Remarried Empress Chapter 79

91 4 0
                                    

Bab 79 – Pengunjung Baik dan Pengunjung Buruk (2/2)

Setelah pembicaraan itu, semua para wanita dayang kembali ke urusan mereka masing-masing. Sebelum tidur, saya berbaring ditempat tidur sembari menatap botol itu sekali lagi. 'Apa maksud orang yang mengirimkan hadiah ini?' Saya bertanya-tanya dalam hati. Apakah mereka mengasihani saya karena saya telah kehilangan suami saya gara-gara Rastha? Atau apakah ini sebuah racun? Saya terus memperhatikannya.

Ah benar! Grand Duke Kapmen lulus dari akademi sihir, jadi mungkin saya bisa bertanya padanya. Pangeran Heinley tampaknya pandai menggunakan sihir juga, tapi dia hanya murid pertukaran, jadi mungkin dia lemah dalam teori sihir.

Dan saat hari berikutnya, ada diskusi tentang diplomasi dengan Rwibt. Jadi saya mengambil botol itu dan pergi ke salah satu ruang kosong di istana. Saya menjadwalkan agar Grand Duke Kapmen dan saya bertemu disini, dan dia pun segera tiba.

Kapmen : "Saya mendengar Anda mencari saya, Yang Mulia?"

Permaisuri : "Sudahkah Anda menulis tentang prospek ekspor dan impor yang telah kita bicarakan sebelumnya?"

Kapmen : "Ya, sekitar setengahnya."

Permaisuri : "Bisakah saya melihatnya?"

Grand Duke Kapmen pun memberikan yang saya minta. Saya mengeceknya dengan seksama dan perlahan.

Permaisuri : "Berapa jumlah total pedagang yang akan menyebrang dari Rwibt ke benua Wol?"

Kapmen : "Aku tidak tahu apakah ada pedagang yang benar-benar melakukan ini."

Permaisuri : "Kita membutuhkan beberapa angka yang tepat sebelum kita dapat menciptakan bisnis yang dipimpin oleh negara. Diperlukan adanya jaminan keamanan minimum. Kami mungkin ingin membuat kesepakatan awal terlebih dahulu untuk tujuan riset pasar."

Kapmen : "Baik, Yang Mulia."

Permaisuri : "Apakah ada hal lain yang bisa Anda tukarkan dari benua Hwa ke seluruh dunia?"

Atas dasar saran dagang dengan negara lain, Grand Duke Kapmen mengerutkan alisnya dan segera menjawab,

"Aku tidak tahu, Yang Mulia."

"Saya ingin Anda mencari tahu tentang itu. Perdagangan antara kedua negara itu baik, tetapi kita dapat menciptakan infrastruktur dimana kedua negara kita menjadi distributor perantara antara benua dan menerima komisi."

"Baik, aku mengerti itu, Yang Mulia."

Setelah beberapa diskusi lagi, kami menyelesaikan pembicaraan. Dan saya segera mengambil kesempatan untuk memberitahunya tentang ramuan cinta yang telah saya dapatkan.

Permaisuri : "Saya dengar Anda berada di urutan teratas akademi sihir. Benarkah begitu?"

Kapmen : "Iya."

Permaisuri : "Anda pasti tahu tentang ramuan ajaib kan?"

Grand Duke Kapmen memandang saya seolah bertanya-tanya mengapa saya berbicara sampah seperti itu. Saya curiga pria ini tidak menyukai saya. Tapi dia merekomendasikan saya sebagai perwakilan perdagangan yang sangat penting, dan dia juga mendengarkan dengan cermat pendapat-pendapat saya, tetapi saya bisa merasakan pendapatnya tentang hal-hal lain. 'Apakah dia membenci hubungan pribadi?' Saya berpikir tentang segala kemungkinan sikap dari pria di hadapan saya ini.

"Tidak." Grand Duke Kapmen segera menjawab saya.

"Apa?"

"Uuumm... Maksudku, aku tahu tentang ramuan ajaib itu."

"Ah, yaa..." Saya pikir dia menjawab untuk hal yang negatif. Waktunya membuat jantung saya berdetak kencang. Saya menekan tangan ke arah dada saya lalu segera mengeluarkan sebuah botol merah muda.

Permaisuri : "Maukah Anda melihat ini jika Anda tidak keberatan?"

Kapmen : "Apa itu?"

Grand Duke Kapmen mengangkat alisnya seraya mengambil botol itu untuk memeriksanya.

Permaisuri : "Itu adalah ramuan cinta..."

"Apa?" Grand Duke Kapmen membelalakan matanya seolah tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.

Saya merasa sedikit ragu tapi saya tetap memberikan penjelasan padanya,

"Itu datang sebagai hadiah ulang tahun saya saat itu dan catatan yang bersama hadiah mengatakan bahwa itu adalah ramuan cinta."

Grand Duke mengerutkan kening lebih dalam. Dia tidak menjawab apapun sambil memperhatikan botol tersebut. Saya pun melanjutkan,

"Saya tidak percaya jika itu benar. Dan saya merasa tidak nyaman karena dikirim secara anonim." Saya pikir saya terlihat bodoh karena tetap menyimpannya. Jadi saya menambahkan bahwa saya tidak mengharapkan manfaat apapun dari ramuan tersebut. Tetapi tidak ada perubahan dari ekspresi Grand Duke Kapmen. Saya pun semakin risau,

"Tetapi ini adalah hadiah yang dikirimkan kepada saya, jadi saya tidak ingin membuangnya walaupun pengirimnya adalah anonim. Jika Anda tidak keberatan, dapatkah Anda mengkonfirmasi apakah ramuan itu berbahaya atau tidak?"

Dengan pandangan yang sedikit meremehkan, Grand Duke Kapmen mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak terduga,

"Aku tidak tahu apakah ini berbahaya atau tidak, tetapi ramuan ini ada dipasar gelap. Ramuan ini akan berkhasiat sampai batas tertentu."

"Tapi saya belum pernah mendengar ramuan ini sebelumnya..."

"Ya, meskipun ramuan ini hanya di distribusikan dipasar gelap, tapi ini adalah ramuan asli, Yang Mulia." Grand Duke Kapmen tampak cukup tertarik lalu dia berkata, "Tunggu." Sambil mengocok botol ditangan nya. Setelah itu dia membuka tutup botolnya dan mencium aromanya. Setelah beberapa kali pemeriksaan, dia pun berbicara dengan nada tidak berkomitmen,

"Tampaknya ini memiliki beberapa efektivitas."

"Lalu bagaimana jika seseorang meminum ini?" Saya bertanya dengan nada yang teramat penasaran.

"Mereka akan jatuh cinta pada orang pertama yang mereka lihat, Yang Mulia. Dan sebenarnya ini bukanlah cinta, tapi akan memberi mereka gejala fisik cinta seperti jantung yang berdetak lebih kencang, wajah yang memerah, hmmm... Dan sebagainya."

Saya tertawa terbahak-bahak karena mendengar itu sangat aneh. Apakah ramuan cinta yang diberikan kepada saya bukan karena kedengkian tetapi karena merasa kasihan pada saya yang kehilangan cinta Sovieshu kepada Rastha? Grand Duke Kapmen melirik saya sejenak sebelum dia melanjutkan,

"Anda bisa menggunakannya pada Kaisar Sovieshu jika Anda mau. Pastikan saja orang pertama yang dia lihat adalah Anda, Yang Mulia."

Saya terkejut, dan dia mengangkat bahu seolah-olah dia tidak mengatakan sesuatu apapun yang aneh. Saya hanya menjawab dengan senyuman canggung dan memberikan persetujuan gumaman. Tentu saja itu akan melukai harga diri saya demi menarik perhatian Sovieshu. Dan terus terang, saya tidak bisa mempercayai ramuan itu sendiri. Grand Duke Kapmen meyakinkan saya bahwa ramuan itu baik-baik saja, tetapi pasti ada alasan mengapa saya tidak bisa mendengarkan komentarnya. Selain itu, tes mengendus sederhana tidak bisa serta merta memberikan informasi sedetail itu.

Apakah wajah saya menunjukkan tanda-tanda ketidakpercayaan? Ketika saya mengulurkan tangan untuk mengambil botol ramuan itu kembali, Grand Duke Kapmen malah menariknya kembali ke arahnya,

"Yang Mulia, Anda tidak percaya pada ku..." Seketika dia membuka tutupnya lalu melanjutkan,

"Aku akan membuktikannya kepada Anda bagaimana hasil dari ramuan ini."

"Tidak! Jangan... Anda tidak harus......"

"Tenang, aku punya penawarnya."

"Penawarnya? Apa maksud Anda?"

Sebelum saya bisa bertanya lebih mengapa dia memiliki sesuatu seperti itu, Grand Duke Kapmen menatap saya dan menenggak ramuan dalam botol tersebut. Mata saya menatapnya dengan penuh keheranan. Namun pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan seseorang masuk.

"Permaisuri?"

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang