Remarried Empress Chapter 51

153 5 0
                                    

Bab 51 – Jangan Menangis, Queen (2/2)

Karena Queen telah menangis dan terbang pergi, saya memutuskan untuk segera mengunjungi istana selatan sendiri. 'Tidak apa-apa selama saya tidak berada disana terlalu lama.' Saya juga ingin berterimakasih pada Pangeran Heinley untuk kuenya, tapi saya lebih mengkhawatirkan keadaan Queen.

"Ya ampun! Permaisuri Navier!" Seorang kesatria dari Kerajaan Barat tercengang ketika dia melihat kedatangan saya. Saya berada didepan tempat tinggal Pangeran Heinley, dan seorang kesatria lain dengan rambut berwarna biru datang menghampiri saya. Dia mengenali saya, tetapi bahkan lebih dari itu, tatapannya menunjukkan bahwa dia sepertinya mengetahui sesuatu. Para wanita dayang saya tahu bahwa Pangeran Heinley dan saya saling bertukar surat satu sama lain. Dan pasti orang-orang dari pihak sang pangeran juga mengetahui hal yang sama. Tetap saja, saya harus melindungi diri saya dari orang-orang yang bahkan dekat dengan pangeran, jadi saya tersenyum tipis padanya.

Permaisuri : "Saya memiliki pesan untuk Pangeran Heinley. Apakah dia ada di dalam sekarang?"

McKenna : "Aku senang Anda datang. Aku khawatir karena dia pulang sambil menangis."

Permaisuri : "Pangeran pulang sambil menangis?"

McKenna : "Oh, maaf... Maaf... Bukan begitu, maksud ku burung. Ya, itu burung. Seekor burungnya yang jahat pulang dengan menangis."

Kesatria berambut biru itu juga menambahkan bahwa pangeran tidak pernah menangis, lalu buru-buru mengetuk pintu yang tertutup rapat sambil berteriak,

"Pangeran! Yang Mulia Permaisuri Navier ada disini sekarang!"

Sekitar tiga detik, saya pikir saya mendengar suara keras dari dalam. Mungkin sesuatu seperti furnitur telah jatuh, tetapi kemudian sunyi. Saya melihat kearah kesatria berambut biru disamping saya. Memasang ekspresi bertanya-tanya apakah semuanya baik-baik saja di dalam sana? Tapi sepertinya dia tidak terganggu sama sekali oleh suara keras yang barusan itu. Beberapa menit kemudian, kesatria berambut biru tersebut membuka pintu setelah mendapat sinyal silahkan masuk ke dalam.

"Terimakasih." Saya perlahan memasuki ruangan. Rasa ingin tahu saya mencuat tentang suara apa tadi barusan. Kamar Pangeran Heinley jelas berada di istana selatan Kekaisaran Timur, namun entah bagaimana itu sangat terasa asing bagi saya. Aromanya tertinggal di udara dan ada barang-barang yang tidak biasa tersebar disana-sini. Pangeran Heinley berdiri ditengah ruangan, dia adalah sosok yang paling saya kenal diruangan ini.

"Maafkan aku. Ada yang harus ku lakukan..." Saat saya dengan cepat melihat sekeliling ruangan dan segera menatapnya. Pangeran tersenyum lalu mengecup tangan saya sebelum melangkah mundur. Ada yang harus dia lakukan...? Ah, apakah itu berarti dia sedang mandi? Sepertinya dia buru-buru melempar pakaian nya dan mengganti dengan yang baru. Dia biasanya tidak memiliki kerutan pada pakaian yang di pilihnya dengan cermat, tetapi dia terlihat agak kusut kali ini. Saya bisa melihat kulitnya mengintip dari balik kancing kemejanya yang longgar, tapi akan terasa canggung jika saya menunjukkan nya. Tidak ada orang lain yang memakai kemeja mereka seperti itu.

Saya segera mengalihkan pandangan ke wajah pangeran, bertanya-tanya apakah akan mengabaikan itu atau menunjukkannya, tapi tiba-tiba saya melihat sesuatu yang mengejutkan saya. Matanya merah dan basah dibagian bulu matanya. Jelas sekali dia habis menangis beberapa saat yang lalu. 'Saya seharusnya tidak datang. Ini bukan waktu yang tepat.' Pikir saya. Dengan canggung, saya mengalihkan tatapan saya. Apakah dia menangis saat mandi? Betapa memalukan baginya dan sekarang saya malah mengunjunginya secara tiba-tiba. Saya sangat menyesal sekarang.

"Apakah Anda sudah menerima kuenya?" Tiba-tiba suara sang pangeran memecah keheningan di antara kami.

Namun, karena aneh melakukan percakapan tanpa melihat matanya, akhirnya saya menoleh lagi. Pangeran Heinley menatap saya dengan mata ungu nya yang lembab. Saya pernah mendengar bahwa hewan peliharaan mencerminkan tuan nya. Apakah seperti ini maksudnya? Tiba-tiba saya menyadari bahwa mata Pangeran Heinley terlihat sangat mirip dengan mata bulat Queen.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang