Remarried Empress Chapter 22

123 7 0
                                    

Bab 22 – Air Mata Yang Hanya Queen Yang Tahu (1/2)

Heinley : "Maafkan aku, Nona Rastha. Tapi aku sudah lelah."

Pangeran Heinley tersenyum dan berbalik.

Heinley : "Aku tidak bisa menari dua kali berturut-turut. Pria tampan itu memiliki konstitusi yang sangat lemah."

Rastha : "Lalu bagaimana jika kita lakukan setelah Anda beristirahat? Pasti Anda sudah tidak lelah lagi, kan?"

Heinley : "Hmm... Mungkin."

Pangeran Heinley tiba-tiba melihat ke atas dan tatapan kami saling bertemu. Dia memiliki tatapan mata yang lembut terhadap saya.

"Ada seseorang yang ingin ku ajak menari lagi." Sambung nya.

Saya memikirkan penolakan Pangeran Heinley berulang-ulang terhadap Rastha. Dia bertekad untuk tidak memberikan nya kesempatan walau hanya sekali. Jauh berbeda dari kebanyakan bangsawan menampilkan diri mereka. Rastha berharap dia tidak lagi di tolak oleh nya. Dia menyentuh rambutnya, bingung. Pandangan kami saling bertemu, tetapi dengan segera dia menoleh ke arah Sovieshu dengan mata berkaca-kaca.

"Yang Mulia, Rastha tidak memiliki siapa pun untuk di ajak menari."

Kaisar : "Istirahat lah. Kamu tidak bisa menari dengan orang yang sama dua kali berturut-turut."

Kini Rastha mirip dengan Pangeran Heinley. Dia tidak punya keraguan untuk mengungkapkan perasaan nya, ketika kebanyakan bangsawan lebih merasa bangga untuk menyuarakan pikiran mereka dengan lantang.

"Hiks..." Dia merengek seperti bayi dan para bangsawan di sekitar nya terkekeh. Bukan untuk mengejek, tetapi karena rasa sayang. Rastha bukanlah seorang bangsawan, dan perilakunya memang tidak sopan, tetapi entah mengapa semua orang berpikir bahwa itu adalah hal yang baru dan begitu polos.

"Nona Rastha, apakah Anda ingin berdansa dengan saya?" Beberapa bangsawan lain mendekati Rastha, tetapi dia dengan lemah menjawab, "Tidak, terimakasih." Lalu berjalan dengan susah payah ke tepi ruangan. Sovieshu menegang, seolah ingin berlari ke arahnya. Jika musiknya tidak di mulai saat itu juga, dia mungkin benar-benar akan mengejarnya, tapi ternyata yang dia lakukan hanya tetap diam disamping saya. Secara kebetulan, musiknya tenang dan tarian nya membutuhkan jarak yang jauh dari pasangannya. Sovieshu dan saya telah menjadi mitra dansa sejak kami masih muda, dan dengan mudah dapat mengikuti ritme bersama. Sebagai anak-anak di masa lalu, saat kami mulai belajar untuk menari bersama, kami berpelukan dan tertawa, bahkan mengeluh satu sama lain jika langkahnya terasa canggung. 'Hari-hari itu tidak akan pernah datang lagi.' Pikir ku.

Ketika saya ingat memegang peta besar dan mendiskusikan proyek konstruksi baru, saya merasakan hawa dingin disudut hati saya. Betapa bodoh dan naif nya pada saat itu bisa mempercayai Sovieshu dan saya akan bersama dengan nya selama sisa hidup kami. Ketika tarian akhirnya membuat kami saling mendekat satu sama lain, saya masih bisa merasakan jarak seperti kami berjauhan.

Kaisar : "Sebelum ini..."

Sovieshu berbicara dengan suara rendah di hadapan saya.

Kaisar : "Apa yang kamu bicarakan tadi dengan Pangeran Heinley?"

Permaisuri : "Kami hanya melakukan percakapan yang normal."

Sovieshu terdiam. Dia kembali berkonsentrasi dengan tarian nya. Saya menyamakan gerakan dan ritme nya sebelum akhirnya dia mulai membuka mulutnya kembali,

"Apakah kamu sudah mendengar desas-desus tentang dia?"

Apa yang dia maksudkan? Saya bahkan tidak mengatakan apa-apa untuk tetap berfokus pada langkah-langkah tarian yang rumit, tapi saya tidak melewatkan kerutan diantara alis Sovieshu.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang