pergerakan sama sekali. Dia hanya diam menikmati perlakuan Huayi padanya. Hingga akhirnya dia menutup matanya perlahan. Tangannya mulai bergerak memeluk pinggang Huayi, merabanya, membelainya hingga mendekap erat.

Tak tinggal diam, Huayipun melakukan hal yang sama. Entah karena terbawa suasana / karena dia mengikuti semua pergerakan Hanshui ... yang pasti dia merespon apa yang Hanshui lakukan. Benar-benar peniru ulung.

Hanshui yang terbuai ... tanpa sadar bangkit berdiri dan membimbing Huayi ke tempat tidur tanpa melepas peraduan mereka. Cara apa yang akan Hanshui pakai? Apakah Huayi benar-benar mengetahuinya? Apakah Huayi mengizinkannya?

(Bersambung)

Legend Of HanShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang