"Fanohh, akuhh mau keluarhh hhh ahhh"
"Bareng, sayang"
Dalam pangkuannya Karin memeluk tubuh Gefano erat sambil pantatnya yang terus bergerak naik turun, merasakan kenikmatan tak tertandingkan terlebih ketika lubang vaginanya menyempit merasakan bagaimana penis Gefano mengembung di dalamnya
"Fanohh"
Tangan Gefano bergerak membantu sang kekasih untuk mempercepat irama hentakannya hingga
"AAKKHH FANOO!!"
"KARINHH"
keduanya terengah merakan kehangatan yang menjalar terutama Karin yang jelas merasakan bagaimana sperma kekasihnya menyembur dengan keras masuk ke dalam rahimnya
Keduanya masih dalam posisi yang sama, Karin yang duduk di pangkuan Gefano tanpa melepas penyatuan mereka
Sudah dia minggu sejak mereka menyatakan bahwa mereka saling mencintai, sudah dua minggu sejak mereka rutin melakukan hubungan intim di ruang kerja Karin, jangan heran karena hanya di sini mereka bisa memiliki waktu intim berdua
Wina masih dirawat di rumah sakit, dan selama itu juga tidak pernah ada kecurigaan mengingat Gefano selalu berdalih ada banyak hal yang harus dia rundingkan dengan Karin sebagai seorang dokter yang bertanggung jawab
Gefano mengusap punggung Karin yang masih betah memelukinya
"Sayang?"
Karin menjauhkan tubuhnya, menatap Gefano sendu "Wina besok udah boleh pulang.." jemari lentiknya bergerak bermain asal membuat sebuah gambar di dada bidang kekasihnya "... berarti kita bakal jarang ketemu lagi"
Gefano ingin sekali tertawa, setelah dua minggu kembali bersama, Karin benar-benar kembali seperti Karinnya yang dulu, yang benar-benar manja dan tidak ingin jauh darinya
"Gak jarang, kan Wina udah buat janji kontrol sama kamu seminggu sekali yang mana itu artinya aku juga bakal ikut dan ketemu kamu"
"Ketemu doang mana puas, kan aku maunya kamu jengukin adek"
Gefano akhirnya tertawa gemas, tak tahan melihat betapa menggemaskannya wanita hamil dalam pangkuannya
"Sayang, dengerin aku, ini bukan masalah besar, aku udah mikirin ini selama 2 minggu terakhir"
"Apa?"
"Aku bakal tinggal di apartemen kamu"
Karin membulatkan matanya terkejut, jujur dalam hati dia sangat senang dengan apa yang Gefano katakan, tapi sebagai seorang dokter nalurinya bergerak
"Gak bisa, Fano. Kehamilan Wina itu rawan banget, dia ada indikasi gagal fungsi ginjal juga loh kemarin, kamu lupa? Gak bisa kamu tinggal di apartemen aku kalau ninggalin Wina kayak gitu"
Gefano diam beberapa saat
"Well, kalau gitu kenapa gak kamu aja yang tinggal bareng aku dan Wina?"
Refleks Karin memukul pelan pundak kekasihnya "Kamu gak bisa lebih gila dari ini?"
"Gak gitu, kan kamu sendiri yang bilang kalau keadaan Wina rawan, ada baiknya kamu jadi dokter pribadi dia di rumah, iya kan? Since kamu dokter tetap di sini, aku bisa ngajuin permintaan nanti cuma sampai Wina lahiran baru setelahnya kamu bisa kerja kayak biasa lagi"
dan setelahnya Karin tersenyum mendengarnya "Aku kenapa gak kepikiran ya?"
Gefano hanya tertawa kecil sebelum kemudian kembali menarik tubuh indah kekasihnya dan memeluknya
"Ngomong-ngomong, Fan"
"Hm?"
"Kamu berdiri lagi ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗