Remarried Empress Chapter 18

107 12 0
                                    

Bab 18 – Keingintahuan (1/2)

Suaranya lembut dan manis, tetapi ada nada bangga akan hal itu. Dan dia memanggil saya 'Queen'. Dia bukan lah satu-satunya orang asing yang melakukannya, tetapi kata itu terasa aneh karena saya telah berkirim pesan kepada Queen si burung tampan. Apakah itu berarti... Pangeran Heinley adalah pemilik Queen? Apakah dia mengira bahwa saya adalah kenalan surat menyurat nya? Saya sempat curiga, tetapi sesegera mungkin mengabaikannya. Tidak masalah jika selama ini dia lah teman surat menyurat saya, saya tidak punya niat untuk bertemu dengan pemilik Queen di kehidupan nyata.

Kesatria yang berdiri di sebelah saya mengerutkan keningnya seolah tersinggung. Dia tampaknya berpikir bahwa hal yang tidak sopan bagi seorang pangeran untuk meminta permaisuri membimbingnya berkeliling istana.

Permaisuri : "Baiklah."

Namun demikian, tidak ada yang tahu kapan negara nya akan melampaui Kekaisaran Timur. Saya tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu dengan seorang pangeran yang mungkin akan berhasil naik tahta di masa depan. Setelah berpikir sejenak, sikap bangga pada wajah Pangeran Heinley lenyap, dia berganti dengan senyum polos ketika dia menawarkan lengan nya kepada saya. Saya meraihnya. Sangat bertentangan dengan penampilan nya yang cantik dan indah, lengan nya terasa berotot. Saya melepaskan genggaman saya karena terkejut. Tapi dia sesegera mungkin menatap saya dengan rasa ingin tahu.

"Ada apa?" Tanya nya.

"Ah, bukan apa-apa." Saya tidak bisa menjawab bahwa lengan dia terasa lebih solid daripada yang saya pikirkan. Jadi saya cepat-cepat membuang muka.

Permaisuri : "Apakah Anda pernah ke Silver Garden? Itu adalah taman terdekat dengan istana selatan. Sangat indah."

Heinley : "Aku kan tinggal di istana selatan. Tentu saja aku sudah sering melihat kesana."

Saya merenung sejenak ketika kami berjalan di sepanjang koridor luar istana pusat. Istana pusat terutama di gunakan untuk bekerja, dengan banyak area terlarang untuk di masuki oleh orang luar, jadi tidak pantas bagi saya untuk menunjukkan kepadanya di sekitar sana. Istana selatan di gunakan untuk menampung tamu asing dan dia pasti telah berkeliling di daerah tersebut.

Kemudian masih ada istana barat... Ya, kita bisa berbagi secangkir teh. Jadi istana barat harus di kunjungi di akhir. Saya bisa mengantarnya ke istana timur kaisar, tetapi saya enggan berjalan melintasi Rastha. Kita bisa dengan mudah melewati itu dan pergi saja ke istana utara.

Heinley : "Yang Mulia?"

Saya berjalan maju tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan Pangeran Heinley memanggil-manggil saya. Sesuatu dalam suaranya membuat telinga saya geli.

Permaisuri : "Saya sedang memikirkan apa yang harus saya tunjukkan pertama kali."

Heinley : "Ah, kalau begitu aku ingin pergi ke...."

Sebelum Pangeran Heinley selesai bicara, seseorang dengan akrab berlari ke arah kami dari semak-semak kebun.

Rastha : "Yang Mulia!"

Rastha! Ah dia. Terlepas dari usaha saya menghindari dia, kini dia telah muncul lagi di hadapan saya. Saya menghela nafas, memakai topeng saya dan mengangguk padanya.

Rastha : "Yang Mulia, apakah Anda berbicara bahwa Anda akan berjalan-jalan? Rastha juga mau berjalan-jalan."

Permaisuri : "Iya."

Saya tidak tahu dari mana energi nya yang tak habis-habis itu. Terakhir kali kami bertemu, kami berpisah dengan cara yang tidak cukup baik.

Rastha : "Aku datang dari sana." Dia mengarahkan jari telunjuknya ke jalan yang dia lalui tadi, lalu tersenyum cerah. Membungkuk pada sang pangeran,

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang