Remarried Empress Chapter 50

163 4 0
                                    

Bab 50 – Jangan Menangis, Queen (1/2)

Hadiah dari teman dan kerabat saya mulai berdatangan 5 hari sebelum ulang tahun saya. Keluarga saya memang sudah kaya, tetapi setelah saya menjadi permaisuri, saya menjalani gaya hidup yang lebih mewah lagi. Tentu saja sebagian besar kekayaan saya dihabiskan untuk berbagai proyek kesejahteraan dan subsidi negara, dan saya sangat jarang membeli barang untuk kesenangan pribadi. Karena itu, sebagian besar hadiah yang diberikan kepada saya sangat bermakna, bukan sekedar mahal. Terutama yang dikirim ibu untuk saya.

"Wanita bangsawan itu pasti mengkhawatirkan Anda, Yang Mulia."

Saya tersenyum canggung ketika Countess Eliza meneliti hadiah dari ibu saya. Majalah semi tahunan bernama La Trang, yang berisi foto potret aktor paling populer saat itu. Ibu saya mengirimi satu yang hanya menampilkan aktor laki-laki. Itu tidak dimaksudkan untuk menyakiti Sovieshu, tetapi mungkin dia berpikir bahwa mendapatkan kekasih untuk diri saya sendiri akan menenangkan pikiran saya. Dan semua aktor-aktor itu adalah pilihan populer dikalangan bangsawan.

"Ah, yang ini luar biasa. Lihatlah pria ini, Yang Mulia. Bahunya sangat lebar."

"Bukankah pria ini yang lebih baik? Pria yang itu punya rumor buruk tentang dirinya."

"Rumor apa?"

"Seksualitasnya agak aneh. Yaa... Hmmm, saya akan merahasiakannya. Seorang baroness mengatakan bahwa dia dan aktor itu mencoba bermain api. Dan dia akhirnya hampir terbakar secara nyata." (Note : 'Main Api' juga bisa merujuk pada romansa pendek tapi penuh gairah seksualitas)

"Betulkah begitu?"

Para dayang-dayang saya tampaknya lebih menikmati hadiah dari ibu saya daripada saya sendiri. Sementara itu, ayah mengirimi saya baju-baju modis model terbaru. Dan ada juga beberapa buku-buku langka, kain, dan perhiasan dari luar negri. Dan... Apa ini? Sebuah hadiah anonim. Disebut "Exilir Of Love".

Itu terlalu canggung untuk saya gunakan.

***

Dua hari sebelum ulang tahun saya. Sebagian besar hadiah sudah tiba dan besok pagi saya akan berangkat ke villa kerajaan. Saya mengemasi koper untuk tinggal selama 2 hari disana dan menyebarkan beberapa buku ditempat tidur. Ketika saya memutuskan buku yang mana yang akan saya bawa, saya mendengar suara sayap bergemerincing di udara.

"Queen?"

Saya bergegas ke jendela yang setengah terbuka dan melebarkan daun jendela agar terbuka lebih lebar lagi. Itu adalah Queen, tetapi dia terlihat tidak bisa dengan mudah memasuki ruangan seperti biasanya. Kepala kecilnya muncul dan hilang dari bingkai jendela, dan ketika saya memperhatikan nya dengan jelas, saya bisa melihat Queen membawa sebuah kotak besar yang diikat dengan tali.

"Ya ampun, Queen!" Terkejut, saya langsung mengulurkan tangan dan Queen mendaratkan kotak itu lalu terbang masuk melalui jendela. Dia jatuh ditempat tidur saya sambil nafasnya terengah-engah.

"Apakah kamu membawa ini sendirian?" Saya menguji berat beban yang dibawa oleh Queen. Ya, itu memang cukup berat untuk seekor burung, bahkan ditangan saya juga demikian. Saya sangat terkejut bahwa dia membawa kotak yang cukup berat ini sendirian. Dia seekor burung yang cukup besar, tapi dia tetaplah seekor burung. Queen mengangkat kepalanya, mengangguk tak berdaya, dia terlalu lelah. Lalu segera menjatuhkan diri lagi ditempat tidur saya.

"Pangeran Heinley sudah keterlaluan. Dia seharusnya datang sendiri atau meminta tolong orang lain untuk membawanya kesini."

Tapi saat mendengar ucapan saya, Queen langsung berdiri dan menghadap saya dengan terkejut. Dia menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu menggelengkan kepalamu, Queen? Bukankah Pangeran Heinley yang menyuruhmu melakukan tugas ini?"

Queen terdiam. Dia memandangi saya dengan mata bulatnya.

"Ah, kamu tidak suka jika saya mengatakan hal-hal buruk tentang tuan mu?"

Queen buru-buru mengangguk.

"Baiklah, saya tidak akan melakukannya."

Queen terjatuh lagi ditempat tidur saya. Queen nampak tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat dirinya sendiri. Dia menatap kepakkan sayapnya. Saya menepuk pantat berbulunya, dia begitu terkejut hingga dia tersentak. Tapi kemudian dia kembali menjadi lemas seolah dia merasa tubuhnya masih lemah sehabis membawa kotak tersebut. Saya duduk disamping Queen dan meletakkan kotak itu dipangkuan. Apa yang dikirim Pangeran Heinley?

"Ah..." Saat saya membukanya, di dalam kotak tersebut ada kue besar. Dan ditutup kotak ada surat juga. Saya membukanya dan membaca isinya.

-Aku pikir aku pintar memasak. Aku berharap seseorang akan memuji kemampuan ku.-

Queen segera bangkit dan duduk dengan tenang disamping saya. Dia mencuri pandang ke arah saya yang membaca surat dari Pangeran Heinley. Saya meletakkan satu tangan diatas bahu Queen, dan mencelupkan satu jari lain ke froasting. Lalu meletakkan nya diantara bibir saya. Ini adalah rasa krim segar yang sederhana dan manis tanpa rasa yang berminyak.

"Apakah dia membuat krim ini sendiri, Queen?" Saya mencicipi krim nya sekali lagi.

"Ini sangat lezat." Saya tertawa dan Queen mengibas-kibas kan ekornya. Dia mengusap kepalanya ke lengan saya.

"Ini pasti berat. Terimakasih telah membawa ini pada saya, Queen."

Gu!

Saya akan berterimakasih pada Pangeran Heinley secara terpisah nanti.

"Pemilikmu adalah orang yang baik."

Tapi tiba-tiba saya melihat Queen seolah tersipu malu. Ini seperti pujian saya secara langsung untuknya.

"Hahahaha... Kenapa kamu terlihat begitu malu?"

Saya meletakkan kue itu ke satu sisi lalu meletakkan Queen dipangkuan saya dan mencium keningnya. Dia berubah total membeku bagai batu. Saya menemukan reaksinya yang sangat lucu sehingga saya membekapnya dengan lebih banyak ciuman disana sini. Setelah itu, saya membawa kue tersebut ke meja. Memotongnya sepotong dan meletakkan disuatu tempat. Saya segera menemukan bahwa kue itu bukanlah satu-satunya hadiah.

Saya menghela nafas tanpa sadar. Di dalam spons lembut, terdapat permata dengan berbagai ukuran dan warna. Saya mengambil satu dan menyadari bahwa itu adalah berlian berwarna biru. Saya merasakan tusukan pada diri saya, dan berbalik ke arah Queen. Dia berkedip menatap saya dengan mata ungu nya yang bulat, seolah-olah dia khawatir dengan reaksi saya ketika melihat isi kue. Dia terlihat sangat serius sehingga saya tidak bisa menahan untuk menjawab dengan jujur.

"Ini terlalu berlebihan."

Quen terkejut. Sangat tidak nyaman untuk menerima hadiah yang bahkan berlimpah seperti ini terlebih ini dari delegasi asing. Tetapi Pangeran Heinley telah memberikan ini sebagai seorang teman. Harga bukanlah menjadi masalah untuknya, tentu saja. Tapi arti hadiah itu menurut saya agak ambigu.

Saya mengesampingkan permata itu, dan ketika saya melihat Queen, saya memandangnya dengan heran. Dia memasang ekspresi yang sangat menyedihkan, lalu saya segera memeluknya.

"Mengapa kamu menangis, Queen?"

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang