Remarried Empress Chapter 88

117 4 0
                                    

Bab 88 – Gelap Sebelum Fajar (1/2)

Saya pikir saya akan kesepian setelah semua teman baik saya pergi. Kenyataan nya agak berbanding sebaliknya. Sovieshu memutuskan untuk mengadakan jamuan makan untuk merayakan bayi pertamanya dan urusan saya lebih sibuk dari sebelumnya.

"Anda tidak harus pergi, Yang Mulia." Laura bergetar karena amarahnya.

"Bahkan jika itu dengan grup atau teman dekat. Anda tetap tidak perlu hadir."

Ada kewajiban yang berbeda antara menghadiri perjamuan versus pesta besar. Tetapi jika saya tidak datang untuk merayakan bayi Sovieshu, saya mungkin akan menyakiti perasaan Sovieshu. Saya tidak ingin meminta teman-teman saya untuk membuat saya merasa lebih baik.

"Ya, saya tahu." Wajah saya sangat tenang, tetapi ada rasa nyeri yang menggelegak dibawah permukaan hati saya. Saya tidak ingin tersenyum ketika semua orang merayakan kehamilan Rastha dan anak pertama dari kaisar. Saya juga tidak ingin berpura-pura tidak tahu ketika orang-orang menatap saya. Namun, jamuan ini sudah di jadwalkan dan saya tidak bisa mundur lagi.

4 hari setelah Sovieshu memutuskan untuk mengadakan jamuan makan, saya berjalan mengelilingi istana dengan mekanis, memberikan instruksi pada bawahan saya. Lalu saya mencuri waktu dengan menyembunyikan diri saya dibangku terpencil kesayangan saya. Saya duduk disana, menekan segala amarah yang memuncak dalam diri saya. Dan 4 hari yang lalu pula sekretaris Sovieshu yang memberitahu saya bahwa akan di adakan jamuan makan untuk menyambut anak pertama kaisar. Sovieshu memiliki kebijaksanaan untuk meminta sekretarisnya menyampaikan berita tersebut pada saya dan kemudian dia melakukan perjalanan inspeksi ke provinsi lain. Saya pun belum melihatnya sejak saat itu. Dengan suasana hati yang seperti sekarang ini, ada kemungkinan saya akan menginjak kakinya begitu saya melihatnya nanti.

Saya duduk disana sendirian dan cukup lama. Ketika saya menyadari bahwa ada suara langkah kaki yang mendekat. Saya tidak ingin mengangkat kepala saya, jadi saya hanya mengangkat lengan tangan untuk menutupi mata dan wajah saya ke dalam. Lagipula itu mungkin pejabat pengadilan, pejabat pemerintah, atau bahkan kesatria. Mereka akan berbalik atau hanya lewat begitu saja. Namun, saya merasa bahwa langkah kaki tersebut terhenti tepat di depan saya. Saya pun menurunkan tangan dan akhirnya mengangkat kepala. Itu addalah Sovieshu! Dia pasti baru saja kembali dari inspeksi nya karena saya melihat dia masih menggunakan jubah berpergian berwarna coklat gelap dan rambutnya juga tidak terawat rapih. Mata kami saling bertemu dan dia berbicara dengan wajah sedikit cemberut,

"Apakah kamu merasa sedang tidak sehat?"

Saya bisa mendengar suara-suara berisik yang memerintahkan pelayan untuk menurunkan barang-barang bawaan dari kereta yang tidak jauh dari situ. Ada juga suara-suara lain yang sulit saya pahami.

"Ya, saya baik-baik saja. Apakah Anda baru saja tiba, Yang Mulia?"

"Iya. Tapi apakah kamu benar baik-baik saja?"

"Iya, saya baik-baik saja dan sehat." Saya membayangkan menginjak kakinya sebelum dia datang kesini. Tapi sekarang saat dia tepat berada di hadapan saya, saya malah bertanya-tanya apa yang harus saya perbuat. Sulit bagi saya untuk tetap berada dekat di hadapannya, jadi saya pun berdiri dari bangku dan merapihkan rok gaun saya sebelum akhirnya saya meninggalkan temapt itu.

"Anda pasti lelah, jadi silahkan beristirahatlah hari ini." Saya memberinya senyuman ala kadarnya dan segera berbalik. Namun, Sovieshu mengulangi pertanyaan nya sekali lagi,

"Apakah kamu benar-benar baik-baik saja?"

Saya telah mendengar pertanyaan yang sama dari orang yang sama pula. Tetapi kali ini seperti ada nuansa aneh yang menyelimuti. Ketika saya berbalik kearahnya, dia memandangi saya dengan tatapan gelap seolah-olah dia mencoba untuk mencari tahu isi pikiran saya. Saya juga menatapnya dengan penuh curiga. Saya tidak berpikir bahwa dia akan mengajukan pertanyaan yang sama kepada saya lagi hanya karena dia melihat saya terlihat lesu saat duduk dibangku tadi.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang