Remarried Empress Chapter 70

146 5 0
                                    

Bab 70 – Apakah Anda Cemburu? (1/2)

Tidak. Dia tidak mungkin mengatakan itu. Kepala saya berputar kearah Sovieshu. Kenapa dia mengatakan kebohongan? Suami saya mendekati saya, lalu membungkuk untuk mencium pipi saya.

"Kamu cantik diluar imajinasi, permaisuri. Terimakasih telah mengabulkan permintaan ku."

Saya tidak tahu mengapa dia berbuat seperti ini, tetapi saya dengan cepat menjawab seolah-olah permintaan nya adalah benar.

"Apapun warna yang Anda inginkan, katakan saja."

"Oh... Jadi itu adalah permintaan kaisar." Grand Duke Lilteang tampak malu, tetapi kemudian dia dengan cepat tersenyum dan mengubah kata-katanya,

"Senang melihat mereka rukun dengan baik."

Kelompok disekitar Rastha bertukar pandang dengan gugup satu sama lain. Ekspresi Rastha juga terlihat gelap disisi lain. Bahkan walau Sovieshu berada disisinya, dia tetap nampak tidak bahagia. Saya melihat Sovieshu minum, tetapi tatapannya tertuju ke tempat lain dan saya tidak bisa bertanya mengapa dia telah membantu saya.

Saya memegang gelas dengan erat bagaikan tali penyelamat saat saya menatap sekeliling aula. Para wanita dayang-dayang yang tinggal disisi saya pada awalnya, tetapi ketika mereka bosan, satu atau dua orang dari mereka mulai berpencar dan masuk dalam beberapa kelompok dalam pesta tersebut. Para bangsawan yang duduk didekat kaisar pergi ke lantai dansa sesegera mungkin setelah alunan musik di mulai. Anehnya, Rastha pergi ke tempat lain alih-alih berlama-lama disini. 'Apakah dia akan pergi menemui Duke Elgy lagi?' Saya bertanya-tanya.

Tidak, saya mendengar Duke Elgy meninggalkan istana beberapa hari yang lalu. Mungkin dia hanya ingin bersosialisasi dengan semua orang? Saya terjebak dalam pikiran yang rumit ketika sebuah suara berbicara didekat saya,

"Jadi siapa yang menyalin siapa?"

Saya berbalik dan menemukan Sovieshu menatap saya dengan ekspresi yang lembut.

"Siapa yang Anda pikirkan, Yang Mulia?"

"Sejujurnya..." Suaranya berbisik pelan ditelinga saya.

"Aku tidak peduli." Lanjutnya.

"Namun Anda memihak saya tadi."

"Jadi kamu tidak menyetujuinya?"

"Saya tidak menyukainya. Nona Rastha akan kesal nanti."

"Meski begitu, aku tidak punya pilihan selain membantu mu, permaisuri."

"Apa maksud Anda bahwa Anda tidak punya pilihan?"

"Ya, permaisuri adalah wajah Kekaisaran Timur. Kamu mewakili Kehormatan Keluarga Kekaisaran. Bukankah jawaban itu sudah sangat jelas?"

"Baiklah, saya mengerti."

Kini jawabannya meredakan kebingungan saya. Yakin, saya melihat kebelakang dan kedepan saat cahaya terang serta musik yang ceria mulai memenuhi ruangan. Pria dan wanita bertopeng saling berpegangan tangan, mereka nampak tersenyum dan mulai menggerakan kaki dengan riang mengikuti alunan musik. Bahkan jika seseorang bukanlah penari yang terampil, mereka tetap saja memiliki ekspresi tersenyum di wajah mereka. Rakyat jelata menikmati hingar bingar dalam pesta ini, sementara para bangsawan tampak senang dengan suasana yang kurang formal ini. Semua kalangan seperti menikmatinya.

Terdengar ada sorakan dari suatu tempat diruangan itu. Saya berbalik kearah suara dan melihat Rastha menari sendirian ditengah panggung yang tinggi. Rambut peraknya berkilau di udara saat kakinya yang ringan melenggang dan berputar. Kerumunan disekitarnya nampak tertarik padanya seperti seekor ngengat yang menyala. Rakyat jelata khususnya juga tampak ceria sambil bertepuk tangan setiap kali Rastha berputar. Saya perhatikan bahwa tatapan kagum Sovieshu juga tertuju padanya.

Permaisuri : "Kenapa Anda tidak pergi dan berdansa dengannya?"

Kata-kata itu tanpa sadar keluar dari mulut saya. Sovieshu berbalik dan menatap saya.

"Pergi kesana?" Alisnya terangkat karena terkejut.

"Ya, Anda terlihat seperti ingin pergi." Saya menjawab dengan anggukan kepala dan dia menatap saya dengan aneh.

"Apakah kamu cemburu?" Dia menyerengitkan dahinya.

"Cemburu? Maksud Anda saya?"

"Atau apakah itu sarkasme?"

"Siapa bilang itu sarkasme?"

"Kapan kamu akan menghentikan kebiasaan berbicara seperti itu saat kamu marah, permaisuri?"

"Bukankah ini sama saja?"

"Kamu tahu, menurut ku..." Sovieshu menghela nafas, membalikkan kepalanya ke arah lain, lalu dia menunduk sejenak. Setelah beberapa saat, dia kembali berbalik kearah saya dengan ekspresi serius di wajahnya. Saya bertanya-tanya apa yang akan dia katakan.

Kaisar : "Apakah dahulu ketika ibuku menjadi seorang permaisuri dan ketika dia mendidikmu, apakah dia juga mengajarimu cara berdebat dengan kata-kata? Kenapa seperti itu caramu saat kamu selalu menolak untuk mendukung bahkan satu katapun dari ku?"

Permaisuri : "Jadi Anda ingin tahu?"

Kaisar : "Ya, sejujurnya sedikit."

Permaisuri : "Kalau begitu, mengapa kita tidak meletakkan mahkota kita selama setengah jam dan berbicara dari hati ke hati? Di zona netral saat kita bukanlah kaisar dan permaisuri. Lalu saya akan mengungkapkan pemikiran saya."

Mata Sovieshu menyipit.

"Kamu pernah mengatakan itu ketika kita masih anak-anak. Apakah kamu ingat apa yang kamu lakukan setelah itu?"

Saya terdiam. Lalu Sovieshu melanjutkan kata-katanya,

"Aku tidak akan jatuh cinta lagi. Aku jelas tidak menyukainya."

***

'Apa yang mereka bicarakan?' Rastha berhenti menari dan menyeka keringat dari wajahnya saat dia turun dari panggung. Dia mengerutkan keningnya ketika dia melihat kepala kaisar dan permaisuri bersandar satu sama lain dalam percakapan. Mereka terlihat cukup serius.

Hati Rastha seketika hancur. Kaisar memang tidak pernah membicarakan urusan negara dengan nya atau pekerjaan nya, apa saja yang telah dia lakukan, hal apa saja yang sedang dia khawatirkan, apa yang menjadi fokus negara saat ini, dan sebagainya. Dia hanya menikmati mata dan perhatiannya yang hangat, tetapi dia merasa tidak nyaman setiap kali kaisar dan permaisuri membicarakan sesuatu dengan sangat serius. 'Duke Elgy sedang pergi ke Rimwell...' Pikirnya.

Dia tidak mendapat kabar dari sang duke sejak dia pergi ke perkebunan Roteschu untuk menyelidiki masalah tentang bayi itu. Dia juga bertanya-tanya apakah sang duke melakukan pekerjaan nya dengan baik disana? Kini Rastha benar-benar berhenti menari, dia tidak mampu mengatasi kecemasannya yang terus meningkat. Pikirannya agak kacau.

Namun ada hal lain yang menarik perhatiannya. Dari sebrang ruangan, dia melihat Duke Tuvania yang tidak seperti Duchess Tuvania yang sangat populer. Dia terlihat sedang menyesap anggurnya sendirian. Rastha pun tersenyum pada dirinya sendiri lalu mengambil langkah untuk mendekati Duke Tuvania.

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang