Sudah seminggu sejak kepulangan Laura dari Jogja untuk mengisi kuliah tamu selama dua minggu, kalau ditotal sudah tiga minggu Laura dan Evan tidak saling bicara, atau tepatnya Evan yang sulit sekali dihubungi. Hari itupun Evan mengingkari janjinya untuk mengantar Laura ke bandara menyebabkan wanita itu nyaris saja ketinggalan pesawat karena terlalu lama menunggu dan berharap
Laura marah, tapi marahnya berubah jadi khawatir karena kenyataannya Evan sama sekali tidak bisa dijangkau. Telfonnya tidak pernah diangkat, minggu lalu saat akhirnya Laura kembali ke Jakartapun, ia tidak repot-repot menunggu besoknya dan langsung menghampiri apartemen kekasihnya yang terlihat kosong dan rapih, ia tanya resepsionis apartemen bahkan tetangga unitnyapun mengatakan bahwa Evan sudah sekitar dua minggu tidak di apartemennya
Laura bahkan nekat, pergi ke kantor Evan hanya untuk mendapati kabar bahwa Evan juga sudah dua minggu mengambil cuti. Selama ini Laura benar-benar tidak tenang, ia takut sekali kalau ada hal buruk yang terjadi dengan sang kekasih, ia hanya berharap bahwa entah di manapun Evan berada, pria itu hanya sedang memiliki kesibukan dan baik-baik saja
Setelah mendapati panggilannya yang tak diangkat, Laura menghembuskan nafas pelan, bangkit dari posisi duduknya untuk berdiri menyangga pinggangnya yang terasa akan patah menopang bobot tubuhnya yang membawa bayi berusia 37 minggu dalam kandungannya. Dengan agak lamban, Laura berjalan menuju lift turun ke lantai satu sebelum kemudian berjalan sambil sesekali membalas sapaan mahasiswa, menuju gedung lain untuk mengajarkan materinya. Mencoba untuk tetap bekerja profesional meski tak dipungkiri bahwa pikirannya penuh dan gelisah akan keadaan Evan saat ini
Sementara yang dikhawatirkan baru saja memarkirkan mobilnya di pelataran tempat parkir kampus, menarik rem tangan kemudian menoleh menatap Reya yang kini sedang melepas seatbelt-nya
"Sayang"
Merasa dipanggil, Reya menoleh menatap Evan yang tampak sangat khawatir "Kamu beneran gapapa sendiri terus pulang juga sendiri? Aku khawatir banget, gak tenang aku ninggalin kamu sendiri setelah waktu itu aku liat kamu sakit kayak gitu"
Saat itu, saat Reya pingsan dan mengalami pendarahan adalah hal paling menakutkan untuk Evan, terlebih dokter mengatakan bahwa Reya kelelahan dan ada infeksi di bagian dalam karena terlalu sering berhubungan badan, dan Evan sepenuhnya menyalahkan dirinya
Reya tentu saja lelah karena pertunangan mereka sebagian besar di siapkan olehnya seorang diri, meski terkadang orang tua membefi bantuan, tapi Reya lebih sering bekerja dengan mandiri, menyiapkan segalanya dan tak merasa keberatan karena dia tahu Evan sendiri juga sibuj dengan kerjaannya. Pertunangan ini sendiri adalah acara mereka berdua, tapi Evan dengan bodohnya malah membiarkan Reya yang sedang mengandung anaknya menyiapkan segalanya sendirian, belum lagi wanita itu harus melayani nafsunya yang menggebu-gebu
Sejak saat itu Evan merasa bersalah daj bertekad tak akan pernah meninggalkan Reya lagi sendirian, sepakat juga atas persetujuan orang tua keduanya bahwa Evan akan mulai tinggal di satu apartemen yang sama dengan Reya. Karena alasan itu juga Evan tidak rela membiarkan Reya ke kampus sendirian, dengan baju kebesarannya
"Gapapa, kak, lagian aku juga cuma sebentar, aku di sini kan cuma buat ujian duluan biar minggu depan aku udah bisa ambil cuti. Kalau kamu ngotot nemenin gimana? Ujian aku ga selesai-selesai yang ada, lagian kamu kan juga hari ini ada pelatihan, kan? Papa ngasih tau aku"
Evan membuang nafasnya kesal sementara Reya hanya terkekeh "Gapapa ya, kak. Percaya deh, aku sama anak kita bakal baik-baik aja, okay?"
Tidak ingin mendengar ocehan Evan lagi, Reya langsung membuka pintu mobilnya, menyempatkan diri untuk mencium pipi kekasihnya sebelum keluar dari sana
Di saat yang sama, Laura sambil menenteng tas laptopnya berjalan pelan menelusuri koridor lantai satu, melewati lahan parkir fakultas hukum dan langkahnya terhenti ketika matanya menangkap mobil Evan di antara mobil-mobil dosen dan mahasiswa yang lain. Laura baru saja akan melangkah dengan senyum lebarnya ketika tahu-tahu pintu penumpang depan terbuka dan Laura terhenyak di tempatnya melihat seorang perempuan keluar dari sana
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANCY STORIES
RomanceJust a collection of stories about pregnancy and various relationship.. ⚠️Cerita aneh, gak masuk akal. Liat tags sebelum baca❗