Remarried Empress Chapter 106

185 3 0
                                    

Bab 106 – Pilihan Kali Ini (1/2)

Surat Pangeran Heinley dipenuhi dengan antisipasi dan dia tampak senang dengan kemungkinan kehadiran saya. 'Akan lebih baik jika pangeran tidak memiliki harapan itu...' saya pikir. Seperti yang di perkirakan Pangeran Heinley, saya mempertimbangkan untuk pergi ketika saya menulis surat itu, tetapi dengan masalah saat ini... 'Apa yang harus saya lakukan?' Saya menghela nafas. Saya tidak bisa pergi ke upacara penobatan dalam situasi seperti ini. Saya di butakan oleh skandal racun yang di bubuhkan dalam makanan Rastha dan Sovieshu yakin bahwa Koshar adalah biang keladinya. Segera setelah itu, saya mengetahui bahwa kakak laki-laki saya dan teman nya lah yang melakukan hal itu. Akan sulit bagi saya untuk meninggalkan negara dalam jangka waktu yang lama.

Saya pun segera pergi ke meja, mengeluarkan beberapa alat tulis dan mencelupkan pena saya ke wadah tinta. 'Tapi saya senang pangeran mengirimkan saya burung biru ini sekali lagi.' Saya tersenyum sambil menengok ke arah si burung biru yang masih terlihat kelelahan.

Delegasi akan tiba di Kerajaan Barat dengan pengumuman bahwa Grand Duke Lilteang lah wakil pemimpin dari Kekaisaran Timur, tetapi saya ingin menjadi orang pertama yang menjelaskan hal ini pada Pangeran Heinley sendiri.

-Saya memiliki banyak hal mendesak yang harus saya perhatikan dan saya menyesal karena tidak bisa melakukan perjalanan panjang. Saya mengirimkan ucapan selamat kepada Anda.-

Ketika saya menulis surat itu, burung biru mulai membuat suara-suara aneh di sebelah saya. Saya berhenti menulis dan mendongak untuk melihatnya, si burung biru itu ternyata juga sedang menatap ke arah surat balasan saya. Seolah-olah merasakan tatapan saya padanya, dia tiba-tiba melirik dan mulai mencabuti bulu nya dengan paruh mungilnya. Dia tampak seperti sedang berusaha berpura-pura tidak melihat. Itu sangat menggemaskan. Tetapi menulis surat itu sekarang adalah prioritas saya. Saya kembali menulis beberapa baris lagi, lalu mengikatkan surat tersebut pada burung biru. Ketika saya selesai, dia langsung terbang keluar jendela seolah sedang terburu-buru. Saya memperhatikan nya menghilang ke langit sejenak. Lalu menutup jendela dan pergi ke ruang tamu.

Setelah berunding dengan diri saya sendiri hingga malam hari, saya pun akhirnya membuat keputusan. Tidak ada gunanya memperdebatkan apakah saya harus mengatakan kebohongan transparan yang mudah di deteksi oleh Sovieshu, atau jika saya harus menelan harga diri saya dan meminta maaf padanya. Semakin saya khawatir, semakin rumit pula jadinya. Jika saya meminta maaf, itu akan menjadi akhir dari cerita. Dan jika saya berbohong, saya harus mempertahankan nya. Saya mungkin berubah pikiran jika saya menunggu sampai besok pagi, jadi saya memutuskan untuk datang ke Sovieshu meskipun hari sudah larut malam. 'Tapi mungkin Sovieshu sedang bersama Rastha.' Saya baru menyadari hal itu ketika saya berjalan menyusuri koridor istana timur. Tetapi saya tidak ingin menunda permintaan maaf saya. Untungnya, Sovieshu sedang sendirian dikamarnya dan dia membiarkan saya masuk sekaligus.

Kaisar : "Apakah kamu sudah menyelesaikan penyelidikan mu?"

Dia langsung bertanya begitu ketika saya memasuki ruangan dan menutup pintu. Dia jelas tahu untuk apa saya berada disini. Baiklah, setidaknya saya tidak perlu berbasa-basi dengan nya.

Permaisuri : "Iya."

Saya mengangguk dan dia mengangkat alisnya sambil menunggu jawaban saya. Perasaan kesal membengkak dalam diri saya, tetapi saya memaksakan bibir saya untuk merangkai kata-kata,

"Seperti yang Anda katakan..." Sebelum saya bisa berbicara lebih jelas, Sovieshu meletakkan telapak tangan nya di bibir saya. Saya menutup mulut saya. Apa yang dia lakukan? Saya menatapnya dan tiba-tiba dia mengatakan,

"Sudah, cukup."

"Apa maksud Anda?"

"Kamu tidak harus mengatakannya."

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang