Remarried Empress Chapter 25

101 7 0
                                    

Bab 25 – Saya Sudah Tahu Kebenarannya (2/2)

"Aku... Aku disini untuk bertemu dengan Pangeran Heinley.." Kata seorang wanita yang datang mendekati istana selatan dan segera di cegat oleh salah satu kesatria yang berjaga. Meskipun kesatria tersebut bukan warga Kekaisaran Timur.

"Untuk siapa Anda menjalan kan tugas?"

"Oh tidak, saya disini ingin mengatakan sesuatu padanya."

Kesatria itu memiringkan kepalanya saat dia mengamati wanita di depannya. Meskipun wanita itu berpakaian rapih, dia terlihat tidak seperti wanita bangsawan. Dia pastinya pelayan yang bekerja di istana. Kesatria itu sulit memahami mengapa seorang pangeran ingin bertemu dengan pelayan asing?

"Aku mendengar pangeran sedang mencari teman menyurat nya..." Wanita ini berbicara dengan nada yang berhati-hati. Seketika mata kesatria itu melebar.

"Anda orang yang di cari oleh Pangeran Heinley?" Kebetulan, kesatria tersebut adalah kesatria dari Kerajaan Barat, sama seperti Pangeran Heinley. Melihat tatapan curiga dari kesatria itu, dia dengan segera mengatakan "Ya."

Dia berhasil di bujuk oleh Rastha untuk turut memainkan lelucon yang dibuatnya. Jika dia berhasil, dia bisa memenangkan cinta seorang pangeran yang tampan. Itupun jika berhasil. Tapi jika gagal? Sheril, pelayan Rastha, nampak ketakutan, namun kesatria itu memperhatikan sekali lagi gelagat nya dan langsung mengatakan,

"Silahkan, lewat sini."

Dengan perasaan cemas, Sheril mengikuti langkah kesatria tersebut memasuki istana selatan. Viscountess Verdi sudah memberitahunya isi surat menyurat itu, hanya sebatas sepengetahuan nya saja selama ini. Karena tak lama dari itu, dia pergi ke kampung halaman nya untuk mengurus hal pribadinya. Sheril tidak bisa berhenti dengan segala kegelisahannya. Walau Rastha mengatakan padanya untuk tidak perlu khawatir, tapi...

"Disini." Kata kesatria itu sambil menghentikan langkah nya. Sheril berhenti, menelan tenggorokan nya yang kering dan menatap lurus ke depan. Lalu kesatria itu mengetuk pintu dan mengumumkan kunjungan pelayan tersebut.

"Yang Mulia, seorang wanita datang dan mengklaim bahwa dia lah teman menyurat Anda."

Tak ada jawaban dari dalam. Mereka pun menunggu hingga pintu nya terbuka, tapi tak ada siapa pun yang menyambutnya.

"Oh, apakah dia sedang keluar?" Akhirnya kesatria tersebut mengatakan pada Sheril untuk menunggu di ruang tamu, dan dia pun duduk tak bergerak di ruang kosong tersebut. Tapi beberapa saat setelahnya, kesatria itu kembali dan mengatakan,

"Dia ada disini. Dia akan segera menemui Anda."

"Apa? Sekarang?"

Pintu ruang tamu yang kosong tidak tertutup dan sofa tempatnya duduk menghadap ke koridor. Dia belum melihat ada siapapun yang lewat. Tapi kesatria itu mengatakan Pangeran Heinley ada disini?

"Mungkin dia ada di dalam sepanjang waktu dan pura-pura tidak..." Kesatria itu tidak melanjutkan kalimatnya, tapi dia segera pergi ke arah sebuah pintu kamar. Kegelisahan Sheril makin menjadi, dia akhirnya berdiri dengan cepat dan hendak memohon izin untuk keluar. Tiba-tiba pintu kamar sudah terbuka. Di sebalik pintu inilah nasib nya dipertaruhkan. Dia bisa saja dipermalukan atau masa depan nya akan berubah. Yah, itupun jika berjalan dengan baik, dia bisa seperti Rastha nantinya.

Dengan hati-hati, Sheril memberanikan diri masuk ke dalam ruangan tersebut. Di dalam ruang besar, berdiri 2 jendela terbuka lebar, gorden melayang ke dalam dan angin bertiup. Seorang lelaki dengan tubuh semampai nya berdiri di antara tirai. Dia telanjang dada dan hanya mengenakan jubah tipis terbuka. 'Itu Pangeran Heinley' mata Sheril membelalak dan pikiran nya semakin kabur.

Rambut ringan pria tampan itu bertebaran tertiup angin sepoi-sepoi. Dia lebih tampan daripada yang di kabarkan rumor. Jika seorang malaikat datang ke bumi, mungkin salah satunya seperti Pangeran Heinley. Namun saat Sheril menatap mata ungu tajam nya, dia di kejutkan oleh pemikiran bahwa pangeran yang di depan nya ini mungkin lebih jahat daripada malaikat. Dia tampak sangat halus pada pandangan pertama, tetapi segera dia merasakan arus bawah yang mengerikan. Naluri Sheril menyuruh nya untuk melarikan diri daripada melanjutkan lelucon Rastha.

Namun begitu mata mereka saling bertemu, Pangeran Heinley memberinya senyum lembut, dan Sheril membuang perasaan naluriah nya. Dia tetap berdiri dalam posisi nya.

"Nona, apakah Anda orang yang bertukar surat dengan saya?"

"Ya.." Jawab Sheril ragu. Matanya tertunduk.

Pangeran Heinley mengangkat alis nya, dan kali ini Sheril berusaha untuk menatap nya. Jantungnya berdegup kencang. Dia berpikir bahwa pangeran akan meminta bukti, tetapi sesaat dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Diamnya Pangeran Heinley membuat keringat dingin dan pacuan jantungnya semakin menjadi-jadi. Setelah beberapa saat, Pangeran Heinley tersenyum,

"Apakah Anda yakin?"

"Apa?"

"Saya ingin bertanya dengan pasti. Karena orang yang sedang saya cari ini sangat berharga bagi saya."

Nafas Sheril tercekat. Tenggorokannya terasa betul-betul kering, dia benar-benar ketakutan sekarang. Heinley menatapnya sambil melanjutkan,

"Saya sangat senang jika Anda sungguh teman menyurat saya, tetapi jika bukan, saya akan sangat kecewa sampai-sampai saya tidak tahu apa yang akan saya perbuat pada Anda nanti nya."

Dia mendengar ancaman tersirat dari mulut Pangeran Heinley. Lalu sang pangeran mendekati nya sambil tersenyum dengan ramah.

"Jadi... Apa Anda yakin bahwa Anda lah orang yang saya cari, nona?"

***

Saya sedang beramah tamah sambil makan siang dengan para bangsawan yang saya kenal. Putri Soju, yang dekat dengan saya kemarin, mendekati meja saya dan duduk di sebelah saya dengan sebotol anggur ditangan nya.

"Ini adalah anggur spesialisasi Kerajaan Selatan kami. Anggap saja sebagai permintaan maaf ku karena datang terlambat, Yang Mulia."

Ketika orang-orang memandang ke arahnya, Putri Soju tersenyum, lalu dia duduk sambil meletakkan botol anggur tersebut di atas meja. Laura menoleh ke sang putri, dia juga duduk disebelah Putri Soju.

Laura : "Anda sudah dengar belum?"

Putri Soju : "Tentang apa?"

Putri Soju tersenyum lebar, dia memiliki firasat bahwa topik ini pasti akan sangat mengejutkan.

Laura : "Yah, aku baru saja mendengar tentang ini, jadi belum banyak orang yang membicarakannya."

Meja menekan Laura untuk mulai bergosip. Sebelum dia mulai melanjutkan kalimatnya, dia dengan hati-hati menoleh ke sampingnya, dia tak ingin suaranya di dengar selain Putri Soju dan saya. Lalu dengan mata yang bersinar-sinar, dia melanjutkan,

"Aku tadi mendengarnya di jalan. Seseorang mengatakan mereka tahu siapa teman menyurat nya Pangeran Heinley."

Mata Laura segera menatap saya dan secara refleks saya mengerutkan alis. Hanya karena saya tidak maju untuk membenarkan hal itu, tiba-tiba muncul seseorang yang tak di kenal berpura-pura menjadi saya.

Permaisuri : "Siapa orang yang mereka maksudkan?"

Laura : "Yang ku dengar katanya dia adalah salah satu pelayan Nona Rastha."

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang