Remarried Empress Chapter 34

100 7 0
                                    

Bab 34 – Teman Rahasia (1/2)

Saya tahu Sovieshu percaya bahwa saya adalah orang yang tidak memiliki hati. Itu telihat jelas dari garis-garis diantara alisnya yang tidak biasanya dia melakukan itu. Bahkan dia juga menyipitkan matanya saat menatap saya.

Kaisar : "Permaisuri, kamu sangat dingin."

Permaisuri : "Ya, itu seperti yang seharusnya."

Kaisar : "Apa?"

Rasa malu internasional bisa saja terjadi jika Sovieshu mengabaikan tamu nya dan kesalahan tentu akan jatuh ditangan dia. Tetapi jika saya menyisihkan salah satu dari daftar tamu saya hanya untuk Rastha, sangat jelas saya lah yang akan di salahkan karena lebih mementingkan urusan Rastha dan Sovieshu. Sebuah rumor serupa sudah menyebar ke masyarakat setelah Sovieshu memberikan hadiah pada Rastha atas nama saya. Sementara insiden itu sangat memalukan untuk diri pribadi saya, banyak para tamu terhormat akan menilai secara langsung atas apa yang saya lakukan.

Tapi Sovieshu merencanakan nya dengan hati-hati tanpa kesalahan. Bahkan pada saat ini, dia terlihat sangat cerdas. Dia memaksa saya untuk bertindak demi melindungi harga dirinya sendiri dan memenangkan hati Rastha.

Permaisuri : "Saya secara tidak sengaja menjadi kejam. Rastha adalah kekasih mu, bukan kekasih saya. Saya tidak tahu kenapa Anda mencoba memaksa saya untuk melakukan hal-hal yang bahkan seorang kaisar seperti Anda tidak bisa melakukannya."

Saya terlalu kesal untuk menjelaskan lebih lanjut padanya, jadi saya sengaja berbalik. Rahang Sovieshu mengepal dan Rastha menatap saya dengan tatapan ketakutan. Tapi saya tidak sama sekali merasa lebih baik, sesegera mungkin saya mengucapkan selamat tinggal dengan tata krama yang di diktekan pada diri saya selama ini. Saya pun meninggalkan kamarnya dengan berjalan kaki penuh kemegahan.

***

Ketika saya tiba di istana barat, saya melihat para wanita dayang dengan wajah cemas menunggu saya.

Permaisuri : "Kalian semua seharusnya makan tanpa harus menunggu saya."

"Bagaimana mungkin kami melakukan itu, Yang Mulia? Kami semua disini bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang buruk terjadi lagi?"

"Anda selalu terlihat tidak baik-baik saja setiap kali Anda kembali dari menemui Yang Mulia Kaisar."

Setelah menenangkan mereka, kami pun sarapan bersama. Tetapi saya merasa sulit menelan makanan. Akhirnya saya berhasil mengisi perut saya hanya dengan sup dan puding. Setelah itu wanita dayang sibuk untuk mengatur urusan pesta, maka saya hanya duduk sendirian di meja sambil memeriksa jadwal setelah Perayaan Tahun Baru. Saya harus mengantar ke depan istana ketika para tamu asing kembali ke negaranya serta mengakomodasikan bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama di istana. Laporan dari setiap insiden juga harus ditangani secara menyeluruh. Jika ada orang asing yang memiliki masalah hukum, maka itu harus diselesaikan sebelum mereka melintasi perbatasan.

Hari berlalu dengan cepat. Dan tiba saatnya untuk pesta dimulai. Saya memeriksa diri saya sekali lagi di cermin dan saya juga melihat masing-masing dari para wanita dayang saya berpakaian bagus.

Laura : "Apakah Anda akan datang ke pesta setelah perjamuan khusus, Yang Mulia?"

Permaisuri : "Saya tidak tahu. Saya harus memeriksa jadwal saya nantinya. Ada apa, Nona Laura?"

Laura : "Alischute... Ah, tidak. Maksud ku Nona Alischute sedang sakit sekarang. Dan dia tidak bisa pergi ke pesta. Jika Anda atau dia tidak datang ke pesta, aku hanya akan menunjukkan wajah ku sebentar disana lalu bergegas pergi meninggalkan pesta."

Laura nampaknya lebih senang bergaul dengan teman-temannya dibandingkan bersosialisasi dengan para wanita bangsawan lainnya.

Permaisuri : "Baik, saya akan kesana jika Anda menunggu saya, Nona Laura."

Saya memberikan nya janji dan Laura tersenyum gembira. Dengan cepat, dia pun segera pergi ke aula utama untuk menikmati pesta. Wanita-wanita dayang lainnya juga mengikuti, sementara saya pergi ke ruang Red Rose untuk menghadiri perjamuan khusus. Musik yang meriah memenuhi udara dan para tamu istimewa berkumpul bersama dalam 3 atau 4 kelompok. Saya berjalan ke arah Putri Soju sambil memberikan anggukan santai kepada semua orang yang melihat atau menyapa saya. Ketika saya bertemu Grand Duke Kapmen yang sedang berdiri sambil memegang gelas sampanye. Ada sebuah patung besar memegang keranjang bunga dan pedang, lalu seorang pelayan yang membawa botol-botol sampanye berdiri secara simetris di kedua sisi nya. Saya tak memiliki jalan lain atau pun cara lain kecuali harus melewati Grand Duke Kapmen dan para pelayan itu.

Permaisuri : "Apakah Anda menikmati hari-hari Anda selama disini?"

Sebuah anggukan tidak akan cukup karena dia tepat berada di depan saya, jadi saya tersenyum dan memutuskan untuk berbicara pada nya. Sebelum saya membungkuk memberi salam, tiba-tiba terpikir oleh saya bahwa dia mengabaikan saya dan Rastha kemarin malam.

Permaisuri : "Tuan Kapmen..."

Untungnya Grand Duke Kapmen tidak menutup mata terhadap saya kali ini. Namun dia tidak juga menjawab pertanyaan saya.

Permaisuri : "Apakah makanan itu sesuai dengan selera Anda?"

Saya memberinya busur kecil untuk kedua kalinya tanpa menyadari. Alih-alih menjawab pertanyaan saya, dia menatap saya lagi. Matanya yang panjang dan tajam menunjukkan sebuah keganasan. Ini adalah undangan pertama Grand Duke Kapmen ke perjamuan khusus. Dan saya belum pernah berinteraksi dengan pria ini sebelumnya. Saya hanya memiliki sedikit informasi mengenai karakternya. Yang saya tahu, dia adalah adipati agung dari negara berpadang pasir dan telah lulus pertama dari akademi sihir.

Ketika saya menunggu jawabannya, Grand Duke Kapmen menanyakan pertanyaan nya sendiri entah dari mana,

Kapmen : "Apakah seperti ini negara bagian Kekaisaran Timur?"

Permaisuri : "Maksud Anda?"

Kapmen : "Dalam Rwibt, emosi Imona dan Imot adalah satu."

Permaisuri : "Raja dan ratu adalah satu kesatuan. Itu luar biasa."

Kapmen : "Anda tahu apa artinya itu?"

Permaisuri : "Tidak cukup mengatakan bahwa saya fasih. Hanya beberapa kata dasar."

Saat saya mengangkat alis, dia membuka matanya karena terkejut dan melanjutkan,

"Jika kekasih Emot ada di hadapan nya, dia akan langsung di bunuh."

Saya tersentak. Namun tetap diam.

Kapmen : "Apakah Anda tidak bisa melakukan itu, Yang Mulia?"

Permaisuri : "Saya khawatir di kerajaan besar ini saya tidak dapat membunuh seseorang tanpa alasan, bahkan jika saya seorang permaisuri. Sidang harus di adakan dulu."

Kapmen : "Bodoh jika Anda tidak bisa makan sup dari mangkuk Anda sendiri."

Apakah dia ingin mengatakan bahwa saya tidak memiliki kendali yang tepat atas kejadian Rastha kemarin? Namun sama seperti halnya hukum di Negara Rwibt, ada juga hukum di Kerajaan Timur. Di negara saya, selir disetujui secara hukum. Dan jika ada seorang permaisuri pernah membunuh selir seorang kaisar? Ada kemungkinan kuat untuk di jebloskan ke penjara.

Lalu setelah itu apa yang tertinggal untuk saya? Sedikit rasa gembira? Haruskah saya mempertaruhkan hidup saya hanya untuk membunuh Rastha? Namun sebelum memberikan jawaban, Grand Duke Kapmen malah pergi dengan membawa gelas sampanye nya. Saya menghela nafas lega. Dia mungkin menganggap saya menyedihkan. 'Aneh sekali... Sovieshu yang menjadikan Rastha selirnya, jadi kenapa saya seolah wanita yang menyedihkan?' Pikir ku.

Sayangnya, Putri Soju tampaknya telah berpindah ke tempat lain selama saya mengobrol dengan Grand Duke Kapmen. Saya menoleh ke kiri dan ke kanan dan melihat sekeliling untuk menemukan orang lain, ketika tatapan saya mendarat pada Duchess Tuvania.

"Queen." Ada suara rendah dari belakang saya. Segera setelah saya menoleh, saya menemukan Pangeran Heinley tepat di depan saya.

"Apa kabar Pa..." Saya tersenyum, namun sebelum saya bisa bertanya bagaimana keadaan nya lebih lanjut, dia memotong saya dan berbicara lagi,

"Aku ingin bicara dengan Anda sebentar."

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang