EVAN & LAURA - 4 (18+)

8K 64 13
                                    

"Baik, kepada saudara Evan, dipersilahkan untuk keluar ruangan terlebih dahulu selagi kami tim penguji mendiskusikan terkait hasil penilaian sidang hari ini"

Evan menundukkan kepalanya, mengambil ponsel, melirik sekilas kepada sang kekasih yang duduk di samping beberapa penguji sembari tersenyum seolah memberitahu bahwa semuanya aman dan Evan membalasnya dengan senyuman tipis sebelum kemudian keluar dari ruang sidangnya untuk menunggu hasil apakah ia diluluskan atau tidak

Evan sendiri yakin 100% persen bahwa dirinya akan lulus, terima kasih kepada sang kekasih, Laura, yang rupanya diam-diam menyelesaikan skripsi dan pptnya, Laura bahkan dengan sukarela memberikan gambaran pertanyaan sidang yang umum ditanyakan oleh 3 dosen terpilih yang menjadi pengujinya di mana hal itu sedikit mengejutkannya karena rupanya 90% gambaran yang Laura berikan adalah pertanyaan yang ia terima hari ini, karena itu sidangnya berjalan dengan lancar, Evan bahkan sama sekali tidak menerima kritikan, ia mendapat pujian karena menjawab soal dengan tepat dan pujian penuh atas kerapihan tulisan dan ppt yang ia buat

Pria itu menunggu dengan santai sebelum tiba-tiba suara hentakan sepatu yang beradu dengan lantai mengalihkan perhatiannya dan matanya membulat melihat Reya di sana berlari membawa bunga di tangannya dan segera menarik Evan untuk memeluknya, hanya sebentar karena pria itu segera melepasnya

"Kamu ngapain ke sini astaga.. pakai acara lari segala, kalau jatoh gimana, Rey?" yang dimarahi hanya memasang wajah cerianya "Aku buru-buru, kak, aku merasa bersalah banget ga bisa nontonin kamu sidang karena hari ini full, jadi pas ada waktu sebentar aku lari ke sini, seenggaknya pengen liat kamu buat ngasih kamu semangat dan selamat--"

Wanita itu berjinjit untuk mengecup bibir prianya dan tersenyum "--selamat ya, sayang, akhirnya kelar juga semuanya, we're so proud of you. Kamu mau hadiah apa?"

Tidak langsung menjawabnya, Evan mendekatkan wajahnya menatap Reya dengan nyaris tanpa jarak "You" Reya terkekeh mendengarnya menatap kekasihnya "Udah ketebak, pasti itu jawaban kamu"

Evan tertawa menarik pinggang ramping Reya membuat tubuhnya saling menempel, berniat untuk melumat bibir wanitanya sebelum tiba-tiba ruang sidangnya terbuka, refleks Evan sedikit mendorong tubuh kekasihnya menatap canggung pada Bu Desi -salah satu dosen pengujinya- yang beruntungnya tidak sempat melihat bagaimana keduanya hampir saja saling memadu kasih bertukar saliva di sana

"Evan, silahkan masuk kembali"

"Baik, bu"

Desi kembali masuk ke dalam ruangannya sementara Evan menatap kekasihnya "Aku masuk dulu ya?" dan dibalas anggukan kecil oleh wanita itu "Hm, aku juga ada kelas, aku pergi dulu ya, sekali lagi selamat, kak, i love you"

"I love you more"

Dan setelahnya Reya berbalik begitupun dengan Evan yang kembali masuk mendapati wajah cerah 3 dosen penguji dan Laura yang duduk sebagai dosen pembimbingnya. Bu Desi yang merupakan ketua penguji sidangnya tersenyum menjadi pembicara yang mewakili penguji lainnya

"Sebelum saya menyampaikan hasilnya, saya mau mengapresiasi semangat kamu dan tanggung jawab kamu dalam menyelesaikan skripsi kamu yang mengesankannya adalah nyaris sempurna dan benar-benar bagus, dari mulai tata bahasa ilmiah, pembahasan, bahkan termasuk sesi tanya jawab--" kemudian wanita paruh baya yang bernama bu Desi itu menoleh tersenyum menatap Laura yang duduk di sampingnya

"-- dan tentunya bu Laura yang juga berhak dan pantas mendapat apresiasi tinggi untuk membimbing dengan baik, bahkan di tengah kondisi berbadan dua tetap bisa memberikan performa terbaik dalam membimbing hingga menyukseskan mahasiswanya--"

Laura tersenyum sebagai respon sebelum kemudian Desi menarik secarik kertas menatap Evan tersenyum

"-- jadi, atas dasar kesepakatan bersama, dengan senang hati saya menyampaikan bahwa anda dinyatakan telah berhasil memenuhi kriteria akademis dan persyaratan yang ditetapkan. Saudara Evan Gino Abraham dinyatakan lulus dan berhak menerima gelar Sarjana Hukum. Sekali lagi saya ucapkan apresiasi tinggi untuk semangat yang anda punya dan semoga sukses ke depannya"

PREGNANCY STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang