Remarried Empress Chapter 47

137 5 0
                                    

Bab 47 – Tulang Punggung Masyarakat (2/2)

Istana masih di selimuti kabut pagi ketika saya terbangun. Saya membuka jendela dan menyandarkan kepala keluar, membiarkan udara sejuk menyegarkan tubuh saya. Hari ini adalah hari dimana saya akan membahas pembukaan hubungan diplomatik dengan Grand Duke Kapmen. 'Saya harus menjadi yang terbaik.' Saya menenangkan diri secara mental. Ketika saya mengikat gorden menjadi satu, saya menemukan surat di ambang jendela, di amankan dibawah batu sehingga surat itu tidak bisa terbang terbawa angin malam. 'Pangeran Heinley?' Pikir saya. Saya segera membuang batu itu dan membaca suratnya.

-Percayalah pada ku.-

Apa maksudnya? Untuk apa dia ingin saya mempercayainya? Saya terkejut, tapi saya merasa senang menerima surat lagi setelah sekian lama. Sayangnya, saya tidak bisa mengirim balasan segera karena Queen telah pergi. Saya memasukkan catatan itu ke dalam laci dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dengan air dingin. Setelah itu, saya membunyikan bel. Para wanita dayang segera masuk untuk mempersiapkan saya pada hari itu.

"Anda akan menghadiri rapat dimeja bundar kan? Anda akan duduk disebelah orang, jadi kita tidak boleh memilih gaun yang terlalu lebar." Countess Eliza memilih gaun hitam yang jatuh hampir lurus, lalu menata rambut saya.

Permaisuri : "Jika Queen datang saat saya masih pergi, tolong beri dia air."

"Tentu saja, Yang Mulia."

"Dan biarkan dia masuk jika diluar hujan. Terkadang dia kehujanan diluar jendela." Saya meninggalkan pesan tersebut pada Countess Eliza, lalu menarik nafas dalam-dalam dan meninggalkan ruangan. Saya yakin bisa menghadapi hari ini.

***

Pertemuan di adakan pukul 10 pagi. Itu adalah pertemuan yang relatif kecil, yang hadir adalah menteri keuangan, menteri luar negri, pejabat penting dari masing-masing departemen, Grand Duke Kapmen, Sovieshu, dan saya sendiri.

Topiknya adalah pembukaan hubungan diplomatik dengan Rwibt, manfaat, kerugian, dan juga kelayakan. Ada total 8 benua di dunia dengan sedikit pertukaran diantara mereka. Benua Wol, dimana Kekaisaran Timur berada, dan benua Hwa dimana Rwibt berada, relatif dekat dibandingkan dengan benua lain. Tetapi meskipun demikian, itu masih jarak yang cukup jauh. Butuh waktu untuk menghasilkan keuntungan dari perdagangan swasta dan komunikasi cepat sangat penting dalam transaksi yang dipimpin oleh negara. Melihat situasinya, sulit untuk mencapai kesimpulan. Namun... 'Mengapa Sovieshu terlihat seperti dia dalam suasana hati yang buruk?' saya memperhatikan ekspresi wajahnya. Dia menatap tajam diskusi, dia seharusnya memimpin rapat. Tetapi dia membuatnya sulit untuk memberikan pendapat bebas bahkan para pejabat terus menatapnya. 'Apakah karena sesuatu telah terjadi antara Duke Elgy dan Rastha? Dia tidak boleh membawa masalah pribadi ke kantor.' Pikir saya.

Segera saya mengangkat kepala dari peta dan menghela nafas, ketika saya melihat tatapan Grand Duke Kapmen. Ekspresinya terlihat netral, tidak memusuhi atau mendukung. Saat mata kami bertemu, dia mengangguk, dan saya juga membalas mengangguk.

***

Pertemuan itu berjalan lambat dan pada akhirnya saya lah yang bertanggung jawab atas masalah ini dengan rekomendasi dari Grand Duke Kapmen. Alasannya tidak bisa dipahami mengapa, mengingat bagaimana sikapnya terhadap saya di Hari Tahun Baru.

"Grand Duke Kapmen." Saya memanggilnya setelah menutup rapat dan ruangan itu kosong. Saya mengikuti Grand Duke Kapmen keluar ruangan. Dan memberhentikannya di lorong.

"Apakah Anda punya waktu sebentar? Saya ingin menyanyakan sesuatu kepada Anda."

"Ya, silahkan." Dia membalikkan badan nya kearah saya.

"Mengapa Anda merekomendasikan saya untuk mengambil alih?"

Grand Duke Kapmen mengangkat alisnya atas pertanyaan saya yang tidak dia duga.

"Anda tidak suka itu, Yang Mulia?"

"Tidak, bukan begitu. Saya hanya penasaran. Beberapa hari yang lalu..." Saya menggantung kata-kata saya. Memikirkan kejadian saat dia mengkritik saya karena cara saya menangani Rastha yang tidak becus. Atau kekurangan lainnya. Saya tidak mengatakan nya dengan lantang, tetapi saya melihat bibirnya melengkung seolah dia mengerti apa yang saya maksudkan. Tunggu, apa dia tersenyum? Itu membuat saya sangat kesal.

Kapmen : "Itu benar. Tidak ada orang lain yang bisa bertanggung jawab selain permaisuri."

Permaisuri : "Maksud Anda?"

"Ketika aku berbicara tentang Imona dan Imot (Panggilan untuk Raja dan Ratu di negara Rwibt), Anda adalah satu-satunya yang mengerti apa artinya itu."

Dia merekomendasikan saya hanya karena alasan itu? Saya bergegas menjelaskan,

"Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, saya hanya tahu beberapa kata saja. Saya tidak rendah hati, yang saya katakan adalah benar."

"Ya, tapi banyak orang yang bahkan tidak tahu kata-kata itu."

Bahasa itu bukanlah subjek wajib di akademi. Apakah benar-benar tidak menjadi masalah membebani saya dengan tugas serius ini hanya karena berdasarkan kalimat sederhana itu? Saya tidak bisa menunjukkan kelemahan sebagai seorang permaisuri, jadi akhirnya saya mengangguk. Sekarang setelah sampai pada keputusan final, saya harus mengisi celah itu dengan usaha semaksimal mungkin.

Kapmen : "Baiklah, saya permisi dulu."

Grand Duke Kapmen membungkuk sedikit seolah-olah dia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan, lalu berbalik dan berjalan menyusuri koridor.

Tak tak tak tak.

Suara sepatunya menggema disetiap langkah yang diambilnya. Saya pun juga menoleh dan pergi ke arah yang berlawanan darinya. Ketika saya melihat Sovieshu melalui pintu ruang konferensi yang terbuka, dia bersandar di meja. Dia telah banyak merenung sepanjang pertemuan, tetapi sekarang ekspresinya tampak lebih gelap dari yang tadi.

"Yang Mulia?" Saya merasa khawatir dan mendekatinya. Tetapi saya segera menyesalinya. Apakah ini ada hubungannya dengan Rastha? Tidak mungkin bagi saya untuk menanyakan hal ini, tetapi saya tidak dapat mengabaikan Sovieshu ketika dia terlihat muram seperti ini.

"Yang Mulia, Anda terlihat suram. Apakah Anda baik-baik saja?" Sebaliknya, saya menghindari alasan dan hanya bertanya tentang kondisinya saat ini. Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya mengejutkan saya,

"Permaisuri, apakah kamu memiliki preferensi untuk orang asing?"

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang