Remarried Empress Chapter 112

333 4 0
                                    

Bab 112 – Rahasia Lain (1/2)

Viscount Roteschu langsung pergi ke istana untuk menemui Rastha. Dia menyapa nya dengan tampilan jijik seperti biasanya tapi dia mengabaikan nya. Dia tidak akan membunuh angsa emasnya hanya karena sedang bergumul dengan amarah, apalagi angsa emas yang di lilitkan Kaisar di jarinya. Namun tidak peduli betapa terkejutnya Viscount Roteschu dengan perkembangan baru, dia tidak sekaget Rastha.

"Mengapa permaisuri ingin bertemu Rivetti?!" Rastha berseru kaget.

"Aku tidak tahu persis, tapi aku datang kesini karena ku pikir akan lebih baik untuk memberi tahu mu segera."

Rastha mencatat informasi baru ini dan bergumam pada dirinya sendiri,

"Permaisuri sedang menggali tentang Rastha." Dia yakin akan hal itu dan dengan gugup menggigit bibirnya. Dia seharusnya mempertimbangkan bahwa permaisuri akan mengaduk-aduknya atau Rivetti akan mengejarnya. Namun tidak banyak yang bisa dia lakukan meskipun dia marah.

Rastha : "Buat mereka diam! Baik Rivetti maupun Alan!"

Akhirnya yang bisa dia lakukan hanyalah memberi tekanan pada Viscount Roteschu.

Roteschu : "Ya, tentu saja."

Viscount Roteschu berlari kearahnya dengan berita yang tidak dia inginkan. Dan sekarang dia memiliki senyum lebar di wajahnya. Kemarahan Rastha berkobar ketika dia melihatnya. Dia ingin dengan kasar membalikkan semua meja dan kursi di ruangan itu, tetapi sang kaisar akan tahu jika dia melakukan hal yang tidak wajar.

"Mengapa semua orang mengganggu Rastha?! Rastha hanya ingin hidup dengan tenang!"

Meskipun Viscount Roteschu tidak punya hal lain untuk dikatakan lagi, dia tetap tidak beranjak dari ruangan Rastha.

"Apa kamu tidak akan pergi?" Rastha melototi sang viscount. Dia biasanya akan membuat permintaan yang berlebihan darinya, entah itu uang, perhiasan, rumah besar, atau uang untuk memperkerjakan lebih banyak pelayan. Fakta bahwa dia akan melakukan nya lagi menyebabkan emosinya semakin meningkat.

"Oh tidak, jangan terlalu bersemangat. Kamu tidak perlu mendesak ku, Rastha." Viscount Roteschu menyeringai dan menempatkan dirinya lebih nyaman di sofa.

"Apa lagi yang kamu mau?"

"Kita sudah berbicara terlalu cepat, Rastha."

"Kamu yang terlalu lambat, jadi Rastha harus mempercepatnya."

Viscount Roteschu mengangkat bahu dan berpura-pura melihat sekeliling, lalu dia bertanya apakah dia memiliki kalender?

"Kalender? Untuk apa?" Rastha menatapnya bingung. Sang viscount pun tertawa,

"Musim semi adalah musim debutan, kamu tahu itu kan?"

Tentu saja Rastha mengetahui hal itu, tetapi dia tidak tahu mengapa pria di hadapan nya malah mengungkit masalah itu.

"Begitukah?" Rastha menatapnya dengan firasat dan dia tersenyum lagi.

"Dan aku punya debutan di musim semi ini."

Ekspresi Rastha tiba-tiba menegang. Dia bisa menebak dengan mudah nya kemana arah pembicaraan ini. Seorang debutan melakukan debut resminya ke masyarakat dengan sebuah pesta dan semua orang berdandan secantik dan semahal yang mereka bisa. Viscount Roteschu pasti mengharapkan dia untuk membayar sebuah gaun.

"Apakah kamu sudah menghabiskan uang yang kamu ambil sebelumnya?" Rastha mendidih karena kesal. Dia sudah menerima banyak sekali perhiasan sebagai hadiah bayi, jadi kali ini dia tidak perlu meminjam sejumlah uang kepada Duke Elgy atau meminta kepada Baron Lant. Namun, apakah dia punya uang atau tidak, dia tidak ingin di ancam ataupun dipaksa untuk memberikan gaun itu kepada Rivetti yang busuk itu untuk dia kenakan dalam debutan resminya.

"Rastha, aku tidak meminta uang kali ini. Ada banyak desainer terkenal yang bekerja untuk klien profil tinggi secara gratis."

"Oh, begitukah?"

"Ya, jadi siapkan gaun mu sendiri yang bisa di sesuaikan untuk putri ku."

Rastha menatapnya dengan niat penuh amarah, tetapi sang viscount tak peduli. Dia tetap melanjutkan kalimatnya,

"Tentu saja sebaiknya kamu hanya menggunakan kain dan juga perhiasan yang terbaik. Tidak perlu membuang-buang uang."

'Ini adalah uang ku, bukan uang mu!' Rastha mengomel dalam hati. Tidak ada lagi yang ingin dia lakukan selain membunuh Viscount Roteschu. Jika dia memikirkan masa depan nya sebagai seorang permaisuri.... Ah, bukankah lebih baik jika dia melakukannya sekarang? Mata Rastha menyala, tetapi senyum menyebar di wajah Viscount Roteschu.

"Rastha, untuk berjaga-jaga..."

"Apa?"

"Jangan pernah berpikir tentang itu." Sang viscount tertawa saat dia menatap nya dengan tatapan menantang. Lalu dia menjelaskan,

"Apa maksudmu aku akan datang berjalan-jalan ke istana kekaisaran tanpa rencana cadangan?"

"Apa maksud mu?"

"Jika sesuatu terjadi pada ku... Apakah aku sudah mati atau jika aku tidak dapat mengambil tindakan... Ada orang disana sini yang akan menyebarkan rahasia mu dalam 1 hari."

Mata Rastha terbelalak. 'Disana sini? Berapa banyak orang yang telah mengetahui rahasianya?' Rastha menggidik. Melihat ke bawah dan dia juga gemetar. Viscount Roteschu menyeringai lalu kemudian pergi meninggalkan Rastha.

***

"Viscount Roteschu mengunjungi Nona Rastha lagi...?"

"Ya, Yang Mulia."

"Sangat baik. Terimakasih sudah memberitahu saya tentang hal itu, Artina." Setelah Artina melaporkan berita bahwa Viscount Roteschu telah berkunjung, saya kembali ke buku tentang Rwibt yang diberikan oleh Grand Duke Kapmen kepada saya. Meskipun perdagangan dengan negara nya telah batal, itu masih sesuatu yang perlu saya cari tahu. Countess Eliza mengirimkan seorang pelayan untuk membersihkan kamar saya sebelum menoleh kepada saya dengan sebuah pertanyaan,

"Yang Mulia, apakah Nona Rivetti akan datang besok?"

"Ya, mungkin."

Laura yang mendengarnya, mendelik dan mendengus,

"Aku pikir mereka mencoba untuk menutup mulut Nona Rivetti sebelumnya."

"Ya, mungkin." Saya memberikan jawaban yang sama seperti sebelumnya dan mengangguk. Para wanita dayang saling bertukar pandang cemas satu sama lain, tetapi saya dengan santai kembali ke buku. Ketidakpedulian saya yang tenang bukan untuk pertunjukan. Sebenarnya, saya tidak berharap Rivetti memberitahu saya tentang informasi Rastha.

Permaisuri : "Apa yang saya inginkan bukanlah informasi dari Nona Rivetti."

Tentu saja itu akan berguna jika saya belajar tentang masa lalu Rastha, tetapi itu tidak perlu. Para wanita dayang itu menatap saya dengan heran dan dengan lesu saya membalikkan 1 halaman buku.

Permaisuri : "Yang saya ingin lakukan terhadap dia hanyalah memberi nya peringatan."

Jika saya bertemu dengan Rivetti, Rastha akan bertanya-tanya mengapasaya melakukan nya dan menjadi panik karena khawatir. Itulah yang sebetulnyasaya inginkan. Menakut-nakutinya. Dia harus tahu bahwa dia tidak akan pernahbisa dalam posisi yang bermartabat dan terhormat. Saya menutup mata. Dia perlulebih berhati-hati tentang perilakunya.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang