RYAN & BELLA - end

15.3K 199 28
                                    

Ryan menatap botol kecil dalam genggamannya dengan lekat, sudah sekitar 10 menit sejak pria itu selesai menyiapkan sarapan untuk Bella, namum dirinya masih berada di dapur merasakan sesak ketika ia harus segera melaksanakan apa yang Rahel minta

Dengan tangan gemetar, pria itu menuangkan senua cairan bening ke dalam gelas berisikan air putih, cairan itu menyatu dengan baik membuat siapapun yang melihatnya tidak akan tahu bahwa ada racun mematikan di sana

Ryan menarik nafas dalam, menghembuskannya, ia harus melakukannya atau dia akan kehilangan segalanya, bukan hanya salah satu, tapi semuanya. Jadi, berusaha memantapkan hati, pria itu membawa nampan berisikan bubur dan air putih itu naik ke atas untuk diberikan kepada kekasihnya

Ryan membuka pintu kamar Bella menyaksikan bagaimana wanita itu yang entah sejak kapan bertelanjang dada tengah nemeluk kedua putra mereka yang kini tengah tertidur pulas dalam dekapannya

Mendengar pintu dibuka, Bella mendongak tersenyum menatap Ryan yang meletakkan sarapannya di atas nakas kemudian duduk di tepian ranjang di sisi kaki Bella yang terulur agar bisa melihat wajah cantik wanitanya dengan jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar pintu dibuka, Bella mendongak tersenyum menatap Ryan yang meletakkan sarapannya di atas nakas kemudian duduk di tepian ranjang di sisi kaki Bella yang terulur agar bisa melihat wajah cantik wanitanya dengan jelas

"Tadi mereka nangis, kayaknya lapar, aku coba susuin tapi aku masih belum terbiasa, masih agak kagok buat posisiin mereka buat nyusu, jadi sekalian aja aku buka semua atasan aku--" Bella mulai cerita "-- pas dibuka dan aku coba nyusuin malah tiba-tiba diem, kirain laper ternyata emang lagi pengen dipeluk aja"

Wanita itu tersenyum memandang wajah kedua putranya dengan penuh kasih sayang

"Aku pernah baca kalau tempat ternyaman bayi-bayi itu di dada ibunya, selain karena hangat, aku pikir mungkin karena mereka bisa dengar detak jantung ibu mereka, 9 bulan lebih mereka di dalem perut, tentunya mereka pasti terbiasa denger detak jantung ibu mereka, makanya rasanya nyaman banget"

Ryan hanya diam memandangi Bella yang masih memandang wajah kedua putranya. Cukup lama Bella memandang kedua putranya sebelum tiba-tiba Bella mendongak menatap kekasihnya

"Ngomong-ngomong, kita belum kasih nama, kamu punya saran?"

Pria itu terdiam tersenyum tipis "Mungkin kamu udah mempersiapkan nama untuk anak kita?" ya dan karena Ryan merasa bahwa Bella lebih berhak, apalagi mengingat Ryan nyaris tidak memiliki kontribusi selama kehamilan wanita itu, hanya menyumbang sperma dan memberikan rasa kesepian mambuat Ryan merasa dia tidak pantas untuk memilihkan nama

Bella sendiri tersenyum mengangguk "Aku punya, Valeno dan Valerio--" wanita itu diam sejenak kembali menatap putra-putranya "-- artinya kekuatan, kekuatan karena mereka selalu jadi kekuatan aku sejak kehadiran mereka di dalam perut, mereka selalu jadi kekuatan aku di saat aku merasa bahwa dunia gak adil, dan yang terpenting mereka selalu jadi kekuatan ketika aku hampir nyerah--"

Wanita itu tersenyum penuh kelembutan sebelum kemudian wanita itu menoleh menatap Ryan yang kini tengah menatap anak mereka dengan tatapan bersalah dan Bella baru menyadari bahwa dirinya mungkin baru saja menyinggung perasaan pria itu

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang