Remarried Empress Chapter 89

180 5 0
                                    

Bab 89 – Gelap Sebelum Fajar (2/2)

"Aku merasa khawatir." Sovieshu bergumam pada dirinya sendiri ketika dia duduk di mejanya dan mempelajari kertas-kertas yang dia pegang. Count Pirnu, yang tak jauh darinya, mendongakkan kepala dari laporan tentang distribusi buku.

"Iya, Yang Mulia?"

Sovieshu duduk kaku dengan dagunya ditopang ditangan nya. Desahan berat keluar dari mulutnya.

"Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?"

Sovieshu nampak ragu awalnya, tetapi pada akhirnya dia pun menjawab,

"Aku khawatir permaisuri akan memusuhi bayinya."

"Aah... Apakah dia membencinya?"

"Ya, aku yakin begitu."

Count Pirnu hanya mengangguk setuju.

Kaisar : "Itu tidak bisa membantu sama sekali. Dalam kasus yang jarang terjadi, anak-anak haram yang disukai dapat menjadi ancaman bagi penerus."

Mulut Sovieshu berputar. Bukankah itu terlalu dini untuk mengkhawatirkan ketika kami bahkan tidak memiliki penerus? Dia mengalihkan pandangannya kearah lain.

Pirnu : "Tentu saja."

Kaisar : "Dia seperti pedang yang dingin. Sebagai seorang permaisuri dia luar biasa, tapi..."

Dia menutup matanya dengan desahan yang terdengar berat lagi.

"Jika dia memiliki perasaan yang tidak enak terhadap bayi itu, aku khawatir dia akan memperlakukannya dengan sifat dingin seperti pisau."

Count Pirnu berpikir masih terlalu dini untuk khawatir, tetapi dia menerima kata-kata yang di ucapkan kaisar. Sovieshu telah berharap menjadi seorang ayah dan bayinya akan menjadi anak sulung kaisar. Itu wajar bagi Sovieshu untuk merasa khawatir.

Kaisar : "Bagaimana menurut mu, count?"

Pirnu : "Yah... Aku sebenarnya lebih khawatir tentang Tuan Koshar daripada permaisuri."

Kaisar : "Koshar? Bukankah Koshar sudah pergi ke Palme?"

Pirnu : "Duke Troby tampaknya telah memberikan izin pada putranya untuk kembali sekarang."

Ekspresi Sovieshu tiba-tiba mengeras saat dia mengingat bagaimana wajah pria tersebut. Koshar Troby adalah kakak laki-laki Permaisuri Navier. Dari Sovieshu menjadi tunangan Navier sejak kecil, dia juga akrab dengan Koshar. Wajahnya mirip dengan adik perempuan nya yang cantik. Dia juga ahli dalam seni bela diri. Tapi sifatnya tidak seperti permaisuri yang sedingin es, bagaimanapun, Koshar seperti gunung berapi. Tempramen nya yang panas berguna ketika diarahkan ke tempat yang lain dan sesuai, seperti misalnya perbatasan Palme yang tak jarang penduduknya adalah bandit berbahaya yang berkembang pesat dan mereka menyebut diri mereka adalah Bandit 1000 Abadi. Duke Troby mengirim putranya kesana dengan tujuan pertahanan dan lebih banyak untuk mengarahkan kepribadian kerasnya. Dalam situasi seperti sebuah ledakan, dia bisa terlihat sangat mematikan.

Sovieshu mengerutkan bibir sambil berpikir, sementara Count Pirnu tersenyum canggung.

Pirnu : "Tapi sekarang saudara perempuannya sudah duduk dikursi permaisuri. Jadi dia harus berprilaku sedikit lebih baik dari sebelumnya. Tolong jangan terlalu khawatir, Yang Mulia."

Kaisar : "Aku tidak merasakan khawatir sama sekali sebelum kamu mengatakan hal itu."

Pirnu : "Maafkan aku, Yang Mulia."

Sovieshu menatap Count Pirnu dengan tidak setuju sebelum dia kembali ke surat-suratnya. Namun, kata-kata Count Pirnu meninggalkan jejak di dalam pikirannya. Koshar Troby sangat memperhatikan adik perempuannya. Apakah dia bersedia meninggalkan Rastha sendirian yang mana dia adalah saingan romantis bagi Navier. Apakah dia bisa tidak menyentuh Rastha? Kini Sovieshu mengalami sakit kepala yang berdenyut-denyut. Dan pada akhirnya dia meminta Count Pirnu untuk memanggilkan dokter istana.

***

Di waktu yang sama. Koshar menjadi pusat perhatian semua orang. Tetapi dengan santainya dia mampir ke toko-toko pakaian wanita dewasa, memberikan tawa nakal bersama seorang kawannya. Marquis Farang yang menemani Koshar, dia berhenti dan melihat sekeliling dengan wajah yang memerah.

"Apakah ini benar-benar perlu?" Marquis Farang benar-benar malu. Namun Koshar tidak menanggapinya. Dia masih tertawa-tawa nakal dengan orang-orang sekeliling.

"Koshar?" Dia berbisik, tapi tetap tidak ada jawaban darinya. Marquis Farang menatap ke samping, dan Koshar sedang menatap sebuah gaun yang akan dikenakan seorang gadis muda.

Koshar : "Jika aku membeli ini untuk Navier..."

Farang : "Itu tidak cocok. Jadi jangan berikan itu padanya."

Koshar : "Begitukah?"

Farang : "Saudari perempuan mu bukan lagi anak-anak."

Koshar : "Oh ya, aku rasa begitu. Waktu benar-benar begitu cepat berlalu..."

Farang : "Hei, jangan mendistorsi masa lalu. Dia sudah tumbuh dewasa saat kamu pergi."

Koshar : "Tapi dia masih adik perempuan kecil ku yang manis dalam ingatan ku."

Koshar menggaruk hidungnya lalu tertawa. Marquis Farang mendecakkan lidahnya dan meminta seorang penjahit,

"Permisi... Tolong bantu kami?"

Begitu seorang penjahit mendekat, Marquis Farang menunjukkan kearah Koshar.

"Teman ku sedang mencari baju untuk saudari perempuannya."

Dan penjahit itu berbicara dengan nada suara yang ramah,

"Ah, silahkan... Apakah Anda tahu ukuran tubuhnya, tuan?"

Koshar melirik Marquis Farang, lalu dia berbalik dan menjawab dengan nada yang lembut pula,

"Dia sekitar setinggi ini..."

"Ah, dia pasti cukup tinggi ya. Bagaimana tipe tubuhnya?"

"Dia memiliki bentuk tubuh yang indah."

"Maaf tuan, aku tidak yakin seperti apa bentuk tubuhnya. Bisakah Anda menjelaskan lebih spesifik?"

Koshar menggelengkan kepalanya, dan penjahit itu membuat tatapan yang kebingungan. Dia berbalik kearah sang marquis disampingnya. Tapi dia juga menggelengkan kepalanya.

"Sulit untuk membeli pakaian jika kamu tidak mengetahui ukuran pastinya."

"Tapi aku masih ingin membelikan dia sesuatu. Aku sudah bertahun-tahun tidak melihatnya. Apakah kamu tidak memiliki ide lain? Adakah sesuatu yang cocok untuk diberikan?"

Tiba-tiba sang penjahit menyela karena mendengar percakapan mereka berdua,

"Jika itu adalah sesuatu yang bisa Anda beli tanpa mengetahui ukurannya, bagaimana jika Anda membeli topi?"

Mata Koshar terlihat berbinar dan segera mengatakan, "Aku akan mengambilnya!" Lalu penjahit itu menunjukkan kepada mereka berbagai macam topi. Koshar mulai melihat-lihat masing-masing dengan hati-hati. Tapi ternyata pilihan topi pun tidaklah mudah. Penjahit itu telah mengeluarkan total 35 buah topi dan sampai semua pelanggan lain ditoko berkumpul untuk melihat aktivitas Koshar dan Marquis Farang. Lagi-lagi Marquis Farang terlihat sangat malu dengan para wanita yang menonton mereka berdua. Sehingga dia dengan cepat menempel ke dinding untuk menghindar, sementara Koshar benar-benar berkonsentrasi dalam proses seleksi topi. Dan pada akhirnya, dia memilih 5 topi warna-warni lalu segera meninggalkan toko pakaian tersebut. Marquis Farang mengomel pada temannya,

"Apakah kamu benar-benar sangat menyukai saudari perempuan mu itu?"

"Aaah... Dia gadis yang sangat cantik. Dan.... Aah! Lihat itu.."

"Apa?"

"Roti! Roti itu pasti enak kalau banyak orang yang mengantri disana. Aku juga akan membawakan sebagian untuk Navier."

Koshar menerobos kerumunan dengan senyumnya yang ceria, sang marquis mendecakkan lidahnya lagi dan mengikuti temannya tersebut. Mereka berdua mengantri selama 10 menit. Saat kesabaran Marquis Farang mulai menipis, telinganya tiba-tiba menangkap sebuah topik percakapan,

"Dan selir kaisar?"

"Ya, sepupuku bekerja sebagai pembantu istana. Dan dia mengatakan bahwa selirnya sedang hamil sekarang."

"Jadi dia hamil sebelum permaisuri hamil juga? Lalu apa yang terjadi?"

Koshar yang sedang memegang tas belanjaan penuh renda dan embel-embel lainnya, tiba-tiba berbalik.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang