Remarried Empress Chapter 81

142 7 0
                                    

Bab 81 – Pria Cemas (2/2)

Keesokan harinya, saya meminta salah satu wanita dayang untuk pergi mengunjungi Grand Duke Kapmen demi memastikan kondisinya.

Dayang : "Apa yang terjadi kemarin, Yang Mulia?"

Permaisuri : "Grand Duke Kapmen mengalami masalah dengan kaisar. Kami tidak punya kesempatan untuk berbicara sesudahnya."

Wanita dayang itupun mengangguk simpatik sebelum akhirnya pergi memenuhi permintaan saya. Dan saya duduk dimeja untuk menunggu hasil laporannya. Grand Duke Kapmen telah mengatakan kemarin bahwa dia akan kembali ke kamarnya dan meminum penawarnya, jadi dia seharusnya baik-baik saja sekarang. Saya lebih khawatir jika dia menemukan Sovieshu lagi kemarin.

Namun, hal yang mengejutkan saya adalah wanita dayang saya tidak kembali sendirian, tetapi ditemani dengan Grand Duke Kapmen. Saya pergi ke ruang tamu untuk melihat dan menyambutnya. Kini dia terlihat agak berbeda dari kemarin. Dia yang biasanya mengenakan pakaian yang nyaman dan praktis, tetapi hari ini pakaian nya terlihat jauh lebih halus dan rambutnya juga disisir ke belakang dengan sangat rapih, menekan garis rahangnya yang kuat. Ketika saya melihat kearah matanya, saya perhatikan kedua matanya kembali lembab.

Permaisuri : "Apakah Anda baik-baik saja?"

Sang grand duke tidak terlihat sehat, tapi saya tetap bertanya padanya karena adab kesopanan. Dia menggelengkan kepalanya dan meminta percakapan secara pribadi dengan saya. Saya mengangguk dan para wanita dayang segera pergi secepat yang mereka bisa. Hingga akhirnya saat kami hanya berdua saja, dia berbicara dengan suara yang keras, seolah kelelahan karena terus menahan diri.

"Aku merindukan Anda. Aku sangat ingin melihat Anda... Ah, tidak, dengarkan." Segera setelah kata-kata yang memalukan itu keluar, tiba-tiba dia tersenyum dengan canggung. Tetap saja, dia tampak lebih memegang kendali daripada hari kemarin. Dan saya menyuruhnya untuk duduk dengan nyaman di sofa.

Permaisuri : "Apakah tidak ada penawarnya?"

Sejujurnya, meski kesulitan yang dia alami terasa sangat lucu, saya jauh lebih mengkhawatirkan kondisinya. Ini adalah pertama kalinya saya melihat bahwa mata manusia dapat dipenuhi dengan rasa kasih sayang seperti itu, tetapi perilaku Grand Duke Kapmen saat ini akan terlihat aneh bagi pengamat luar manapun. Masalahnya dia berkewajiban untuk tetap bertemu dengan saya demi membahas negosiasi diplomatik kita.

Kapmen : "Ada, tapi tidak berhasil."

Permaisuri : "Oh, apakah Anda punya penawar lainnya? Penawar yang Anda minum mungkin saja bisa salah."

Saya pikir akan mencurigakan jika dia memiliki obat penawar yang benar sejak awal. Alih-alih menjawab, Grand Duke Kapmen menyatukan kedua tangannya dan dengan canggung menatap keluar jendela. Saya masih mewaspadai situasi yang mungkin nantinya akan terjadi. Apakah ini akan lebih buruk atau lebih baik?

"Grand duke...?" Saya memanggilnya pelan. Apakah ini karena efek samping dari ramuan tersebut? Dia tampak sangat malu.

"Apakah Anda ingin agar saya menutupi wajah saya?" Saya menatapnya dengan cemas, tetapi dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Jika aku tidak melihat wajah Anda pun, itu tetap tidak akan berhasil." Jawabnya dengan penuh nada putus asa.

Apa artinya ramuan itu berhasil bahkan saat saya tidak ada didepannya? Ramuan itu mempengaruhi kata-katanya, tetapi dia terdengar jelas disini. Apa yang harus saya lakukan sekarang? Bagaimanapun, situasi ini sangatlah memalukan. Pembicara pasti mengalami perasaan yang seolah dia berada di neraka.

Kapmen : "Penawarnya tidaklah salah."

Permaisuri : "Kenapa Anda begitu yakin? Itu bukan penawar untuk ramuan cinta kan?"

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang