Remarried Empress Chapter 57

107 2 0
                                    

Bab 57 – Duchess Tuvania (2/2)

Dia mengamati saya sejenak, tetapi saya tidak berpaling. Meskipun Pangeran Heinley telah memperingatkan saya bahwa Duke Elgy seperti boneka terkutuk yang hidup atau kisah hantu yang nyata, akan terasa aneh jika saya tiba-tiba menghindarinya. Itu hanya sesaat, tetapi saya merasa waktu telah melambat ketika pria itu tersenyum cerah dan mendekati saya.

Duke Elgy : "Yang Mulia, senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda."

Permaisuri : "Anda Duke Elgy Klaudia?"

Duke Elgy : "Anda langsung bisa mengenali saya?"

Itu adalah pertama kalinya saya bertemu dengannya, dia memang memiliki wajah yang sangat tampan dan tidak bisa dengan mudah dilupakan. Semua orang pasti mengenali jika ada pria disisi Rastha, selain sang kaisar, itu sudah pasti Duke Elgy. Dia pun berlutut dihadapan saya lalu mengulurkan tangannya. Saya meletakkan tangan ditangan nya dan dia memberikan kecupan lembut sebelum membiarkan saya pergi dengan bibirnya yang sedikit terangkat. Saya tersenyum seremonial dan segera melihat kearah Duchess Tuvania. Duke Elgy adalah seorang sosialita terkenal, jadi tidak mengherankan jika Duchess Tuvania juga mengundangnya ke pesta. Tapi yang lebih anehnya dia turut mengundang Rastha?

Namun begitu saya melihat raut wajah Duchess Tuvania, saya segera tahu bahwa dia tidak bermaksud kehadiran Rastha berada disini. Duke Elgy lah pasti yang membawanya sebagai rekannya. Faktanya terbukti dalam percakapan selanjutnya antara Duchess Tuvania dan Duke Elgy.

"Tidak pernah terpikirkan oleh ku bahwa Duke Elgy akan membawa Nona Rastha kesini."

"Yaaah... Ku pikir membawa Rastha ke pesta sosialita seperti pestamu akan membantu Rastha juga. Ini bukan masalah kan, nyonya?"

"Aku malu karena orang terkenal seperti Duke Elgy akan menyanjung ku."

Sementara keduanya bertukar sindiran yang menyamar sebagai salam, Rastha juga membungkuk ke arah saya, sementara saya meminum teh dengan diam tanpa kata. Tapi seketika saya sama sekali tidak bisa merasakan teh nya. Ya, itu karena Rastha. Kehadirannya sendiri membuat saya ingin segera angkat kaki. Namun jika saya terlihat menghindari Rastha secara jelas, itu akan menjadi gosip sosial diantara para bangsawan selama seminggu. Saya tidak ingin dibicarakan dalam kalimat yang sama dengan namanya. Jadi saya memutuskan untuk terpaksa tinggal dipesta sampai orang lain pergi.

Kekhawatiran saya bertambah setelah Duke Elgy menyelesaikan percakapan intimnya dengan Duchess Tuvania, duduk dihadapan saya dengan Rastha. Untungnya saya dan dia tidak memiliki kesempatan untuk bertukar kata. Para wanita bangsawan segera membuka obrolan mereka,

"Apakah kamu mendengar tentang Baron Riven?"

"Ya, ku dengar dia ingin anak haramnya menjadi penggantinya dan si baroness akhirnya menceraikannya kan?"

"Bukankah si baroness dari Kerajaan Chrome? Aku mendengar dia pergi dengan anak-anaknya dan kembali ke keluarganya disana."

"Bukan kah Baroness Riven adalah saudara perempuan Nona Alesia?"

"Apa yang dia lakukan sekarang?"

"Aku dengar sebelum tahun baru....."

Tapi ketika Duchess Tuvania berbicara tentang urusan Nona Alesia baru-baru ini, Rastha bertanya dengan suara yang rendah, "Siapa Alesia?" Pertanyaan itu tidak ditujukan kepada para bangsawan, tetapi Duchess Tuvania secara tidak sengaja bisa mendengar suara Rastha. Duchess Tuvania menggantung kalimatnya, sementara orang yang duduk disebelah Rastha menjawab dengan suara nakal,

"Dia adalah pendahulu Rastha."

"Pendahulu?"

"Dia pernah menjadi selir kaisar sebelumnya."

"Oooh..." Rastha membelalakan matanya dan mengerjap. Lalu dia melanjutkan bertanya,

"Jika saudara perempuan Nona Alesia adalah seorang baroness, apakah Nona Alesia aslinya seorang bangsawan?"

"Iya. Disebuah pesta dimana dia dan kaisar sebelumnya telah bertemu."

"Jadi bagaimana kabar Nona Alesia sekarang?"

Seolah-olah suasana telah disiram air dingin, semua orang berhenti berbicara dan memusatkan perhatian mereka pada Rastha. Beberapa memandang nya dengan rasa ingin tahu, yang lain dengan simpati, dan selebihnya dengan dendam. Orang yang menjawab Rastha tidak terlihat senang dan segera berkata, "Baiklah, jadi Nona Alesia, dia....." Dia terdiam mencoba untuk memilih kata-kata yang tepat.

"Aku dengar dia terpaksa pergi. Sayang sekali." Duke Elgy yang kini menjawabnya. Rastha nampak terkejut. Dia tersenyum ketika Rastha menatapnya, alisnya berkerut. "Kaisar cepat bosan dengan Nona Alesia. Dia memiliki waktu tersingkat sebagai selir kaisar dibanding dengan selir selir lainnya. Semuanya berakhir begitu cepat..." Tentunya Duke Elgy tahu bahwa itu bukanlah cerita yang baik untuk seseorang seperti Rastha. Namun dia benar-benar tenang sambil tersenyum saat dia menyesap tehnya.

Rastha mengedipkan mata besarnya. Dia kesal ketika saya pernah menyebutkan selir lain setelahnya. Itu pasti tidak pernah terpikirkan olehnya saat itu, tetapi sekarang dia dihadapkan dengan kisah seorang selir yang telah mengambil jalan yang sama dengannya dan memiliki akhir yang buruk. Rastha benar-benar membeku, dan beberapa bangsawan mengalihkan pandangan mereka kearah Rastha dengan rasa kasihan.

Saya pikir Rastha akan tetap bungkam, tetapi alih-alih tetap diam, dia dengan cepat menghapus keterkejutan diwajahnya dan berbicara. Wajahnya kini memerah,

"Ku dengar para bangsawan memiliki banyak kekasih. Sepertinya itu benar."

Semua orang terlihat bersimpati dengannya.

"Ada beberapa pasangan yang tidak memiliki kekasih lain."

"Ya, tidak banyak yang seperti Countess Eliza."

"Pernikahan politik lebih merupakan norma."

Rastha mengangguk satu per satu dari kata-kata mereka dan membalas dengan senyuman.

"Benar, tentu saja... Sebenarnya Rastha sangat terkejut ketika mendengar bahwa Duchess Tuvania memiliki 5 kekasih. Tetapi sekarang setelah Rastha mendengar bahwa hal itu wajar, Rastha merasa seperti sedang melalui dunia yang baru."

Kali ini ada gelombang keheningan. Mulut semua orang terbuka, mata mereka membelalak dan saling bertukar pandang. Bahkan garpu Duchess Tuvania berdenting dipiringnya.

"Ah..." Rastha memerah, menutupi mulutnya dengan tangan nya.

Duchess Tuvania menatap Rastha dengan tajam. Rastha merasa seperti dalam masalah.

"Apakah itu sesuatu yang tidak boleh ku katakan? Maafkan aku..."

"Itu bukan sesuatu yang harus kamu katakan karena itu hanya omong kosong yang konyol, Nona Rastha!" Suara Duchess Tuvania sama berbahaya nya dengan es tipis. Rastha berulang kali meminta maaf, tetapi wajah sang bangsawan itu tidak juga melembut.

"Maafkan aku, nyonya. Nona Rastha tidak terbiasa dengan etiket bangsawan. Jadi dia hanya mengulangi apa yang dia dengar." Ketika Duke Elgy memihak Rastha lagi, Duchess Tuvania akhirnya berdiri.

"Aku merasa tidak tahan bahwa ada dua orang yang begitu kasar sehingga mereka bahkan tidak bisa mematuhi tata krama! Terutama kamu, Duke Elgy. Jika kamu ingin membawa seseorang yang bahkan tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap, kamu harus mengajarinya sedikit kepura-puraan. Kekasaran lebih buruk daripada kepura-puraan!"

"Oh, apakah kamu marah?"

"Iya! Pesta hari ini berakhir disini. Aku sungguh minta maaf telah membawa Anda ke acara yang aneh seperti ini, Yang Mulia."

The Remarried Empress (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang